Mohon tunggu...
Dessy Amalya
Dessy Amalya Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

a writer who loves imagining and creating a story

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

It's Ridiculous!

18 Juni 2012   07:28 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:50 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku beranjak dari tempat tidurku dan berjalan mendekati meja rias yang letaknya tidak begitu jauh dari tempat tidurku. Kupandangi wajahku dengan begitu seksama. Cukup lama aku duduk berdiam diri di depan cermin tanpa melakukan apa pun membuatku jengah, kuputuskan untuk berjalan ke luar kamar dan menuju ruang tengah.

Kubanting tubuhku ke atas sofa dan lalu menghidupkan televisi. Dan tiba-tiba saja aku dikagetkan oleh sesuatu yang sangat keras berdering tepat di samping sofa tempatku merebahkan tubuhku.

Aneh, siapa yang menelepon di tengah malam seperti ini?

Kubiarkan dering telepon itu terus berdering hingga meninggalkan bunyi bip dan masuklah pesan suara dari seseorang di seberang sana.

"Hei, Adina! Ini aku Joan. Hahaha... aneh sekali ya aku ini? Untuk apa aku meneleponmu di tengah malam seperti ini? Pasti bunyi telepon apartemenmu sangat mengganggu tidurmu, bukan? Yah, maafkan aku jika memang aku ini mengganggumu.... Hmm... entahlah, Adina. Entah mengapa jemari tanganku bergerak dengan sendirinya memencet nomor teleponmu. Mungkin karena aku sangat merindukanmu saat ini... hahaha... ya, mungkin. Entahlah, Adina.... Ah! Ya, memang benar begitu, Adina... aku sangat merindukanmu, bahkan amat sangat merindukanmu... I just can't stop thinking about you, Adina... wherever... and whenever I am... I always think about you... and since the day I met you... I've fallen in love with you, Adina... I know it sounds weird. But, that's the fact, Adina... sudah lama aku memendam perasaan ini, hmm... mungkin kurang lebih sudah sepuluh tahun lamanya, hahaha... bodoh sekali ya aku ini memendam perasaan selama itu? Well... aku tidak bisa terus-menerus membohongi perasaanku sendiri... ik hou van je-aku mencintaimu, Adina."

Bip....


rewrite from my blog: http://dessyaiueo.blogspot.com/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun