Jauh di lubuk hati yang terdalam, Bian masih sangat mencintai Sarah. Ketika ijab kabul telah berkumandang dan saksi mengatakan sah, Bian memang telah resmi menjadi suami Tari. Akan tetapi, hati Bian, cinta Bian, masih untuk Sarah. Mulut bisa saja mengatakan tidak, namun hati tiada yang tahu.Â
Btari Hapsari merupakan seorang pengusaha muda yang sukses. Berkecimpung di dunia entrepreneurship membuat Tari mengerti akan artinya perjuangan dan usaha.Â
Selain itu, kebersamaannya dengan Bian mengajarkan Tari untuk lebih memahami arti sabar dan ikhlas yang sesungguhnya. Tentu, semua itu tidaklah mudah untuk dilewati oleh Tari.Â
Bian belum selesai dengan masa lalunya. Bian tidak akan pernah mudah melupakan sosok yang paling dicintainya. Bian masih mengharapkan Sarah menjadi miliknya.Â
Kenangan masa lalu yang indah bersama seseorang yang diharapkan membuat Bian menutup rapat hatinya untuk Tari. Meskipun Tari sudah berstatus menjadi istrinya.Â
Di awal pernikahan mereka, Bian membuat perjanjian pernikahan di antara dirinya dan Tari. Kelak, Bian pun sudah berencana untuk meninggalkan Tari demi Sarah.Â
Perjalanan cinta keduanya tidaklah mudah, bahtera rumah tangga Bian dan Tari bagaikan terombang-ambing di tengah badai yang besar. Goyang? Sudah pasti. Menyerah? Tentu saja tidak.Â
Sepanjang perjalanan kehidupan pernikahan mereka, Bian dan Tari telah banyak menelan pelajaran di dalam hidupnya.Â
Di tengah ujian yang menyelimuti, di saat itulah, pelbagai hal menjadi pertimbangan Bian dan Tari untuk terus bersama.Â
Takdir menginginkan mereka untuk menjadi sepasang suami-istri yang bahagia. Setelah lima tahun pernikahan, akhirnya Bian dan Tari dikaruniai seorang anak yang diberi nama Ammar.Â