JAKARTA - Judi online semakin menjadi ancaman serius bagi generasi muda di Indonesia. Kemudahan akses dan iming-iming keuntungan instan menjadikan judi online sebagai “jebakan” bagi anak muda, mulai dari remaja hingga mahasiswa. Fenomena ini menimbulkan kekhawatiran, bukan hanya karena dampak finansial, tetapi juga karena pengaruh negatifnya terhadap mentalitas dan gaya hidup mereka.
Menanggapi krisis ini, Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid, baru-baru ini mengumumkan pemblokiran terhadap 187.000 situs judi online. Langkah ini menjadi salah satu upaya terbesar dalam membatasi akses masyarakat terhadap situs-situs berbahaya tersebut. “Kami tidak akan berkompromi dalam melindungi generasi muda dari dampak buruk judi online. Pemblokiran ini diharapkan bisa menjadi tameng bagi masyarakat,” tegas Meutya Hafid dalam konferensi pers, Rabu lalu (30/10/2024).
Meskipun sudah banyak situs yang diblokir, tantangan besar masih menghadang. Dengan kemajuan teknologi, situs judi sering kali mampu beralih ke domain baru atau menggunakan VPN untuk menghindari pemblokiran. Hal ini membuat para pemain judi online, termasuk anak muda, tetap bisa mengakses situs tersebut dengan mudah. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa aksesibilitas yang tinggi menjadi faktor utama mengapa banyak anak muda terjebak dalam praktik perjudian daring.
Salah satu remaja berinisial A (17 tahun) mengungkapkan bahwa awal ketertarikannya pada judi online dimulai dari iklan yang muncul di media sosial. Dengan modal kecil, ia tergiur untuk mencoba peruntungan. Namun, alih-alih mendapat keuntungan, ia justru terjebak dalam lingkaran hutang yang membebani keluarganya.
Selain menimbulkan dampak finansial, judi online juga berdampak pada psikologis anak muda. Mereka sering kali mengalami kecanduan, depresi, hingga stres yang berdampak pada prestasi akademik dan hubungan sosial mereka. Pengamat sosial dan pakar kesehatan mental mendorong pemerintah untuk mengiringi pemblokiran ini dengan edukasi digital yang lebih intensif, agar anak muda lebih memahami bahaya di balik perjudian online.
Langkah pemblokiran besar-besaran yang diambil oleh Menkomdigi Meutya Hafid tentunya menjadi langkah penting untuk mengatasi fenomena ini. Namun, kerja sama lintas sektor, mulai dari pemerintah, lembaga pendidikan, hingga komunitas digital, sangat dibutuhkan agar masalah ini bisa diatasi secara menyeluruh. Generasi muda perlu dilindungi, bukan hanya dari akses judi online, tetapi juga dari dampak psikologis yang ditimbulkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H