Menciptakan suatu karya tulis dari hasil pemikiran sendiri memang sangat menyenangkan, terlebih lagi bila mampu merangkai kata demi kata hingga terbentuk suatu kalimat.Â
Namun, apa jadinya bila Anda tanpa sengaja menemukan satu artikel yang isi pembukaannya, tampak sama seperti artikel yang Anda miliki. Apakah Anda akan kecewa, karena penulis tersebut telah mengambil rangkaian tulisan milik Anda?
Ketika itu, saya sedang berselancar di mesin pencari, untuk mendapatkan informasi terbaru mengenai perkembangan dari salah satu publik figur.Â
Tanpa sengaja, saya pun menemukan satu artikel, dengan kalimat pembuka yang cukup sama, dengan artikel yang telah saya publikasikan.
Padahal, artikel tersebut merupakan sebentuk ucapan selamat ulang tahun, ya, selamat hari kelahiran.Â
Rangkaian kalimat ucapan selamat yang saya buat, sudah cukup lama bertengger pada bagian draf, sekitar dua hari lamanya.
Artikel tersebut sudah lama selesai, namun, masih harus disimpan rapi di dalam draf, karena artikel itu baru bisa dipublikasikan tepat di hari kelahiran yang bersangkutan. Sebagai bentuk ucapan selamat.Â
Rangkaian kalimat tersebut merupakan hasil karangan bebas yang ada di kepala dan dituangkan ke dalam bentuk tulisan yang telah saya publikasikan tersebut.
Bukankah setiap orang memiliki gaya penulisan yang berbeda-beda? Semua ini tidak akan pernah sama satu dan lainnya.Â
Sebenarnya sangat kecewa, karena rangkaian kalimat pembukaan artikel itu tampak sama dengan artikel yang saya miliki. Lebih menariknya lagi, artikel tersebut berada di deretan teratas pada mesin pencari.Â
Kilasan perbedaan pada pembukaan artikel hanya terletak pada beberapa kalimat yang diganti dan dikurangi sedikit, "agar terlihat tidak sama". Namun, urutan pembukaan pada artikel itu dan artikel saya tetaplah sama!Â
Konsepnya seperti salin, tempel, ganti sedikit, dan publikasikan. Bagaikan pembukaan artikel "contekan".Â
Cukup meresahkan! Bisa-bisanya menggunakan rangkaian kalimat dari artikel yang sudah ditayangkan di website lain.Â
Padahal, artikel tersebut hanya berisi ucapan selamat dan didukung dengan berbagai macam informasi tambahan sebagai pelengkap.
Tidak bisakah Anda mengarang sendiri, untuk merangkai kalimat ucapan selamat pada bagian pembukaan artikel yang Anda miliki?Â
Bisakah Anda tidak mengambil rangkaian kalimat milik artikel orang lain? Tolonglah, orang tersebut berpikir keras untuk menciptakan suatu rangkaian tulisan.Â
Selain itu, artikel yang ditayangkan juga tidak memberikan rujukan ke sumber lain yang lebih jelas. Swiper, jangan suka mencuri karya orang lain! (Swiper: salah satu tokoh serial animasi pada Dora the Explorer yang suka mencuri).Â
Bagaimana dengan reaksi Anda apabila mendapati hal demikian, karya yang Anda hasilkan sudah dimanipulasi oleh orang lain?Â
Apakah semua ini merupakan reaksi berlebihan? Sepertinya tidak, karena ini merupakan hasil karya yang diperoleh dari hasil pemikiran dan tentu saja, gaya penulisan setiap orang pastinya tidak akan pernah sama.Â
Contoh paling sederhananya, ketika seseorang membaca sebuah novel berjudul The Girl Who Saved The King Of Sweden, di saat A dan B diminta untuk menceritakan kembali ke dalam sebuah tulisan, tentu saja, gaya bahasa yang dituturkan keduanya pasti akan berbeda.Â
A bisa saja menceritakan dari pertengahan novel untuk menyampaikan isi cerita secara keseluruhan. Sementara B, bisa saja menceritakan lebih runut dari awal hingga akhir, serta mengungkapkan karakter secara lebih mendetail.Â
Nah, itulah penting bagi Anda untuk tidak menggunakan sistem salin, tempel, ubah sedikit, dan menjadi karya milik Anda. Itu sama saja dengan mengambil karya orang lain.Â
Berikan keterangan yang jelasÂ
Apabila Anda memang terpesona pada rangkaian suatu kalimat yang Anda temui di suatu media massa, artikel, maupun buku, cantumkanlah sumber yang lengkap. Anda tetap bisa menyalinnya secara utuh, apabila Anda mencantumkan keterangan yang jelas.Â
Sebagai contoh, begitu banyak website yang mengambil informasi tambahan sebagai pelengkap pada artikel yang dipublikasikan.Â
Seperti halnya menambahkan keterangan "dikutip dari..." atau "dilansir dari...". Dengan demikian, rangkaian kalimat tersebut memiliki keterangan dengan sumber yang jelas, bahwa informasi tersebut diambil dari website A, B, C, ataupun D.Â
Bahkan, ada pula suatu website resmi lainnya yang menginformasikan lebih mendetail, dengan mencantumkan sumber yang dituju melalui catatan kaki (footnote).Â
Selain itu, pada bagian referensi juga dicantumkan dengan lebih jelas seperti, nama website yang dituju, judul artikel, tanggal tayang artikel, serta tanggal akses artikel tersebut.Â
Nah, apabila Anda memang ingin mengambil informasi dari website tersebut, lakukanlah dengan cara di atas. Dengan mencantumkan sumber rujukan yang jelas, Anda sudah tidak berperilaku curang.Â
Hargailah hasil karya orang lainÂ
Ketika Anda menemukan suatu karya yang mampu menarik minat perhatian Anda, jangan pernah berniat mencuri karya tersebut dengan memanipulasi rangkaian kalimat yang ada. Hargailah perjuangan orang lain yang telah merangkai kalimat tersebut.Â
Terinspirasi boleh, namun, Anda tidak berhak mengambil rangkaian kalimat yang sudah terbentuk dalam suatu paragraf, terlebih lagi bila tidak adanya sumber rujukan yang jelas. Gunakanlah gaya bahasa Anda sendiri, bukan gaya bahasa orang lain.Â
Bisa jadi, hasil karyanya terinspirasi dari pengalaman hidupnya atau mungkin dari hasil pengamatannya selama ini.Â
Oleh karena itu, semua karya tulis yang dihasilkan tidak akan pernah sama dan pastinya begitu beragam, karena teknik menulis setiap penulis pastinya akan berbeda-beda.
Hargailah karya orang lain sebagaimana Anda ingin dihargai. Jangan membiasakan diri untuk menyalin, menempel, dan mengganti, terlebih lagi bila Anda sampai mengklaim bahwa itu merupakan hasil pemikiran Anda sendiri.
Thanks for reading
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H