Â
SAJAK Â DALAM Â LAMUNAN
Aku seorang gadis kecil
 Berdiri di atas khayalanku
Memikirkan tentang kesedihan yang selalu kupendam
Insan kecil ini belum faham
Tentang gelombang besar yang datang dari segala arah
Diri yang hanya ingin dimengerti tanpa mengerti
Hanya ingin menjalani kehidupan layaknya manusia pengangguran
Yang selalu dilingkupi rasa penasaran terhadap dunia
Namun tak pernah tergerak untuk mencari tahu
      Tidak memiliki tujuan setiap harinya
      Mungkin ada namun dikalahkan oleh rasa malas
      Yang sudah lama tertancap dihatinya
      Berbaring di ranjang sudah menjadi rutinitas
      Kadang keluar mencari angin sebagai formalitas
Kata-kata yang selalu terlintas di kepala
Selalu mengajakku untuk berdebat
Namun lebih memilih mengikuti alunan sendu
Untuk selalu bermelodi diatas keraguanÂ
Aku punya banyak waktu untuk menenangkan pikiran
Walau hanya dalam imajinasi
 Tentang orang tua yang rela berutang
Demi anaknya  sekolah di tengah dunia yang kejam
Ketika dunia mengabaikan, aku termenung
 Berpikir sejenak untuk menanggalkan masa burukku
Namun benakku bertanya melalui serpihan hatiÂ
Luka ini menganga lebar namun tak ada yang dapat melihat
Suara sakit ini sangat kuat tetapi tak ada yang dapat mendengar
 Dalam hati bertanya
Sebegitu tak terlihatnya kah aku?
Sebegitu padamnya kah lampuku?
Sehingga manusia-manusia itu tak pernah menanyaiku lagi
Jauh mata memandang
Pikiran tak pernah tenang
Kadang bimbang, kadang hilang
Sangat lelah namun tak ingin pulang
Takut mereka marah, takut mereka kecewa
Ku pejamkan mataku, kembali mengumpulkan niat
Untuk tetap bertahan walau sulit
        Membayangkan wajah penuh keringat itu
        Tak pernah mengeluh dalam kesusahannya
        Mereka ingat aku akan bergelar
        Demi masa depan yang lebih baik dari mereka
Aku berusaha mewujudkan cita-cita mereka
Aku berusaha membuat mereka tenang tentangku
Tak perlu kuberitahu susahku
Mendengar suara mereka, aku kembali kuat
Perjalananku masih panjang
Meski langkahku tertatih-tatih
 Diiringi gelak tawa orang yang ingin menjatuhkanku
Aku tidak perlu terlalu serius dengan penilaian orang
Kusikapi dengan biasa saja
Aku baru tahu bahwa tidak ada yang bisa diharapkan dari penilaian orang
Kubiarkan hanya Allah saja satu-satunya yang menilaiku
Meskipun mereka punya dalil belum tentu mereka paham dalil itu
Tuhanku...hanya kepada-Mu mereka kuserahkan
Aku kagum dengan semua aksara Tuhan di hidupku
Aku adalah penggemar atas semua yang kau perbuat
Kubiarkan Tuhan merangkai sebab Dia tahu skenario hidupku
Kupercaya Dia adalah sutradara terhebatÂ
Yang mengetahui bagaimana akhir kisahku nanti
Aku hanya perlu menjalani dan percayaÂ
Mukjizat-Nya nyata dalam setiap lika-liku episode hidupkuÂ
Sebab adegan Tuhan dalam perjalananku belum usai
        Jangan dulu merayakan putus asa
Masih ada hari baik yang belum kau temukan jenakanya
Jangan dulu lelah, yakin semua indah
Pejamkanlah mata, padanya kita berserah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H