Dan percakapan pertama kali terjadi hanya sekedar menanyakan perihal tisu toilet yang sudah habis, bahkan Ding Xian pun memasang raut wajah tanpa senyuman pada saat itu.Â
Lengkap sudah, secepat kilat Song Zi Qi memberikan penilaian kepada Ding Xian, lewat kacamatanya yang telah menerawang lewat penglihatan semata, Song Zi Qi bagaikan telah berhasil masuk pada lingkup halo effect.
Seiring dengan berjalannya waktu, ternyata penilaian yang diberikan oleh Song Zi Qi terkait kesan pertamanya dengan Ding Xian bisa dikatakan tidak benar seratus persen, karena Ding Xian nyatanya merupakan seorang gadis yang manis dan ramah.Â
Keras kepalanya, kesan cuek yang dihadirkan ketika pertama kali bertemu dengan teman-teman barunya hanya sekedar culture shock yang sedang dihadapi oleh Ding Xian, dimana dirinya harus mulai menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya.Â
Ding Xian pun sempat berpikir bahwa masa-masa sekolah menengah atasnya di Shenhai akan menyedihkan.
Akan tetapi, secepat kilat stigma tersebut dapat menghilang, terbukti, Ding Xian memiliki teman satu kelas yang baik dengannya, terlebih lagi dengan kehadiran Zhou Si Yue, Kong Sha Di dan Song Zi Qi yang menjadi sahabat terbaiknya.Â
Semangat Ding Xian terus hadir selama menempuh pendidikan di sekolah menengah atas Shenhai.Â
Meskipun pada awalnya Song Zi Qi menilai Ding Xian sebagai monster kecil yang sangat keras kepala, nyatanya, Ding Xian hadir sebagai gadis remaja yang begitu periang.Â
Itulah sebabnya, kesan pertama juga tidak bisa menjadi patokan resmi ketika menilai seseorang. Apa yang terlihat oleh mata belum bisa menjadi penilaian yang seutuhnya.