Mohon tunggu...
Desy Hani
Desy Hani Mohon Tunggu... Lainnya - Happy reading

Hi, you can call me Desy - The Headliners 2021 - Best in Opinion Kompasiana Awards 2023 - Books Enthusiast - Allahumma Baarik Alaih

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Hindari "Insecure" dengan Cara yang Lebih Serius, Berikut 5 Jurus Jitu Membentengi Diri

14 September 2021   15:21 Diperbarui: 14 September 2021   22:39 734
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Insecure, satu kata yang lebih dominan menjurus pada perbandingan hidup, merasa tidak pede (sudah pasti), merasa tidak berdaya (bisa jadi) dan semuanya menjadi satu, bagaikan paket komplit yang saling melengkapi. Baikkah sikap tersebut dibiarkan terus menerus bersarang di dalam diri?

Di era digital seperti sekarang ini, memang mampu memberikan kemudahan bagi para penduduk bumi untuk melihat berbagai macam kegiatan para penghuninya, melalui perantara media sosial, misalnya.

Dunia nyata dan dunia maya merupakan dua dimensi yang berbeda. Misalnya di dunia nyata, cara berkomunikasi yang dilakukan bisa secara langsung, yakni face to face. 

Ibaratnya, dua orang tersebut harus bertemu terlebih dahulu untuk membicarakan sesuatu hal. Sedangkan di dunia maya, cara berkomunikasi yang dihadirkan bisa melalui perantara fitur yang telah disediakan oleh setiap media sosial, tanpa harus bertemu terlebih dahulu, seperti halnya fitur direct message.

Kemudahan akses komunikasi dan akses bertemu secara virtual inilah yang mampu memberikan berbagai macam dampak, mulai dari dampak positif hingga dampak negatif. Semuanya disesuaikan oleh penggunanya sendiri. 

Dampak positif yang bisa dirasakan bagi para penduduk bumi adalah dengan memberikan kemudahan dalam mencari dan mendapatkan informasi secara lebih cepat.

Sedangkan dampak negatifnya terletak pada diri sendiri yang sering merasakan ke-insecure-ran sesaat menjelajahi dunia maya. 

Dilansir dari alodokter.com bahwa insecure merupakan perasaan cemas, tidak mampu, dan kurang percaya diri yang membuat seseorang merasa tidak aman. 

Ilustrasi insecure | sumber: Shutterstock
Ilustrasi insecure | sumber: Shutterstock

Ada berbagai macam faktor yang bisa menyebabkan seseorang merasa insecure. 

Untuk memfokuskan pada sebuah permisalan, dikaitkan dengan perasaan insecure yang dihadirkan melalui perantara media sosial. 

Ketika itu, Via baru beberapa bulan dinyatakan resmi menggunakan toga. Keinginan Via begitu kuat dan tekadnya begitu bulat agar bisa memperoleh pekerjaan dengan secepat mungkin. 

Namun sayang, semangat yang Via agung-agungkan tiba-tiba menghilang sesaat dirinya mulai berselancar di dunia maya, dan melihat teman-temannya telah bergembira dengan pekerjaan yang telah didapatkan.

Sementara Via masih berkutat dengan amplop berwarna coklat. Via pun hanya bisa menghelakan nafas panjang dan berharap segera mendapatkan pekerjaan yang diidamkannya selama ini. 

"Enak banget Tania, udah punya pekerjaan tetap aja, padahal baru juga lulus, hebat banget dia, satu kali tes di perusahaan ternama langsung diterima, lah aku? Kapan ya bisa seperti Tania, gimana ini..." keluh Via sesaat melihat story yang dibagikan oleh Tania dengan penuh kebahagiaan. 

Tidak hanya sekali Via melihat kebahagiaan yang dirasakan oleh teman-teman seangkatannya, dan itu tidak hanya Tania. 

Dirinya semakin insecure dan tak kuasa melihat keadaannya yang seakan-akan masih berjalan ditempat.

Sudah sangat jelas terlihat, bahwa ke-insecure-ran yang dirasakan oleh Via bisa dirasakannya tanpa harus melihat penampakan nyata dari Tania, dunia mayalah yang menjadi perantaranya. 

Insecure bisa menyerang ketika yang bersangkutan sedang asyik berselancar di dunia maya, dan semua itu dilakukannya tanpa adanya pembentengan diri. Seperti yang dirasakan oleh Via pada ilustrasi di atas. 

Itulah salah satu bukti bahwa insecure bisa menyerang siapa saja, baik sedang duduk, berdiri, rebahan, bahkan sedang makan ataupun minum sekali pun.

Maka dari itu, sangat penting membentengi diri agar tidak mudah masuk ke dalam lingkaran ke-insecure-ran: 

Ilustrasi cara mengatasi insecure | sumber: satupersen.net
Ilustrasi cara mengatasi insecure | sumber: satupersen.net

Pertama, cintailah dirimu sendiri. Ini merupakan poin pertama yang harus kamu ciptakan dan tanamkan di dalam diri. Bahwa kebahagiaan yang kamu miliki merupakan bagian dari kecintaanmu terhadap dirimu sendiri. 

Seperti yang dirasakan oleh Via, dirinya merasa tertinggal dari Tania yang lebih dahulu mendapatkan pekerjaan, sementara dirinya masih berkutat dengan amplop coklat. 

Ketika Via berhasil mencintai dirinya secara utuh, seharusnya Via tidak perlu insecure. 

Dirinya harus yakin dan sadar bahwa sesuatu yang nyata hanya ada di dunia nyata, sedangkan dunia maya sangat jauh dari pandangan matanya. 

Itulah sebabnya kamu harus mampu menyayangi dirimu secara utuh. 

Kedua, bangun kepercayaan diri. Poin kedua ini merupakan kelanjutan dari poin pertama. 

Ketika kamu berhasil membangun jati diri yang selalu mencintai dirimu sendiri dan mampu mensyukuri setiap keadaan yang kamu jalani, niscaya kepercayaan diri tidak akan pernah pudar. 

Seperti halnya keinginan kuat dan tekad bulat yang dirasakan oleh Via ketika baru dinyatakan resmi menggunakan toga, apabila Via mampu menguatkan diri, seharusnya, kepercayaan diri tersebut akan tetap ada. 

Bahwa apa yang dialaminya sekarang ini, dan apa yang sedang dijalaninya saat ini, bisa menjadi salah satu kunci kesuksesan bagi dirinya di masa depan. 

Sebagai insan manusia, kamu tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi kedepannya, baik satu detik kedepan sekalipun. 

Itulah sebabnya, menanamkan kepercayaan diri bahwa kamu pun bisa melakukannya itu tidaklah salah, yakinkan diri bahwa kamu pun bisa melakukannya. 

Ketiga, perbanyaklah berpikir positif. Pikiran positif bagaikan sebuah energi yang mampu membangkitkan semangat di dalam diri.

Sederhananya, ketika kamu mampu menciptakan aura positif di dalam diri, semangat yang kamu ciptakan pasti akan menggebu-gebu, keyakinan bahwa kamu "pasti bisa" pun akan melekat setiap saat. 

Seperti halnya saran yang satu ini, yang seharusnya bisa ditanamkan di dalam pikiran Via pada ilustrasi di atas.

"Tania bisa akupun harus bisa, Tania dan aku itu sama, semua yang ada di bumi ini adalah sama, semuanya ciptaan-Nya," misalnya. 

Dan pikiran positif tersebut sangat baik bila berhasil masuk di dalam diri Via, daripada dirinya menciptakan ke-insecure-ran melalui pikiran negatif seperti pada ilustrasi di atas.

"...hebat banget dia, satu kali tes di perusahaan ternama langsung diterima, lah aku? Kapan ya bisa seperti Tania, gimana ini..."

Nah, mendapati pernyataan positif dan negatif di atas, sudah membuktikan bahwa pikiran akan menjadi lebih tenang dan jernih, apabila mampu mengambil hikmah dari setiap keadaan. 

Keempat, berhentilah membuat perbandingan hidup. Lagi-lagi, menciptakan sebuah perbandingan di dalam hidup tidak akan pernah ada habis-habisnya, percayalah.

Semakin kamu berani menciptakan perbandingan di dalam hidup sama saja kamu menciptakan ketidak tenangan di dalam hidupmu.

Ibaratnya, hidup yang kamu dijalani bagaikan dikejar-kejar oleh keadaan, karena kamu terlalu sibuk melihat hidup orang lain, yang kamu pikir hidup yang dijalaninya terlihat begitu itu indah. Padahal itu hanya sebatas penglihatan pada media sosial semata. 

Seperti pada ilustrasi di atas, di mana Via merasa insecure dengan temannya Tania yang lebih dulu mendapatkan pekerjaan impian, sementara Via masih berkutat dengan amplop berwarna coklat.

Meskipun demikian, Via tidak seharusnya membandingkan-bandingkan hidupnya dengan Tania, seakan-akan Via tidak bisa melakukan hal yang sama, dan akhirnya menciptakan rasa insecure yang sebaiknya tidak perlu dilakukan. 

Kelima, hindarilah kegiatan yang membuatmu insecure. Poin kelima ini tidak kalah penting. 

Kamu yang menjalani hidup dan kamulah yang paling tau mana yang terbaik bagi dirimu sendiri. Baik untuk pikiran maupun kesehatan mental yang akan kamu rasakan. 

Seperti yang dialami oleh Via pada ilustrasi di atas, apabila Via tidak mampu mendirikan benteng yang kokoh sesaat menjelajahi dunia maya, ada baiknya, Via mengurangi kegiatan tersebut. 

Via sendiri harus mampu memahami, apakah dengan berselancar di media sosial mampu memberikan manfaat baginya atau malah sebaliknya. 

Bila lebih banyak merasakan ke-insecure-ran lewat story teman-temanmu, ada baiknya, kurangilah kegiatan tersebut, dengan melakukan puasa media sosial, misalnya. 

Dan jangan lupa, selalu tanamkan di dalam diri untuk selalu bersyukur terhadap kehidupan yang kamu jalani. Hidupmu bahagia dan hidupmu sangat istimewa apabila kamu mampu bersyukur terhadap nikmat yang telah diberikan oleh-Nya...

Catatan:

Apabila ada kesamaan nama pada ilustrasi di atas, itu hanyalah kebetulan semata. Ilustrasi di atas hanya digunakan untuk menfokuskan pada satu permisalan saja. 

Thanks for reading

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun