"Aduh gimana ini, jam 12 nanti kan gue mau ke jurusan, mau bimbingan, sekarang udah hampir jam 12 lagi, mana sempet pergi ke akademik,"Â bisik Alesya di dalam hati kecilnya.
"Sya kok diem sih, bisakan? Kirim ke akademik ya, please..."Â
Tanpa berpikir panjang lagi, dan tanpa memikirkan dampaknya, Alesya langsung saja mengiyakan semua perkataan Tifani dengan nada suara yang terdengar begitu ragu, "Yaudah Fani, nanti gue kirim ke akademik ya."
"Yeay... makasih ya Sya, gue pergi dulu, dada... Alesya," ucap Tifani dengan begitu cepat sembari pergi meninggalkan Alesya dengan langkah kaki seribu.
Setelah Tifani menghilang dari hadapan Alesya, di saat itulah, gadis pemilik rambut panjang ini hanya bisa mengambil nafas panjang. Diikuti dengan keluh kesah yang diciptakannya sendiri.
"Sebenernya gue nggak bisa nganterin laporan lo ke akademik Ni, tapi gue nggak enak untuk nolak permintaan lo, gimana ini,"Â ucap Alesya dengan begitu lirik sembari meratapi laporan Tifani yang berada di kedua tangannya.Â
Permintaan Tifani kepada Alesya tidak hanya dilakukannya satu, dua, atau tiga kali saja. Hampir di setiap kesempatan Tifani selalu saja memanfaatkan Alesya demi kepentingannya sendiri.Â
Sementara Alesya, tak kuasa menolak permintaan Tifani dan selalu mengiyakannya, tampak pernah berpikir secara lebih jauh, apakah baik hal tersebut dilakukannya atau malah sebaliknya.
Dari ilustrasi di atas, sudah terlihat secara jelas bahwa Alesya telah menjadi people pleaser. Di mana Alesya, cenderung melakukan apapun agar Tifani tidak kecewa terhadap dirinya.Â
Maka dari itu, sangat penting melakukan pengendalian diri, demi kebaikanmu sendiri, agar tidak terjun dalam lingkaran people pleaser.
Berikut beberapa cara yang bisa diterapkan untuk menghindari diri terjebak sebagai people pleaser, seperti:Â