Membagikan berbagai pengalaman yang kamu lalui dan rasakan ke media sosial tidak ada yang salah. Bisa jadi, semua itu merupakan suatu apresiasi yang ingin kamu tunjukkan kepada dirimu sendiri, karena kamu mampu melaluinya. Media sosial juga bisa menjadi saksi bisu perjalanan hidupmu.
Maka dari itu, persepsi yang menyatakan bahwa seseorang yang menghilang di dunia maya, disebabkan karena dia "sedang terpuruk", itu salah. Pernyataan seperti ini telah banyak hinggap di indra pendengaran penghuni dunia maya. Persepsi aneh demikian harus dimusnahkan.Â
Ini tidaklah benar, itu hanyalah sebuah persepsi negatif tanpa adanya alasan yang kuat dan pasti. Kenapa bisa? Mari lanjut baca poin selanjutnya.
3. Privasi dan hak pribadiÂ
Hak pribadi setiap individu pasti beragam, tidak ada yang sama satu dan lainnya. Begitu pula dengan privasi yang dimiliki, karena tidak semua orang mau membagikan setiap pencapaian ataupun proses yang dialaminya ke dalam peradaban dunia maya.Â
Bisa jadi, yang bersangkutan tetap ingin memberikan batasan pada dunia maya yang tidak tampak di pelupuk matanya, karena privasi begitu berharga baginya.Â
Terkadang, seseorang yang tidak ingin membagikan sesuatu pencapaiannya di dunia maya, karena hanya ingin memberikan kebahagiaan yang dirasakannya kepada orang-orang terdekat saja.Â
Di sisi lain, kamu juga tidak bisa menilai secara sembarangan seseorang yang sangat dominan berbagi konten di dunia maya, karena semua itu merupakan hak pribadinya.Â
Selama konten yang dilahirkan tidak melanggar aturan dan ketentuan yang berlaku, maka, tidak ada larangan untuk menjadi aktif di media sosial. Begitu pula dengan menjadi apatis terhadap aktivitas di dunia maya.Â