Mohon tunggu...
Dessy Try Bawono Aji
Dessy Try Bawono Aji Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasianer Pemula

Pepatah bilang : life begin at forty, maka boleh dibilang saya ini sedang menjemput hidup. Dan karena masih lajang, bolehlah sekalian menjemput jodoh. Sebagai seorang lelaki berperawakan sedang dengan kulit sawo matang khas ras nusantara yang sedang gemar menulis, tentulah pantang menyerah untuk belajar dan terus belajar. Sebagaimana nenek moyangku yang seorang pelaut, kan kuarungi pula luasnya samudera. Samudera ilmu, samudera kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menguak Misteri Lukisan "Jaran Kepang" karya Soemaryo Hadi

19 Februari 2020   15:29 Diperbarui: 19 Februari 2020   15:26 557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Uniknya tarian Jaran Kepang itulah yang menarik pelukis kawakan Sumaryo Hadi hingga memutuskan untuk menjadikan Jaran Kepang sebagai tema-tema dalam lukisannya. Om Maryo cerita kalau mulai ngambil tema Jaran Kepang semenjak tahun 1994. Pelukis kelahiran Pati, 16 Juni 1959 ini begitu terilhami oleh filosofi Jaran Kepang yang menurutnya mengandung makna yang sangat dalam.

"Jaran Kepang adalah sebuah seni pertujukan yang sebetulnya mengandung perlambang yang menuturkan nasehat penting dalam kita menjalani hidup".

Begitu katanya dalam obrolan kami di sebuah rumah tua bekas rumah dinas pegawai PJKA yang kemudian disulapnya menjadi studio dan diberi nama "Train Art Studio". Rumah tua yang berdiri sejak 1918 ini nuansanya juga mistis, sering merinding sendiri Ane beberapa kali di mari gan !

"Kuda adalah perlambang nafsu manusia, dikepang atau dianyam lebih pada makna diatur dengan rapi (ditata), sedangkan orang yang menungganginya adalah perlambang kesadaran diri untuk mampu mengendalikan nafsu tersebut".

Lanjut keterangannya lagi, kondisi trans yang dialami oleh para penari itu melambangkan kondisi manusia yang belum matang jiwanya, cenderung menuruti hawa nafsunya tanpa terkendali, menerjang berbagai resiko tanpa berpikir secara bijak.

"Jadi dalam menjalani kehidupan, nafsu itu tidak perlu lantas dihilangkan, melainkan cukup ditata atau diatur. Jika tidak, ya hidup kita akan menjadi brutal, tak terkendali, merusak diri sendiri dan akan merugikan lingkungan di sekitar".

Filosofi Jaran Kepang yang sudah dipilihnya menjadi tema ini kemudian mewujud menjadi 50 lebih karya lukis, baik yang berbentuk sketch maupun lukisan bergenre realisme ekspresionis bernuansa etnik. Lukisan-lukisan bertema Jaran Kepang ini selalu menjadi andalan dalam pameran-pameran yang diikutinya sejak tahun 1994.

dokpri
dokpri
Jaran kepang hanya salah satu dari sekian banyak kesenian tradisional yang menyimpan filosofi yang menarik buat dikaji. Masih ada segudang seni tradisional yang penuh misteri, mengundang tanya tentang maksud tersembunyi di balik pembikinannya. Asyik juga menguak misteri dari sebuah karya seni, malahan bisa kita dapati filosofi-filosofi yang bisa menyederhanakan kegalauan dalam memaknai perjalanan hidup. Saya kira lebih bermanfaat daripada membahas teori-teori konspirasi yang cuma bikin cemas tanpa kesimpulan yang jelas. Demikian juga pembahasan tentang misteri-misteri alam lain yang tak pernah bisa memuaskan rasa penasaran dan sepakat pembenaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun