Mohon tunggu...
Deslina RamadantiPandiangan
Deslina RamadantiPandiangan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi UINSU

Mahasiswi UINSU, jurusan Pendidikan Agama Islam

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Thibbun Nabawi dalam Tinjauan Kedokteran Modern

6 Agustus 2020   17:00 Diperbarui: 6 Agustus 2020   17:03 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Contoh lainnya dari thibbun nabawi yang menurut tinjauan kedoketaran modern seperti; keutamaan dari Habbatussauda, setelah ditinjau oleh kedokteran modern bahwa benar habbatusasuda memiliki banyak manfaat salah satu diantaranya dapat menymebuhkan penyakit kanker yakni penyakit yang mengerikan dan sulit untuk disembuhkan, dan berdasarkan hasil penelitian, dari beberapa penelitian vitro, in vivo atau keduanya berhasil menemukan bahwa jintan hitam mampu melawan penyakit kanker.

Perlu kita sadari bahwa sebenarnya, Islam sudah punya cara pencegahan dan pengobatan dari apa yang telah Rasulullah ajarkan kepada umatnya. Sehingga sangat disayangkan jika Thibbun Nabawi itu tidak kita laksanakan dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari, karena bahkan kedoketaran modern sendiri telah menjadikan thibbun nabawi sebagai upaya pencegahan dan pengobatan penyakit pada manusia.
Namun, tetap tidak bisa kita ingkari bahwa kedokteran modern juga memainkan peran dalam penyembuhan penyakit pada manusia, bahkan untuk meyakinkan manusia bahwa Thibbun Nabawi merupakan metode atau langkah-langkah yang dapat digunakan untuk pencegahan dan pengobatan penyakit dibutuhkan penelitian dari kedoketaran modern.

Dan perlu kita ketahui bahwa kedoketaran modern yang sudah berkembang sekarang ini merupakan ide-ide cemerlang dari ilmuwan muslim, oleh karenanya, antara Thibbun Nabawi atau pengobatan dengan kedokteran modern pun bukan sesuatu yang perlu untuk dipertentangkan karena hal itu sama saja dengan kita tidak menghargai jasa dari para ilmuwan muslim terdahulu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun