Sehingga kamu bisa memberikan berbagai macam edukasi, seperti halnya yang dijelaskan pada permisalan di konten pertama, yang telah dijelaskan sebelumnya.
Namun apabila hanya sekadar untuk berkeluh kesah terhadap apa yang kamu rasakan, ada baiknya, kamu pikirkan ulang dan pikirkan secara berkali-kali.Â
Apakah hal tersebut harus diunggah atau malah lebih pantas hanya untuk dikonsumsi pribadi. Hal ini dilakukan agar kamu tidak salah langkah.Â
Ketiga, pahami privasi yang dimilikiÂ
Poin ketiga ini sangatlah penting, bahwa tidak semua perjalanan hidup yang kamu lalui di muka bumi ini, harus kamu abadikan dalam dunia maya.Â
Kamu memiliki privasi penting yang harus dijaga, kamu memiliki rahasia yang tidak sepantasnya dikonsumsi secara publik.Â
Jangan sampai eksismu di peradaban dunia maya membuatmu lupa bahwa jejak digital akan tetap abadi, sehingga mengabaikan "sesuatu hal" yang bersifat pribadi. Stay private.Â
Ada baiknya, problem yang berkaitan dengan urusan pribadi dibicarakan secara baik-baik di dunia nyata. Karena tidak sepantasnya kamu mencurahkan semua problem kehidupanmu di dunia maya.Â
Komunikasikanlah secara face to face kepada yang bersangkutan, agar problem dapat terselesaikan. Bukahkah lebih baik demikian?
Mencurahkan isi hati di media sosial tidak akan menyelesaikan masalah, malah bisa menimbulkan masalah baru, seperti yang dijelaskan sebelumnya pada poin ketiga terkait dampak.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!