Mohon tunggu...
Desri Yana
Desri Yana Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa Universitas Maritim Raja Ali Haji

Mahasiswa Universitas Maritim Raja Ali Haji

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kritik Sastra Mengenai Film Dikta & Hukum

7 Desember 2022   00:36 Diperbarui: 7 Desember 2022   00:40 2964
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

karya: Desri Yana Ranap Lumbantoruan

NIM: 2003010050

Dikta & hukum merupakan sebuah novel yang di filmkan, diterbitkan pada tanggal 30 Mei 2022. Novel Dikta & Hukum yang merupakan buku remaja karya Dhian Farah setebal 392 halaman. Tayang sejak tanggal 29 Juli 2022 dan terdiri dari 10 episode, serial Dikta & Hukum tayang setiap hari Jumat dan Sabtu pukul 18:00 WIB di WeTV.

Novel Dikta & Hukum bercerita tentang tokoh bernama Dikta yang merupakan seorang mahasiswa hukum tingkat akhir di salah satu Universitas terkenal dan ternama dan Dikta termasuk mahasiswa cerdas dan aktif. Dikta digambarkan sebagai tokoh yang sempurna dan idaman para wanita, yakni pintar, baik, rajin, penyayang, dan berparas ganteng pula. 

Nadhira adalah siswi Sekolah Menengah Atas kelas 12 yang memiliki karakter mager dan pemalas namun percaya diri. Berbanding terbalik dengan Dikta yang memiliki sifat dingin, disiplin dan serius, sedangkan Nadhira adalah siswi yang ceroboh dan malas belajar menyebalkan tetapi lucu. Oleh karna itu, Nadhira sering meminta bantuan kepada Dikta untuk mengajarinya dan membantu mengerjakan tugas sekolah dan menyogok Dikta dengan kue buatannya.

Novel Dikta & Hukum bercerita tentang Dikta dan Nadhira yang sejak kecil sudah bersahabat seperti kakak dan adik bahkan kedua orang tua mereka pun sudah bersahabat. Keduanya justru terjebak dalam perjodohan yang sudah dilakukan orang tua masin-masing. Sebelum ayah Dikta meninggal mereka sudah menjodohkan anak mereka, padahal Nadhira sudah memiliki pacar sedangkan Dikta sempat memiliki pacar, meskipun diselingkuhi. Dikta dan Nadhira sepakat untuk tidak mengikuti keinginan orang tuanya dan membuat suatu perjanjian.

Dikta mengidap penyakit gagal ginjal sejak kecil dan harus rutin cuci darah, yang menyebabkan umurnya diperkirakan tidak akan lama lagi. Tetapi Dikta dan Ibunya sepakat untuk menyembunyikan penyakitnya dari siapapun termasuk Nadhira. Dikta sangat dipercaya oleh orangtua Nadhira untuk menjaga dengan baik. 

Sehingga Dikta mempunyai banyak kesempatan untuk bertemu dan melindungi Nadhira, padahal Nadhira sudah mempunyai pacar yang satu sekolah dengannya, Bernama seno. Seno lama-lama merasa terganggu dengan kehadiran Dikta yang selalu muncul saat mereka sedang pergi berdua. Akan tetapi Seno tidak menyerah begitu saja, dan tetap bertahan untuk bisa terus Bersama Nadhira. Namun Nadira merasa dilema dan tidak enak kepada Seno hingga akhirnya putus.

Peran itulah yang mengawali kisah percintaan keduanya dimulai. Tarik ulur dari kisah percintaan yang rumit,  Semakin bertambahnya waktu dan semakin sering pula Nadhira menghabiskan waktu Bersama Dikta, walaupun terkenal kaku namun karakter Dikta pada Nadhira tidak menunjukan hal tersebut. 

Dikta cenderung perhatian dan hangat kepada Nadhira, bahkan dengan sigap mau menjadi guru les Nadhira untuk membantu masuk ke perguruan tinggi. Seiring berjalannya waktu perasaan Nadhira berubah lebih dari sekedar menganggap Dikta seorang kakak. 

Ternyata bukan hanya Nadhira melainkan Dikta sudah lebih dulu menyimpan perasaan kepada Nadhira. Dikta tidak berani mengungkapkan perasaanya karna ia sadar dia  mengidap penyakit Ginjal dan diprediksi memiliki hidup yang tidak lama lagi .Dikta akan mulai terungkap, sampai akhirnya kisah keduanya tidak direstui oleh Tuhan dan alam semesta. Penyakit Dikta semakin lama semakin parah dan sering kambuh,ia sadar harapan untuk Dikta dapat bertahan hidup sangat tipis.

Kelebihan: Menurut saya, kelebihan dari novel Dikta & Hukum ini cukup banyak. Mulai dari cover buku, pemilihan gradasi warna yang tepat membuat cover buku menjadi enak dipandang, kemudian terdapat gambar laki-laki dan perempuan yang seolah- olah sudah bisa menggambarkan isi dari novel ditambah desain cover yang begitu unik dan enak dipandang.

Novel Dikta & Hukum ini mengajak kita lebih banyak bersyukur diberi kehidupan yang sehat karna kita tau Kesehatan itu mahal dan penting. Meski Dikta pintar, kaya, perhatian, rajin, baik,ganteng namun takdir tidak berpihak pada dia yang umur  Dikta tidak lama. Novel ini juga membuat kita jangan mudah menyerah seperti Dikta yang memperjuangkan hidup dengan menjalankan kemotrapi atau cuci darah demi bertahan hidup bersama ibu dan orang sekitarnya. 

Novel Dikta & Hukum juga mengangkat kurang memperhatikan atau mengabaikan kesehatan  diri sendiri terutama anak muda. Persahabatan antara Dikta dan teman-temannya patut ditiru. Selain itu, penulis menyisipkan banyak amanat dari kisah para tokoh, seperti sifat bersyukur, pantang menyerah yang bisa pembaca tiru dari Dikta.  Endingnya  berakhir dengan cukup jelas sehingga pembaca paham  dan  tidak digantung. 

Daya Tarik dalam novel Dikta & Hukum adalah UUDN yakni singkatan dari Undang-undang Dikta dan Nadhira yang berisi seperti berikut:

  • Pasal satu, Dasar hukum perjodohan yang mengikat Dikta dan Nadhira.
  • Pasal dua, Memuat perihal Keduanya tanpa sadar saling menghindar agar tidak jatuh cinta satu sama lainnya.
  • Pasal tiga, Menjelaskan kedua belah pihak terhukum dengan jatuh cinta yang tak dapat mereka hindari (takdir).
  • Pasal empat, Ketentuan umum keduanya sepakat untuk menjadi kekasih yang saling mencintai dan menyayangi.
  • Pasal lima, Kewenangan absolut Semesta menentukan akhir dari cerita yang mereka yakini akan abadi meskipun akhirnya semesta tidak mengizinkan .

Kekurangan: Novel Dikta & Hukum terdapat pada penokohan dalam novel yang terlalu sempurna atau posisinya yang kurang tepat dan membuat novel terasa berlebihan. 

Alur cerita mudah ditebak, dari kejadian apa yang akan terjadi sampai adegan selanjutnya dalam film juga mudah di tebak. Selain itu, ada adegan Dikta yang terlalu berlebihan seperti Dikta nyamperin Nadhira untuk  meminta maaf  didepan pintu kamar Nadhira, yang seharusnya  Dikta memiliki cara lain yang lebih baik atau keren untuk meminta maaf.  Tanpa harus mendramatisir cerita karena pada dasarnya pembaca sudah mengetahui letak ketragisan di dalam hidup Dikta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun