***
Kuturunkan kembali bakulku. Tidak biasanya anakku masih tertidur di hari yang sudah siang ini. Aku berlari memasuki rumah. Kudapati kamar anakku begitu gelap dan aku segera membuka jendela. Dan kulihat anakku tersenyum.
“Ibu, sekarang kita bisa makan daging gratis!” teriaknya girang.
Aku ternganga.
“Hentikan, Nak! Hentikan!”
Darah memenuhi wajahnya. Anakku tetap tersenyum sambil menggigiti lengannya sendiri.
“Daging itu enak sekali, Buk!”
Tubuhku lemas. Aku mendekat dan memeluknya untuk kemudian mulai menggigiti lenganku sendiri.
“Pagi ini kita sarapan daging gratis ya, Nak.”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H