"Segala yang ada di dunia ini akan hilang, tetapi cinta kita, selamanya tak akan pernah musnah," (Love Story in Harvard).
Pertemuan, perkenalan, hingga kehadiran cinta menjadi perjalanan yang tidak akan pernah terduga. Alur cerita yang ada menciptakan skenario terindah.Â
Seperti kisah dari Kim Hyun-Woo dan Lee Soo-In di dalam novel Love Story in Harvard, karya dari Jeon Wook, dengan penulis skenario dari Choi Wan-Kyoo dan Son Eun-Hye.Â
Melalui novel ini, para pembaca akan mulai bertualang dari Negeri Ginseng menuju ke Negeri Paman Sam.Â
Sebuah kisah yang terjadi di antara Benua Asia dan Benua Amerika, dengan Universitas Harvard yang menjadi latar belakangnya. Kampus bergengsi ini menjadi wadah pertemuan para mahasiswa/mahasiswi yang berasal dari berbagai negara.Â
Novel Love Story in Harvard berjumlah 355 halaman dan telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dari judul yang sama.Â
Novel ini terdiri dari beberapa bagian, mulai dari Cerita Pertama, Cap Merah, Seorang Rival, Persidangan Uji Coba Terbuka, Pertikaian dan Perdamaian, Bodoh, Menghadapi Ujian, Sinar Matanya, serta terakhir bagian Epilog.Â
Ketika itu, Kim Hyun-Woo yang masih menjadi tentara pelatihan dari Korea Selatan akan melanjutkan pendidikan ke Negeri Paman Sam dan menjadi salah satu mahasiswa di Fakultas Hukum Universitas Harvard.Â
Hyun-Woo termasuk jajaran keluarga yang kaya sejak lama (old money). Kakeknya adalah seorang hakim agung, ayahnya seorang representatif hukum, kakak laki-lakinya seorang pengacara, dan kakak perempuannya seorang jaksa.Â
Adapun bibinya, Profesor Kim Sunjoo, berprofesi sebagai dosen di Fakultas Hukum Universitas Seoul.Â
Kini, Hyun-Woo sudah berada di dalam burung besi yang sedang mengudara di atas cakrawala.
Selama menjadi salah satu penumpang kelas bisnis, Hyun-Woo menikmati perjalanan dengan membaca sebuah buku, yang menjadi teman terbaiknya menuju ke Benua Amerika.Â
Setelah perjalanan panjang yang dilalui, Hyun-Woo akhirnya tiba di Bandara Internasional Logan. Selama menempuh pendidikan di Negeri Paman Sam, Seulgi akan menemani Hyun-Woo.Â
Seulgi merupakan salah satu mahasiswi Fakultas Biologi yang berencana melanjutkan pendidikan ke Fakultas Kedokteran setelah dinyatakan lulus nanti.Â
Selain itu, Han Seulgi juga merupakan keponakan dari Profesor Oh Yungjae, yang berprofesi sebagai dosen di Fakultas Hukum Universitas Harvard. Tempat di mana Hyun-Woo akan menimbah ilmu.Â
Tidak membutuhkan waktu yang lama, Hyun-Woo dan Seulgi tiba di Universitas Harvard. Perasaan bahagia menyelimuti diri Hyun-Woo dan semakin tidak bisa ditutupi lagi, ketika Hyun-Woo telah berdiri di depan monumen John Harvard.Â
Hyun-Woo tidak ingin meninggalkan kesempatan berharga ini dan mulai mengusap kaki patung perunggu itu--semacam bentuk ritual memohon sebuah keberuntungan.Â
Tidak lama setelah itu, sampailah Hyun-Woo dan Seulgi di depan Langdell Hall, sebuah gedung pusat Fakultas Hukum. Indera penglihatan Hyun-Woo dan Seulgi telah memandangi deretan kata yang terbentuk dalam bahasa Latin. Â
Pada hari-hari selanjutnya, Hyun-Woo mulai menikmati aktivitasnya sebagai mahasiswa, ditemani dengan sepeda miliknya, Hyun-Woo mulai mengayuh sepeda menuju kampus dengan begitu bahagia.Â
Perjalanan panjang yang dilalui oleh Hyun-Woo selama menempuh pendidikan di Universitas Harvard tidaklah mudah.Â
Beberapa kali pertemuannya dengan Profesor Keynes tidak berjalan baik. Bahkan, ada pula mahasiswa/mahasiswi dari Fakultas Hukum yang kurang menyukainya.Â
Meskipun demikian, ada suatu kesempatan yang paling diingat oleh Hyun-Woo dan membuat hatinya berbunga-bunga. Pertemuan pertama dan tidak terduga dengan Soo-In di sebuah motel.Â
Terkadang, cinta pada pandangan pertama memang bisa hadir dan menyapa. Dari mata turun ke hati. Hal itulah yang kini sedang dirasakan oleh Hyun-Woo.Â
Pertemuan pertama tersebut akhirnya menciptakan pertemuan selanjutnya. Kini Hyun-Woo dan Soo-In sudah saling mengenal, mengingat status keduanya sama-sama sedang menempuh pendidikan di Universitas Harvard.Â
Namun, pada suatu kesempatan, pertemuan Hyun-Woo dan Soo-In cukup membuat hati laki-laki tersebut gusar.Â
Soo-In sudah berencana untuk mengikuti program kerja sosial OEP, yang merupakan program yang menggabungkan kegiatan penelitian ilmiah dengan kegiatan penelitian medis.Â
Dengan mengikuti program ini, Soo-In akan pergi ke Amerika Latin. Bisa dipastikan keduanya akan berpisah.
Meskipun demikian, perjalanan Hyun-Woo untuk memenangkan hati Soo-In tidaklah mudah. Hyun-Woo harus bersaing dengan Jung-Min yang juga memiliki perasaan kepada Soo-In.
Love Story in Harvard memiliki alur cerita yang tidak monoton. Bahkan klimaks yang disajikan pun tidak membuat para pembaca naik darah. Klimaks yang hadir bagaikan bumbu-bumbu pelengkap.Â
Telah diadaptasi menjadi dramaÂ
Love Story in Harvard telah diadaptasi menjadi drama yang berjumlah 16 episode. Drama Korea ini ditayangkan pada tanggal 22 November 2004 sampai dengan 11 Januari 2005 dan menjadi drama yang sangat laris pada tahun 2004 silam.Â
Drama ini disiarkan pada stasiun televisi SBS. Dibintangi oleh aktor tampan Kim Rae-Won yang berperan sebagai Kim Hyun-Woo dan aktris cantik Kim Tae-Hee yang berperan sebagai Lee Soo-In.Â
Drama yang disutradarai oleh Lee Jang-Soo ini mengusung tema romansa. Drama Korea Love Story in Harvard berada di bawa naungan rumah produksi JS Pictures dan Logos Film.Â
Menceritakan Universitas HarvardÂ
Sesuai dengan judul dari novel yang telah diterbitkan dan drama yang telah ditayangkan, latar belakang dari cerita ini akan berpusat pada Universitas Harvard yang berada di Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat dan anggota Ivy League. Universitas ini telah berdiri sejak tahun 1636 silam.Â
Universitas Harvard merupakan salah satu universitas terbaik dan paling bergengsi di dunia, didirikan oleh John Harvard, seorang pendeta dari Inggris. Universitas ini juga merupakan perguruan tinggi tertua yang berada di Amerika Serikat.Â
Tidak hanya itu, universitas ini juga mempunyai pendapatan terbesar di antara universitas-universitas di seluruh dunia.Â
Menambah pengetahuan
Membaca novel ini tidak hanya sekedar menyelami cerita fiksi semata, karena alur yang disajikan juga memberikan banyak pengetahuan baru, terkhusus pada bidang hukum dan medis.Â
Kim Hyun-Woo yang berasal dari Fakultas Hukum akan mengajak para pembaca bertualang pada bidang hukum.
Seperti pembahasan mengenai kasus Hamer Versus Sidway, pembahasan tentang ADEA (Age Discrimination Employement Act), serta pembahasan mengenai IIED (Intentional Infliction of Emotional Distress).Â
Pada pembukaan novel ini, Hyun-Woo juga memberikan penjelasan singkat, "Berdasarkan pasal 702 Hukum Federal dan pasal 104 Hukum Konstitusi, ketika sebuah bukti ilmiah diajukan dalam peradilan, para pengambil keputusan harus menelaah lebih dahulu apakah dasar dan metodologi dari bukti-bukti tersebut sah secara ilmiah atau tidak."Â
Adapun Profesor Keynes, Dosen Hukum Tindak Pidana Legalitas akan mendidik para mahasiswa/mahasiswi baru dengan begitu tegas.Â
Konon katanya, ini adalah Profesor yang paling ditakuti pada Fakultas Hukum, terlebih lagi untuk mahasiswa/mahasiswi baru.Â
Di awal pertemuannya, Profesor Keynes juga menjelaskan bahwa buku Utopia karangan Thomas More, merupakan buku yang wajib dibaca sebagai orang hukum.Â
Penjelasan tersebut muncul ketika Profesor Keynes bertanya kepada para mahasiswa/mahasiswi mengenai, "Buku apa yang paling menarik di antara buku yang pernah Anda baca?"Â
Bersama Lee Soo-In yang berasal dari Fakultas Kedokteran, para pembaca akan melihat sosok gadis pintar dan tangguh.Â
Soo-In bisa dikatakan multitasking, Soo-In mampu melakukan berbagai macam aktivitas secara bersamaan, serta bisa melakukan pengelolaan waktu dengan sebaik mungkin.Â
Selain sebagai mahasiswi di Fakultas Kedokteran, Soo-In juga bekerja paruh waktu di salah satu kedai minuman.Â
Saat menjalani praktik di salah satu rumah sakit, Dokter Roy memberikan pertanyaan kepada Soo-In mengenai trauma pneumothorax.Â
Soo-In pun menjawab dengan begitu lantang, "Keluhan sesak nafas di dalam rongga selaput paru-paru akibat kecelakaan lalu lintas, terluka, jatuh, dan sebagainya."Â
Pertemuan dan cintaÂ
Hal yang paling menarik dari alur cerita Love Story in Harvard terletak pada pertemuan Hyun-Woo dan Soo-In.Â
Hyun-Woo dan Soo-In berasal dari Negeri Ginseng. Selama berada di Korea Selatan, keduanya tidak pernah bertemu.Â
Akan tetapi, takdir memberikan jalan bagi Hyun-Woo dan Soo-In untuk saling mengenal ketika berada di Negeri Paman Sam. Universitas Harvard menjadi saksi pertemuan di antara Hyun-Woo dan Soo-In.Â
Sejak pertama kali bertemu dengan Soo-In, Hyun-Woo sudah memiliki perasaan dengannya. Gadis itu telah menyalurkan benih-benih cinta ke dalam hati Hyun-Woo.Â
Kenapa harus Universitas Harvard yang menjadi jalan pertemuan keduanya? Karena Soo-In sudah terlebih dahulu menjadi mahasiswi Fakultas Kedokteran. Maka untuk bertemu dengan Soo-In, Hyun-Woo harus menjadi mahasiswa di sana dan sekarang Hyun-Woo sudah menjadi mahasiswa di Fakultas Hukum Universitas Harvard.Â
Apabila memang sudah jalannya, tidak ada yang tidak mungkin. Sebuah pertemuan yang dianggap mustahil sekalipun bisa terjadi tanpa adanya sebuah kendala. Apa yang sudah tertakar tidak akan pernah tertukar.Â
"Mimpi dan cinta, keduanya semakin hari semakin sulit dikendalikan dan semakin dekat untuk digapai," (Love Story in Harvard).Â
Selamat membaca dan selamat bernostalgia dengan cerita Love Story in Harvard!Â
Thanks for reading