Nah, apakah para pembaca sekalian pernah mengajukan retur ketika berbelanja secara daring? Dasar apa yang memperkuat pembaca sekalian bawah produk yang telah dibeli tersebut harus dikembalikan lagi kepada penjual? Â
Beberapa minggu yang lalu, pengajuan retur juga pernah saya lakukan ketika berbelanja daring di salah satu marketplace. Pengajuan retur disebabkan karena produk yang sampai telah rusak dan ada beberapa bagian yang telah terkelupas.Â
Di mana produk yang datang seharusnya "like new"Â namun malah sebaliknya, padahal produk yang dibeli bukanlah "secondhand".Â
Singkat cerita, saya mencoba mengkonfirmasikan terlebih dahulu kepada seller, alih-alih langsung memberikan penilaian, bahwa produk yang diterima tersebut mengalami kerusakan. Sehingga saya mengajukan permintaan retur akan produk tersebut.Â
Namun, seller langsung menolak dengan alasan kesalahan ekspedisi dan pengajuan retur di abaikan beberapa jam setelahnya, karena seller tidak memberikan persetujuan pada permintaan tersebut.Â
Meskipun pada akhirnya seller menyetujui dengan sendirinya tanpa adanya perdebatan. Lho kok bisa? Bisa dong, yuk lanjut lagi baca artikelnya.Â
Mendapati argumentasi demikian, pada dasarnya saya sendiri kurang setuju, karena packaging paket yang datang dalam keadaan rapi tanpa ada kerusakan sama sekali.Â
Ketika kamu berada di posisi tersebut, seharusnya kamu tidak perlu berdebat memperjuangkan argumentasimu, karena berdebat sungguh melelahkan. Hindarilah berdebat meskipun kamu benar. Ya, inilah siasat yang harus dilakukan ketika menemukan seller yang "cukup berbelit-belit".Â
Kamu siapkan saja beberapa amunisi berikut ini untuk memperkuat pengajuan kepada seller terkait produk yang akan di retur tersebut, seperti:Â
Pertama, video unboxingÂ