Mohon tunggu...
Desy Hani
Desy Hani Mohon Tunggu... Lainnya - Happy reading

Hi, you can call me Desy - The Headliners 2021 - Best in Opinion Kompasiana Awards 2023 - Books Enthusiast - Allahumma Baarik Alaih

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

"Low Profile", Tak Tampak namun Begitu Memikat

17 Agustus 2024   14:19 Diperbarui: 19 Agustus 2024   09:43 650
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Low Profile, Tak Tampak namun Begitu Memikat | Foto: Unsplash/Becca Tapert

Peradaban teknologi yang terus berkembang begitu pesat, bagaikan menciptakan dua dunia secara alamiah. Dunia nyata dan dunia maya, kini bagaikan sahabat. Semuanya tampak terasa begitu dekat dan akrab. 

Di saat dunia telah menyentuh kelahiran pada generasi alpha, interaksi di antara dua dunia ini bukanlah sesuatu hal yang tabu lagi bila dilakukan. 

Facebook, Instagram, X (sebelumnya Twitter), bahkan TikTok, merupakan saksi dari sekian banyak media sosial yang ikut andil di dalam peradaban dunia maya.

Bahkan, media sosial telah saling berlomba-lomba menciptakan inovasi baru, guna menarik perhatian para penduduk dunia nyata. 

Kehadiran dunia maya mampu menciptakan ruang tersendiri bagi para penghuninya untuk terus-menerus berkreasi. Semuanya bebas menuangkan karya apapun yang ingin dilahirkan. Meskipun demikian, para penghuninya harus tetap mematuhi peraturan dan ketentuan yang berlaku. 

Dunia maya dan dunia nyata | sumber: dailysocial.id
Dunia maya dan dunia nyata | sumber: dailysocial.id

Coba perhatikan secara seksama, keramaian di dunia maya juga disebabkan karena antusiasnya para konten kreator dari dunia nyata. Berbagai macam karya hadir dan berujung menjadi sebuah tren. 

Bahkan, aktivitas sehari-hari pun bisa dibungkus menjadi sebuah konten yang menarik mata para penikmatnya, seperti halnya tema "a day in my life". Konten dengan tema ini memiliki berbagai macam konsep. 

Ada yang berkaitan dengan pencapaian seseorang melalui aktivitasnya di dunia pendidikan, ditambah lagi dengan proses panjang di kesehariannya demi menggenggam prestasi dan karir impian. Jatuh bangun telah banyak dirasakannya. Tema dengan konsep ini, bisa menjadi konten motivasi. 

Ada pula aktivitas keseharian dengan membersihkan rumah. Terlihat sederhana, namun, menarik mata untuk meliriknya. Rumah yang bersih dan nyaman tampak begitu menyenangkan. Konten ini bisa menginspirasi bagaimana menata rumah agar nyaman untuk ditinggali, ditambah lagi dengan dekorasi minimalis. 

Bahkan, aktivitas memasak sehari-hari pun bisa menjadi inspirasi, berbagai macam eksperimen hadir melalui masakan yang disajikan. Tentu saja, konten ini banyak dicari oleh para pecinta kuliner. 

Nah, coba lakukan pengamatan singkat terhadap lingkungan dunia maya terkait konten-konten yang melambung. Sebenarnya, apa sih yang membuat konten tersebut menjadi perhatian publik? Padahal tema yang disajikan mengusung aktivitas sehari-hari. 

Media Sosial | sumber: kompas.com
Media Sosial | sumber: kompas.com

Jawabannya sederhana, semua itu menarik perhatian karena isi yang disajikan bermanfaat, pengambilan gambar yang tidak monoton, editing yang sesuai tanpa berlebihan, serta visual yang disajikan oleh kreator. Sentuhan tangan kreator sangat mempengaruhi. 

Meskipun demikian, masih ada pula konten yang menarik perhatian publik namun tidak bermanfaat, hanya sekedar untuk viral lalu lenyap seketika. 

Sebagian besar penduduk dunia nyata menjadikan media sosial sebagai album digital miliknya. Itulah sebabnya, berbagai macam video ataupun foto-foto bisa ikut andil meramaikan peradaban dunia maya. 

Sehingga tidak mengherankan lagi, apabila semua penghuni dunia nyata memiliki akun media sosial pribadi miliknya. 

Saya juga melakukan pengamatan kecil terhadap teman-teman di sekitar lingkungan tempat saya bekerja. Bisa dikatakan, semuanya memiliki media sosial, dari yang berasal dari generasi milenial ataupun generasi z. 

Sudah bisa dipastikan, bahwa aktivitas berselancar pada dinding dunia maya bukanlah sesuatu hal yang tabu. Konon katanya, semua ini bagian dari kebutuhan. 

Akan tetapi, di balik ramainya penduduk dunia nyata yang berbondong-bondong ingin menjadi konten kreator, tetap saja, tidak semua pemilik media sosial aktif dalam berbagi konten. Apabila diperhatikan secara seksama, ada dua perbedaan yang signifikan dari para pemilik media sosial. 

Media Sosial | sumber: bigevo.com
Media Sosial | sumber: bigevo.com

Pertama, penghuni dunia maya yang dominan aktif membagikan konten. Seperti halnya permisalan di atas, tentang konten yang mengusung tema aktivitas sehari-hari. Semua yang dibagikan merupakan informasi terbaru. Tidak hanya berbagi konten, tetapi yang bersangkutan juga aktif berinteraksi dengan penghuni dunia maya lainnya. 

Kedua, penghuni dunia maya yang tidak aktif membagikan konten. Cenderung tidak tampak di dalam peradaban dunia maya. Mulai dari interaksi, bahkan konten yang dilahirkan tidak kunjung muncul ke permukaan. 

Bisa dikatakan, penghuni dunia maya yang satu ini, "sangat jarang" atau "tidak pernah" membagikan berbagai macam aktivitas yang dilaluinya. Benarkah fenomena semacam ini lebih dikenal dengan "low profile" di dalam peradaban dunia maya? 

Coba kamu perhatikan di sekitar lingkunganmu, apakah ada seseorang yang sangat minim profil tentang dirinya di dunia maya, atau bahkan tampak tidak terlihat sama sekali. 

Ya, minimnya profil di dunia maya, juga dimiliki oleh salah satu teman yang saya kenal sejak menempuh pendidikan di bangku perguruan tinggi. 

Bisa dikatakan, dia mengikuti arus perkembangan zaman dengan memiliki berbagai macam media sosial. Namun, media sosial tersebut tidak akan bisa menunjukkan identitas yang bersangkutan. Hanya sekedar nama dan beberapa postingan lampau tanpa pernah diperbarui. 

Sekilas, kamu dan penduduk dunia maya lainnya tidak akan pernah bisa menebak aktivitas ataupun pencapaian yang telah dimilikinya, karena tidak adanya konten yang dibagikan oleh yang bersangkutan. 

Inilah yang paling menarik di era generasi melek internet, di antara kebanyakan orang yang saling berlomba-lomba menciptakan berbagai macam konten, dia lebih memilih bersembunyi di tengah hiruk-pikuknya kebisingan dunia maya. 

1. Menciptakan rasa penasaran 

Menciptakan rasa penasaran | sumber: tribunnews.com
Menciptakan rasa penasaran | sumber: tribunnews.com

Rasa penasaran menjadi posisi teratas. Bagaimana tidak, di tengah-tengah keramaian kreator yang membagikan konten, dirinya mampu mengabaikan dunia maya untuk tidak membagikan berbagai macam aktivitas yang dijalaninya. 

Rasa penasaran ini muncul disebabkan karena keingintahuan yang tinggi. Kamu pasti sering bertanya-tanya di dalam hati, apabila ada salah satu temanmu yang tidak tampak di dunia maya, meskipun dirinya memiliki media sosial. 

Jauh beberapa tahun ke belakang, ketika saya memutuskan untuk tidak beraktivitas pada media sosial yang saya miliki selama kurang lebih dua tahun lamanya, salah satu teman saya sempat memberikan pernyataan yang bikin geleng-geleng kepala, "di dunia maya menghilang dan di dunia nyata pun tidak tampak." 

Hanya beristirahat sejenak dari dunia maya, tapi berbagai persepsi sudah bermunculan. Apalagi yang benar-benar tidak terlihat aktivitasnya di dunia maya. Pasti rasa penasaran tersebut dapat singgah dalam pikiran. Menarik untuk dibahas. 

  • "Dia sekarang di mana ya?"
  • "Dia udah nikah belum sih, apa jangan-jangan udah, tapi nggak ngundang." 

Terkadang, orang yang low profile di media sosial memang memiliki daya tarik tersendiri. Tapi perlu digaris bawahi, bahwa daya tarik tersebut bisa muncul kalau kamu memang sudah pernah mengenalnya di dunia nyata. Jadi, kamu sudah tahu identitas asli akan dirinya. 

2. Menghilang bukan berarti tanpa aktivitas 

Menghilang bukan berarti tanpa aktivitas | sumber: kompas.com
Menghilang bukan berarti tanpa aktivitas | sumber: kompas.com

Seseorang yang minim informasi dan aktivitas di dunia maya, bukan berarti dirinya tidak memperoleh suatu pencapaian. 

Teman yang sudah saya kenal sejak di bangku perkuliahan ini, sangat jarang atau bahkan tidak pernah membagi pencapaian yang dimilikinya ke media sosial. Sangat minim informasi tentang dirinya di dunia maya. 

Bagaikan sebuah kejutan, prestasi dan karir yang dimilikinya di dunia nyata sudah berada di jajaran cemerlang. Sejak kuliah, predikat terbaik telah diraihnya, hingga bekerja di salah satu perusahaan ternama pun telah digenggamnya. 

Bagi seseorang yang tidak mengenalnya di dunia nyata, dia memang tampak biasa saja di dunia maya, bagaikan tanpa sebuah pencapaian. 

Memang, kamu akan dengan mudah melihat pencapaian yang dimiliki oleh seseorang, apabila yang bersangkutan membagikan pengalamannya melalui media sosial. 

Membagikan berbagai pengalaman yang kamu lalui dan rasakan ke media sosial tidak ada yang salah. Bisa jadi, semua itu merupakan suatu apresiasi yang ingin kamu tunjukkan kepada dirimu sendiri, karena kamu mampu melaluinya. Media sosial juga bisa menjadi saksi bisu perjalanan hidupmu.

Maka dari itu, persepsi yang menyatakan bahwa seseorang yang menghilang di dunia maya, disebabkan karena dia "sedang terpuruk", itu salah. Pernyataan seperti ini telah banyak hinggap di indra pendengaran penghuni dunia maya. Persepsi aneh demikian harus dimusnahkan. 

Ini tidaklah benar, itu hanyalah sebuah persepsi negatif tanpa adanya alasan yang kuat dan pasti. Kenapa bisa? Mari lanjut baca poin selanjutnya.

3. Privasi dan hak pribadi 

Privasi dan hak pribadi | sumber: kompas.com
Privasi dan hak pribadi | sumber: kompas.com

Hak pribadi setiap individu pasti beragam, tidak ada yang sama satu dan lainnya. Begitu pula dengan privasi yang dimiliki, karena tidak semua orang mau membagikan setiap pencapaian ataupun proses yang dialaminya ke dalam peradaban dunia maya. 

Bisa jadi, yang bersangkutan tetap ingin memberikan batasan pada dunia maya yang tidak tampak di pelupuk matanya, karena privasi begitu berharga baginya. 

Terkadang, seseorang yang tidak ingin membagikan sesuatu pencapaiannya di dunia maya, karena hanya ingin memberikan kebahagiaan yang dirasakannya kepada orang-orang terdekat saja. 

Di sisi lain, kamu juga tidak bisa menilai secara sembarangan seseorang yang sangat dominan berbagi konten di dunia maya, karena semua itu merupakan hak pribadinya. 

Selama konten yang dilahirkan tidak melanggar aturan dan ketentuan yang berlaku, maka, tidak ada larangan untuk menjadi aktif di media sosial. Begitu pula dengan menjadi apatis terhadap aktivitas di dunia maya. 

Dunia maya dan dunia nyata | sumber: eraspace.com
Dunia maya dan dunia nyata | sumber: eraspace.com

Meskipun demikian, semua aktivitas ataupun konten yang kamu lahirkan di dunia maya, pastinya akan tetap menimbulkan pro dan kontra. Ada yang setuju dengan konten tersebut, ada pula yang sebaliknya. 

Lihat saja bagaimana setiap kicauan para netizen yang singgah pada lapak konten kreator, begitu beragam dan sangat fantastis, karena tidak semua pengguna media sosial dapat menerima konten yang kamu bagikan. 

Itulah sebabnya, kamu sebagai pencipta konten harus bisa menyaring semua masukan yang ada. Jangan menelan mentah-mentah semua komentar, selagi konten yang kamu lahirkan sangat bermanfaat. 

Hadapilah setiap komentar yang ada dengan lebih elegan, jangan mau terpancing emosi lewat komentar yang bertebaran, karena itu akan merusak citramu sendiri dan menghabiskan energi yang kamu miliki. Ambil nasihat yang baik dan buang pendapat yang menyakiti. 

Terima kasih telah membaca! 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun