Mohon tunggu...
Desi L S Septianti
Desi L S Septianti Mohon Tunggu... Freelancer - Full stay at home mom with 2 kiddos

Hanya seorang ibu rumah tangga yang ingin anak-anaknya tumbuh bahagia, sehat, sholeh, sholehah dan bisa menikmati hari-hari yang indah dan berkualitas setiap saatnya😘

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Yakin Kita Sudah Bahagia? Pernahkah Kita Bertanya Apakah Anak Kita Sudah Cukup Bahagia?

21 November 2019   22:22 Diperbarui: 23 November 2019   08:02 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber image : https://www.pinterest.pt/pin/448811919092504946/

"Kok kamu bete aja sih? Coba ayo cerita sama ibu kenapa"

"Boleh nangis, boleh bersedih tapi harus jelas kenapa".

Kadang kita sebagai orang tua memang gak mengerti sepenuhnya maunya anak. Terutama untuk anak-anak yang sudah memasuki usia SD. Saya disini memfokuskan tulisan pada usia anak 6 tahun keatas (usia SD dan atau TK B). Di usia Sekolah Dasar kelas 1 anak-anak belajar beradaptasi. Mengalami masa transisi dari yang tadinya belajar ala kadarnya di TK. Saat ini belajar dengan lebih serius di SD.

Di usia ini si anak harus sering diajak sharing, dibujuk untuk bercerita tentang perasaannya, tentang apa yang dirasakannya, tentang apa yang dialaminya. Karena kalau bukan si anak yang bercerita, kadang kita gak mengerti maunya si anak apa. Anak harus sudah mulai belajar terbuka dengan apa yang dirasakannya. Dan hal ini akan menjadi kebiasaan baik hingga anak remaja bahkan menjelang dewasa nantinya untuk terus bersikap terbuka. 

Pelan-pelan kita kasih pengertian tentang segala hal blablabla... dan katakan bahwa tidak semua yang diinginkannya bisa terwujud. Terkadang ada hal yang memang tidak bisa kita wujudkan. Tetapi bukan berarti anak boleh terus-terusan merasa sedih atau merasa unhappy ya. Sedih boleh, nangis boleh karena itu manusiawi. Yang gak boleh itu terlalu sering murung dan mengeluh. Sayang loh waktunya si anak jika hanya dihabiskan dengan perasaan yang unhappy seperti itu. So jangan lama-lama kalau bersedih ya kids!

Kita sebagai orang tua terutama ibu mewakili mas Menteri Nadiem. Mewakili kita semua. Mari kita sama-sama libatkan diri dalam character building / pembangunan karakter anak. Because character building is the most important thing than math, physic, language, chemistry and etc. (Pembangunan karakter adalah yang paling utama dan paling penting daripada matematika, fisika, bahasa, kimia dsb). Ini menurut saya sih ya dan bagi saya pribadi membangun karakter ini penting sekali. Jika kita sudah mulai bisa membentuk karakter anak, kedepannya akan lebih mudah dalam pembelajaran. Anak akan lebih mudah dalam menyerap dan menerima segala hal. Tentu saja pembangunan karakter ini dilakukan secara terus-menerus dan bertahap dari usia batita, balita, SD, SMP, SMA hingga kuliah dan seterusnya. 

Tugas orang tua adalah mendampingi, mendidik dan mengarahkan. Dan anak harus enjoy dalam segala hal. Kalau anak happy, insyaAllah semua yang dibelajarkan masuk. Dan ingat kalau anak selalu bahagia itu tandanya anak sehat. Ke badan juga bisa lebih fresh. Kebahagiaan anak adalah yang utama. So far kalo anak happy makan juga jadi gampang, badan juga sehat kan jadinya? Kualitas tidur juga jadi lebih baik. 

Ingat jangan paksa anak dalam segala hal atau dalam suatu hal (kecuali shalat dan ngaji ya jika sudah akil baligh). Biarkan dia belajar sendiri, kita hanya bertugas mengarahkan, karena semua anak itu hebat dengan kodrat dan fitrahnya masing-masing. Jika kita memaksakan anak dalam suatu hal, anak akan murung dan tertekan dalam mengerjakannya. Malah jadinya kasian, si anak merasa unhappy dan tertekan. Ini yang pernah saya alami sendiri, sejauh ini saya membersamai anak-anak. Bersama anak saya belajar setiap hari. Belajar tentang segala hal.

Pun dalam mengembangkan / membangun karakter anak ini, saya juga masih belajar banget. Karena dari hal terkecil kita harus tanamkan sejak dini. Sifat-sifat atau karakter-karakter baik pada anak ; seperti belajar mengakui kesalahan dan meminta maaf, bersikap jujur dan konsisten, pandai mengucap terima kasih, tidak berkata kasar, hormat terhadap orang tua dan terhadap yang lebih tua, membuang sampah pada tempatnya, ikut sabar mengantri, saling sayang antar sesama, menyayangi semua makhluk hidup (tumbuhan, hewan dan sesama), go green, hormat terhadap orang tua, belajar menerima perbedaan, berkata yang baik dan tidak kasar sama teman-teman. Intinya berakhlak baik dan masih banyak lagi. Hal ini tentunya tidak terlepas dari pelajaran tauhid sejak dini ya. Tentang konsep keimanan, tentang Pencipta alam semesta, tentang harus selalu berbuat baik terhadap semesta dan lain sebagainya.

Intinya sih hal-hal tersebut diatas adalah bagian dari good attitude ya dan para orang tua disini pasti sudah menyadarinya. Saya sih sangat concern sama good behavior (perilaku baik) ini. Entah kenapa berharap banget semoga anak-anak bisa memiliki good behavior. So, anak-anak harus menjadi anak yang bahagia terlebih dahulu, agar si anak mudah dilibatkan dalam pembangunan karakternya. 

Anak harus bahagia dalam belajar. Bahagia dalam keseharian. Bahagia dalam apapun. Bahagia dengan apa yang dikerjakannya. Kita harus mulai ajarkan mereka tentang sekitar. Tentang keadaan yang sebenarnya. Mulai belajar dan menyadari sedikit demi sedikit bahwa memang di dunia ini berbeda ; (Ada anak disable / disabilitas, ada anak orang berada (kelompok ekonomi atas), ada anak orang biasa (kelompok ekonomi standar) bahkan ada anak yang sangat kurang beruntung. And sorry to say, secara fisik ada anak kulit hitam, kulit putih, rambut pirang, rambut hitam, tinggi, pendek, berbeda, berjilbab, tidak berjilbab, ada masjid, gereja, pura, kuil, kelenteng dan lain sebagainya).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun