Mohon tunggu...
DesoL
DesoL Mohon Tunggu... Penulis - tukang tidur

â–ªtidak punya FB/Twitter/IG dan sejenisnyaâ–ª

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cintai Dia untukku

27 November 2018   15:01 Diperbarui: 1 Desember 2018   09:15 1167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pic: deviantart.com

"Peluklah dia, sayang. Balas setiap cumbunya. Cintailah dia untukku."

Wanita itu mengikat rambut anak gadisnya, mengepangnya jadi dua. Disematnya beberapa kuntum bunga, menyerupai mahkota.

"Kau cantik sekali, pria itu pasti semakin tergila-gila padamu."

Tapi, aku tak ingin, Bu. Berkali-kali penolakan itu menggedor pintu hatinya, memanjat kerongkongan, lalu berlarian di atas lidahnya. Berkali-kali pula gagal melompati bibirnya. Sementara kabut menyelimuti matanya, meluruhkan sesak yang sedari tadi bergejolak dalam dadanya.

Plak!

"Sudah berapa kali Ibu katakan padamu, jangan menangis!"

Plak!

"Jangan lemah!"

Aluna, gadis yang namanya pernah mengisi larik-larik puisi, meringkuk di sudut kamar di bawah jendela yang terbuka. Barangkali ada kupu-kupu yang hinggap di pipinya, meminum air matanya.

Aku bukan boneka Ibu.  Aku berhak mencintai laki-lakiku sendiri, bukan laki-laki Ibu. Aluna meratap, memukul-mukul hampir sekujur tubuhnya. Aku jijik pada diriku sendiri.

Ping!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun