Mohon tunggu...
Deslina RamadantiPandiangan
Deslina RamadantiPandiangan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi UINSU

Mahasiswi UINSU, jurusan Pendidikan Agama Islam

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Thibbun Nabawi dalam Tinjauan Kedokteran Modern

6 Agustus 2020   17:00 Diperbarui: 6 Agustus 2020   17:03 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Thibbun Nabawi merupakan kalimat yang oleh sebagian besar umat muslim tidak asing untuk didengar, terutama  jika mereka adalah orang-orang yang bekerja di bidang kesehatan serta senang melaksanakan amalan-amalan sunnah Rasulullah. Namun pertanyaannya Mengapa berkaitan dengan kesehatan? Dan mengapa berkaitan dengan amalan-amalan sunnah? Hal ini karena, Thibbun nabawi ini sendiri merupakan segala hal yang bersumber dari Rasulullah yang menjadi petunjuk tentang pencegahan atau penyembuhan suatu penyakit, baik petunjuk itu berupa perkataan, perbuatan atau ketetapan.

Adapun definisi dari Thibbun Nabawi itu sendiri, sebagaimana menurut syekh Usamah Salim bin Ied al-Hilali hafizhahullah berkata, “Sesungguhnya, istilah thibbun nabawi dimaksudkan untuk semua petunjuk valid dari Rasulullah saw. Yang berkaitan dengan masalah pengobatan, yaitu ketika beliau berobat dengan masalah pengobatan, yaitu ketika beliau berobat dengannya atau beliau menggambarkan kepada orang lain, baik (bersumber dari) ayat-ayat Alquran maupun hadits-hadits yang mulia. Hal itu mencakup metode yang bersifat pencegahan (preventif) atau pengobatan (kuratif) yang dijelaskan atau dikabarkan oleh Rasulullah.

Motivasi beliau untuk berobat dengannya, atau wasiat beliau yang berkaitan dengan kesehatan manusia dalam berbagai kondisi kehidupan, baik berupa makan, minum, berpakaian, tempat tinggal, pernikahan maupun ajaran syariat yang berkaitan dengan perkara pengobatan atau pencegahan penyakit.” Dilansir dari buku Thibbun Nabawi: Tinjauan Syariat dan Medis karya M.Saifuddin Hakim dan Siti Aisyah Ismail.  Berdasarkan definisi tersebut lebih singkatnya bahwa Thibbun Nabawi adalah segala petunjuk atau penjelasan yang berkaitan tentang pencegahan atau pengobatan dari suatu penyakit baik yang bersumber dari Alquran maupun hadits-hadits.  

Penjelasan yang Rasulullah berikan kepada umatnya tentang pencegahan dan pengobatan terbagi menjadi tiga model: Pertama, penjelasan melalui lisan contohnya adalah perkataan Rasulullah tentang keutamaan habbatussauda. Kedua, penjelasan berupa tindakan atau praktik yakni, keterangan dari sahabat bahwa Rasulullah berbekam pada saat berpuasa atau melakukan ihram.

Praktik berbekam yang rasul lakukan sebenarnya juga dijelaskan secara lisan oleh beliau tentang keutamaan berbekam. Ketiga, penjelasan berupa taqrir atau persetujuan, yakni ketika para sahabat meruqyah seseorang yang tersengat kalajengking lalu para sahabat kemudian melaporkan kejadian tersebut, rasulullah menyetujui perbuatan yang dilakukan oleh para sahabat. Dan tentunya banyak lagi hal-hal yang ditunjukkan oleh Rasulullah sebagai bentuk pencegahan dan pengobatan suatu penyakit. Namun, yang menjadi tanda Tanya besar adalah “Bagaimana Thibbun Nabawi dalam persepektif kedokteran modern?”

Banyak orang yang menganggap bahwa jalan untuk menyembuhkan suatu penyakit adalah dengan menggunakan satu metode saja sudah cukup, padahal di dalam kehidupan  banyak hal yang dapat mendukung kesembuhan dari suatu penyakit yang diderita.  Seperti ketika seseorang terkena suatu penyakit yang perlu diperhatikan bukan hanya tentang obat apa yang paling mujarab dalam menyembuhkan penyakit tapi pola hidup yang mungkin tidak teratur perlu untuk diperbaiki, yang kemungkinan besar penyakit seseorang bisa lebih cepat sembuh apabila memperbaiki pola hidupnya. Baik pola makan, minum, berpakaian, pola tidur dan sebagainya.

Rasulullah telah mengajarkan kepada umatnya tentang pola makan, minum dan pola hidup lainnya yang baik. Sebagaimana pola makan yang diajarkan oleh Rasulullah, yang ilmu diajarkan oleh Rasulullah tersebut merupakan wahyu dari Allah yang sudah tentu itu adalah suatu jalan yang lurus yang mensejahterakan manusia dan sepatutnya kita meyakininya, adapun itu “Bahwa Rasul mengajarkan makan dan minum yang tidak berlebihan” sebagaimana Rasulullah Saw bersabdar;

“Hendaklah kamu makan, minum, berpakaian dan bersedekah dengan tidak berlebih-lebihan dan sombong” (HR Ahmad dan Abu Daud)
Allah SWT juga berfirman;

“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai berlebih-lebihan.” (QS. Al-A’raf: 310)

Sebagaimana yang dikutip dari siedoo.com bahwa kebiasaan makan yang berlebihan mengakibatkan otot perut merenggang. Efeknya perut harus diisi dengan lebih banyak makanan agar bisa merasa kenyang yang pada akhirnya menyebabkan obesitas, dan obesitas itu sendiri menimbulkan berbagai penyakit berbahaya lainnya.

Seperti yang dikutip dari buku “Obsesitas: sebagai factor resiko beberapa penyakit” yang ditulis oleh Misnadiarly dikatakan bahwa dari berbagai penelitian dari kedokteran modern dibuktikan bahwa obesitas dapat meingkatkan resiko timbulnya berbagai macam penyakit seperti kencing manis, gout, penyakit jantung coroner, penyakit saluran pernafasan seperti; emfisema, bronchitis, kronis, dan asma. Meskipun makanan yang kita makan sehat dan bergizi tapi tetap saja pola makan yang seimbang lah yang baik untuk tubuh. Rasulullah telah memberikan takaran yang tepat yakni: 1/3 untuk makan, 1/3 untuk minum dan 1/3 untuk bernafas.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun