Pandji muncul dari balik gorden. Dia tampak cerah, tersenyum lebar. Suasana pecah. Anak-anak segera mengeluarkan handphone. Fitur kamera dan video recording dibuka. Mereka siap-siap merekam acara ini. Lumayan untuk dijadikan status WhatsApp ataupun konten Tiktok.
Memang ada yang sedikit aneh, Pandji yang hadir tampak lebih pendek dan kurus. Tapi tidak ada yang peduli. Yang penting mereka akan terhibur, tertawa dan bisa membuat konten Tiktok.
Anak-anak tertawa mendengarkan jokesnya Panji. Tapi jokesnya agak garing. Tampak seperti bukan Pandji.
Besoknya, konten Pandji mengisi ulang tahun Arthur dan Robin menjadi trending di sekolah mereka berdua. Yang tak disangka-sangka lagi, ternyata kontennya viral. Banyak komentar dari netizen yang masuk.
"Kocak ya Pandji ..."
"Wkwkwk ..."
"Pandji bisa juga ya ngisi acara ulang tahun. Kayak badut..."
Komentar yang terakhir ternyata mengundang banyak likes dan komentar. Masalahnya, Pandji itu kan sudah terkenal dan biasa mengisi acara korporat, ko mau-maunya dia mengisi acara ulang tahun anak?
Dan melihat gelagat ini, detektif netizen mulai beraksi. Suara dianalisis, dibandingkan dengan suara Pandji yang diambil dari berbagai sumber, maksudnya spotify dan youtube. Hasilnya kemiripannya 78%.
Mereka menganalisa tinggi Pandji dengan membandingkan dengan tinggi anak rata-rata. Diperkirakan tinggi Pandji yang ada di acara ulang tahun hanya kira-kira 169 cm. Beda jauh dengan tinggi Pandji yang sebenarnya, yang mendekati 180 cm.
Yang lebih kreatif lagi, mereka menganalisa kemiripan wajah Pandji pengisi ulang tahun dengan wajah Pandji yang ada di Youtube dengan artificial intelligence. Hasil kemiripannya kurang dari 90%.