Poin kedua ini akan tercipta apabila kamu berhasil menanamkan ketenangan di dalam dirimu dan secara otomatis, pikiran positif akan bersarang di dalam otakmu.Â
Pada ilustrasi di atas, telah dijelaskan bagaimana kecemasan yang membisikan hatimu terkait pikiran yang cenderung ke arah negatif.
"Nanti gimana ya, laporan terkait progress yang aku hitung dengan progress dari lapangan, udah benar belum ya perhitungannya. Tapi udah dicek berkali-kali, udah benar deh perasaan, aduh nanti malah salah lagi, gimana ini"
Pada dasarnya, kamu sendiri bisa mengganti pikiran tersebut sebagai bahan motivasi diri ke arah yang lebih cenderung positif.
Ketimbang menaruh pikiranmu pada lingkaran kecemasan yang tiada berarti, yang pada dasarnya, pikiran yang singgah tersebut belum memiliki kebenaran mutlak, seperti halnya kalimat yang satu ini.
"Oke, laporan yang masuk segini dan laporan progress dari lapangan segini, jadi progress kerja yang ada tinggal segini. Berdasarkan data yang masuk keduanya sudah valid. Semangat untuk presentasi hari ini, you can do it Sesilia", misalnya.Â
Dengan kamu berhasil menciptakan pikiran positif di dalam diri. Setidaknya, kamu sendiri bisa menetralisir keadaan dan menghindari kecemasan yang datang menghampirimu.Â
Ketiga, mintalah bantuan orang lain. Poin pertama, poin kedua dan poin ketiga ini, saling berkesinambungan satu sama lain untuk menghadapi anxiety attack, ketika kamu akan melaksanakan presentasi.
Ketika kamu berhasil menenangkan diri dan membuat pikiran positif bersarang di dalam diri. Kamu bisa melengkapinya dengan meminta bantuan orang lain.Â
Dengan cara, memastikan kembali semua data yang kamu terima dengan data real dari lapangan. Pastikan kamu menuju sumber yang tepat terkait laporan yang kamu butuhkan.Â
Dengan demikian, kamu akan memperoleh bukti yang lebih kuat terkait progress kerja yang akan kamu sampaikan saat presentasi.Â