Pemilihan peran di dalam karakter film ini menurut saya sangat pas. Daya tarik yang kuat dari ketiga para pemain ini mampu menciptakan trailer yang ditayangkan menjadi lebih hidup. Cocok!Â
Negeri Kincir Angin dan bahasa BelandaÂ
Sesuai dengan novel yang telah diterbitkan dan film yang telah ditayangkan, kisah Nico dan Khadija berlatarbelakang di Negeri Kincir Angin, dengan ibu kota dari Belanda adalah Amsterdam. Belanda juga identik dengan bunga tulip, namun, bunga tulip bukanlah asli dariMeskipun demikian, Negeri Kincir Angin ini mampu menciptakan taman-taman yang indah dari bunga tulip. Seperti bunga tulip yang berada di taman Keukenhof, Noordoostpolder, serta Lisse.
Melalui novel ini, para pembaca akan bertualang ke tempat favorit yang sering dikunjungi oleh Nico, Khadija, dan Mala.Â
Seperti halnya Museumplein yang menjadi saksi pertemuan Nico dan Khadija. Sebuah ketidaksengajaan mendatangkan perkenalan.Â
Museumplein merupakan alun-alun terbesar yang berada di Amsterdam, Belanda. Di sini juga terdapat tiga museum besar seperti Rijksmuseum, Museum Van Gogh, dan Museum Stedelijk, serta balai konser Concertgebouw.Â
Adapun Gedung Euromuslim yang sering dikunjungi oleh Khadija dan Mala. Meskipun pada akhirnya Nico juga mengunjungi Euromuslim.Â
Sudah sejak lama Khadija sering mengikuti pengajian di sini dan tempat ini juga menjadi saksi ketika Khadija mengucapkan syahadat.Â
Euromuslim adalah komunitas yang didirikan oleh muslim Indonesia yang tinggal di Amsterdam.Â
Selain itu, novel Merindu Cahaya de Amstel menghadirkan sentuhan dalam bahasa Belanda. Apabila diperhatikan secara saksama, hal ini mampu memperkuat daya tarik dari cerita yang memang berlatarbelakang di Negeri Kincir Angin.Â