Bahkan, aktivitas memasak sehari-hari pun bisa menjadi inspirasi, berbagai macam eksperimen hadir melalui masakan yang disajikan. Tentu saja, konten ini banyak dicari oleh para pecinta kuliner.Â
Nah, coba lakukan pengamatan singkat terhadap lingkungan dunia maya terkait konten-konten yang melambung. Sebenarnya, apa sih yang membuat konten tersebut menjadi perhatian publik? Padahal tema yang disajikan mengusung aktivitas sehari-hari.Â
Jawabannya sederhana, semua itu menarik perhatian karena isi yang disajikan bermanfaat, pengambilan gambar yang tidak monoton, editing yang sesuai tanpa berlebihan, serta visual yang disajikan oleh kreator. Sentuhan tangan kreator sangat mempengaruhi.Â
Meskipun demikian, masih ada pula konten yang menarik perhatian publik namun tidak bermanfaat, hanya sekedar untuk viral lalu lenyap seketika.Â
Sebagian besar penduduk dunia nyata menjadikan media sosial sebagai album digital miliknya. Itulah sebabnya, berbagai macam video ataupun foto-foto bisa ikut andil meramaikan peradaban dunia maya.Â
Sehingga tidak mengherankan lagi, apabila semua penghuni dunia nyata memiliki akun media sosial pribadi miliknya.Â
Saya juga melakukan pengamatan kecil terhadap teman-teman di sekitar lingkungan tempat saya bekerja. Bisa dikatakan, semuanya memiliki media sosial, dari yang berasal dari generasi milenial ataupun generasi z.Â
Sudah bisa dipastikan, bahwa aktivitas berselancar pada dinding dunia maya bukanlah sesuatu hal yang tabu. Konon katanya, semua ini bagian dari kebutuhan.Â
Akan tetapi, di balik ramainya penduduk dunia nyata yang berbondong-bondong ingin menjadi konten kreator, tetap saja, tidak semua pemilik media sosial aktif dalam berbagi konten. Apabila diperhatikan secara seksama, ada dua perbedaan yang signifikan dari para pemilik media sosial.Â