Mohon tunggu...
Desy Hani
Desy Hani Mohon Tunggu... Lainnya - Happy reading

Hi, you can call me Desy - The Headliners 2021 - Best in Opinion Kompasiana Awards 2023 - Books Enthusiast - Allahumma Baarik Alaih

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Mengenal "Self Healing" dan Solusi Menciptakan Kebahagiaan di Dalam Hidup

16 Desember 2021   20:02 Diperbarui: 2 Juni 2022   00:22 1298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi self healing | sumber: kompas.com

Self healing, sebuah proses penyembuhan luka yang dimulai dari diri sendiri. Bila bukan kamu yang memulainya, siapa lagi dan bila bukan dari sekarang kamu melakukannya, mau kapan lagi, you can do it! 

Kehidupan di dunia ini memang penuh dengan cerita, warna-warni di dalam hidup nyatanya akan terus mengukir membentuk kisah di setiap harinya. 

Perjalanan hidup memang akan diisi dengan berbagai macam perasaan yang hadir. Semuanya membentuk satu kesatuan yang utuh, terkadang, kehadirannya bisa timbul tanpa mengenal waktu.

Setiap insan di dunia ini pastinya memiliki pengalaman hidup, di mana cerita tersebut terjadi di masa lalu. 

Sesuatu yang telah terjadi takkan bisa diganti, namun sesuatu yang telah terjadi bisa menjadi pengalaman serta pembelajaran di dalam hidup bagi yang bersangkutan. 

Cerita di masa lalu itulah yang terkadang selalu menjadi kenangan yang takkan terlupakan, memori di dalam otak akan selalu mengingat detik demi detik perjalanan yang pernah terjadi.

Seperti halnya seseorang yang telah mewarnai harimu di masa lalu, perjumpaan dengannya, perkenalan dengannya, hingga membentuk benih-benih cinta di antara kamu dan dia. 

Ilustrasi kisah percintaan Sania dan Rusy | sumber: diadona.id
Ilustrasi kisah percintaan Sania dan Rusy | sumber: diadona.id

Pada saat itu, kisah cintamu dan dia begitu bahagia, kode keras dari dia yang ingin segera mengajakmu ke jenjang yang lebih serius pun nampak terlihat. Kamu merasa sangat beruntung bisa dipertemukan dengan dia. 

Namun seiring dengan berjalannya waktu, kisahmu yang dipenuhi dengan canda tawamu bersamanya, seketika itu berubah menjadi kebingungan di antara kamu dan dia. 

Tatapan matanya yang dulu begitu hangat, kini berubah menjadi sorotan mata yang penuh dengan kebimbangan. 

Sulit bagi dia untuk mengungkapkan apa yang terjadi, dirinya takut bila kamu akan kecewa dan sedih atas apa yang terjadi. Namun semua itu harus tetap dilakukannya, agar kamu bisa mengetahui keadaan yang ada.

Tidak ada pilihan lain bagi dia selain menerima perjodohan yang telah ditentukan kepadanya, memilihmu ternyata tak bisa dilakukannya, memperjuangkanmu pun harus berakhir sudah. 

Hingga akhirnya kisahmu dan dia harus terselesaikan. Sedihmu tak terkira, galaumu pun tak terhapuskan pada saat itu. Kamu ingin sekali membenci dia. Berkali-kali kamu lakukan namun tetap saja tidak bisa. 

Jarak dari kamu dan dia begitu jauh, tak ada jembatan yang bisa menghubungkannya. Pada ujungnya, berperilaku acuh tak acuh, berperilaku tak saling mengenal pun kalian berdua lakukan. 

Namun tetap saja, perasaan cinta di hati yang tulus tak semudah itu kamu abaikan, kata "move on dan ikhlas" hanya mampu terucap lewat mulut, namun tak mampu terealisasi lewat tindakan. 

Kecewamu pada dia begitu dalam. Kamu menyesal pernah berkenalan dengannya dan menyesal pernah menaruh perasaan cinta padanya (dulu), bila dia sendiri tidak bisa memperjuangkan cintanya dan lebih pasrah pada perjodohan. 

Ilustrasi Sania dan Ladiva yang sedang berpelukan | sumber: health.kompas.com
Ilustrasi Sania dan Ladiva yang sedang berpelukan | sumber: health.kompas.com

Orang-orang disekitarmu pun mulai memberikan semangat, bahwa semuanya akan baik-baik saja. Tidak perlu kecewa terlalu dalam. Ikhlaskanlah.

"Come on Sania, masih banyak diluar sana yang berharap bisa bersama lo, you can do it. Gue yakin lo pasti bisa mengikhlaskan Rusy, San", ucap Ladiva sambil memeluk Sania. 

Sania yang mendengar ucapan Ladiva hanya bisa tersenyum dan mengatakan "iya", namun tetap saja kecewa Sania pada Rusy masih melambung tinggi.

Bagaikan sebuah luka yang telah tergores, takkan mudah menghilangkan bekas, akan tetapi masih ada caranya agar goresan bekas luka tersebut hilang dan sembuh, namun semuanya butuh waktu. Begitulah yang dirasakan oleh Sania. 

Ilustrasi self healing | sumber: dictio.id
Ilustrasi self healing | sumber: dictio.id

Sania harus bisa menyembuhkan lukanya terdahulu lewat dirinya sendiri dan ini dikenal dengan self healing. 

Dilansir dari kompas.com dan berdasarkan ilmu psikologi, bahwa self healing merupakan proses penyembuhan yang hanya melibatkan diri sendiri untuk bangkit dari penderitaan yang dialami dan pernah mengalami diri dari luka batin.

Tujuan dari self healing adalah untuk memahami diri sendiri, menerima ketidaksempurnaan dan membentuk pikiran positif dari apa yang telah terjadi. Itulah yang dibutuhkan oleh Sania. 

Penyembuhan diri yang harus dilakukan oleh Sania tidak hanya menyembuhkan pikirannya saja atau mentalnya saja, karena mampu menjaga kesehatan pada fisik yang bersangkutan.

Sederhananya, seseorang yang sedang mengalami kekecewaan dan luka yang membekas di hatinya seperti yang dialami oleh Sania tidak hanya menguras pikirannya saja, karena bisa jadi, nafsu makan dari Sania menjadi berkurang dan bisa mengganggu kesehatan fisiknya.

Itulah sangat penting menyembuhkan sebuah luka yang tergores, bukan membiarkannya terbuka tanpa adanya sebuah penanganan, karena infeksi dari berbagai sudut bisa saja datang menghampiri dan membuat luka tersebut menjadi lebih parah.

Itulah pentingnya menciptakan self healing, sebuah penyembuhan luka yang dimulai dari diri sendiri, seperti:

Ilustrasi self healing | sumber: kumparan.com
Ilustrasi self healing | sumber: kumparan.com

Positive self talk

Berbicara dengan diri sendiri sangatlah baik dilakukan, terlebih lagi dengan menciptakan positive self talk, karena akan menghasilkan aura positif di dalam hidupmu. 

Dengan demikian, kamu mulai bisa membangun self healing di dalam hidupmu. Sugestikan kepada dirimu sendiri, bahwa "semuanya akan baik-baik saja."

Di mana sesuatu yang ditakdirkan kepadamu tidak akan pernah melewatkanmu, begitu pula sebaliknya. 

Apabila yang bersangkutan ingin melepaskanmu, maka lepaskan saja, tak perlu dihalangi, biarkan saja langkahnya pergi. Bila dia memang ingin bersama denganmu, dirinya takkan pernah pergi meninggalkanmu. 

Selain itu, pertemuanmu dengan dia tidak perlu disesali, kehadiran setiap orang yang berada di lingkungan hidupmu juga akan membentukmu untuk bisa tegar pada posisi tersebut. Seperti halnya yang dirasakan oleh Sania pada ilustrasi di atas.

Kisah di masa lalu, takkan bisa diubah, semua itu hanya bisa dijadikan sebagai kenangan di dalam hidup. Lupakan pedihnya, jadikan pembelajaran di setiap prosesnya. 

Kalau tidak dimulai dari diri sendiri dengan terus menciptakan pikiran yang positif, siapa lagi yang akan memulainya.

Lawanlah pikiran negatifmu yang kapan saja bisa menerpa dan menyapamu, agar kamu bisa menciptakan aura positif di dalam hidupmu.

Me time

Melakukan me time bagaikan sebuah bentuk dari self love. Dirimu bisa melakukannya dengan lebih mencintai hidupmu terlebih dahulu, seperti halnya yang dijelaskan pada poin pertama. Ciptakan pikiran positif dan jauhi pikiran negatif. 

Menarik diri sejenak dari lingkungan sekitar tidaklah salah dilakukan, terkadang, penyembuhan sebuah luka hanya bisa digerakan pada diri sendiri untuk mengambil hikmahnya, seperti yang dirasakan oleh Sania pada ilustrasi di atas.

Namun tetap perlu diperhatikan, menarik diri dari lingkungan sekitar tidak selamanya harus kamu lakukan, karena kamu sendiri sangat membutuhkan kehadiran orang-orang disekitarmu. 

Mungkin mereka sulit merasakan apa yang kamu rasakan, namun mereka semua bisa mengubah sedihmu menjadi tawamu. Itulah prosesnya.

Support system

Poin ketiga ini, bisa dikatakan saling berkaitan dengan poin kedua, karena support system dari orang-orang terkasih sangatlah kamu butuhkan. Kehadiran mereka mampu memberikanmu sandaran, di saat kamu membutuhkannya. 

Dengan menceritakan apa yang sedang kamu rasakan terkait problem yang sedang menyapa, mampu memberikan ketenangan tersendiri di dalam hati, terlebih lagi bila sang pendengar sangat memahami keadaan yang bersangkutan.

Itulah salah satu perantara yang bisa menghadirkan self healing, luka yang hadir bisa tersembuhkan, dengan perasaan yang jauh lebih menenangkan. 

Seperti yang dirasakan oleh Sania pada ilustrasi di atas, "come on Sania, masih banyak diluar sana yang berharap bisa bersama lo, you can do it. Gue yakin lo pasti bisa mengikhlaskan Rusy, San", ucap Ladiva sambil memeluk Sania. 

Enjoy

Langkah selanjutnya untuk membentuk self healing adalah dengan terus menikmati hidup. 

Keindahan di dalam hidup, serta kedamaian di dalam hidup akan terasa, apabila kamu mampu menjalani hidup dengan penuh nikmat dan mengambil hikmah dari setiap pengalaman hidup yang kamu rasakan. Sehingga kamu bisa selalu bersyukur terhadap hidup yang kamu jalani. 

Tidak hanya itu saja, kamu bisa mengalihkan pikiranmu pada sesuatu hal yang kamu senangi. Apa yang selama ini telah menjadi hobimu, seperti halnya menulis dengan merangkai kata-kata untuk menuangkan semua pikiran yang ada di kepalamu.

Atau dengan travelling, menikmati nuansa alam yang penuh dengan keindahan, demi me-refreshing-kan pikiran agar menjadi lebih baik lagi.

Apapun hobimu, maka lakukanlah, semua ini dilakukan agar pikiranmu bisa lebih teralihkan dari ceritamu sebelumnya.

Sehingga pikiran yang baik, pikiran yang tenang akan membentuk satu kesatuan yang indah di dalam hidup.

Pray 

Dari sekian banyak langkah yang ada, untuk menenangkan semua pikiran yang ada kamu harus tetap memperkuatnya dengan berdoa, memanjatkan doa kepada Sang Maha Pencipta, mendekatkan diri kepada-Nya. Agar hatimu selalu berada dalam lingkup ketenangan. 

Lima poin di atas merupakan beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk self-healing. Selain itu, keikhlasan bagaikan kunci utama yang harus bisa kamu tanamkan di dalam diri. 

Selain itu, fokus kisah yang dirasakan oleh seseorang di masa lalu juga tidak harus berpusat pada kisah Sania dan Rusy di atas, karena ilustrasi tersebut hanya digunakan untuk melihat satu permisalan saja. 

Tidak hanya itu, kamu sendiri harus bisa memahami dengan sebaik mungkin, apakah perasaan yang kamu rasakan masih berada di tahap yang sewajarnya atau malah sebaliknya. 

Apabila kamu merasakan hal tersebut tidaklah "biasa-biasa" saja, ada baiknya, kamu berkonsultasi dengan ahlinya. 

Catatan:

Apabila ada kesamaan nama pada ilustrasi di atas, itu hanyalah kebetulan semata. Ilustrasi di atas hanya digunakan untuk memfokuskan pada satu permisalan saja.

Thanks for reading 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun