"Beda banget kalo duit udah hitungan em-ber, dikit-dikit liburan ke luar negeri ya, sik asik nih."Â
Dua respon permisalan di atas kemungkinan besar akan didapat oleh yang bersangkutan, baik melalui reply story yang disajikannya, maupun direct message yang dimilikinya.Â
Itulah trik yang dilakukannya, demi mendapatkan pengakuan di dunia maya, karena berhasil menjadi salah satu penduduk bumi yang mampu menjelajah di berbagai negara.Â
Kedua, menyombongkan diri dengan cara yang lebih halus. Bisa dikatakan, model pamer di era digital seperti sekarang ini memang dilakukan secara lebih halus.
Secara tidak langsung, kesan sombong yang disajikannya tidak terlalu terlihat. Coba perhatikan contoh kedua dari ilustrasi di atas terkait humble bragging.
"Untung aku sayang, goresan yang terjadi karena kukumu itu bukanlah masalah bagiku."
Dengan postingan sebuah pergelangan tangan yang tergores sedikit, diikuti dengan foto lucu dari kucing ras bernilai puluhan juta rupiah, beserta gelang mewah asal Prancis.Â
Pada dasarnya, seseorang yang memposting tersebut ingin menunjukkan kepada para penghuni dunia maya, bahwa dirinya memiliki seekor kucing ras dengan harga yang fantastis, beserta gelang mewah yang dibelinya dari Prancis.Â
Ketika mendapati postingan demikian, secara kasat mata kamu belum tentu mengatakan bahwa yang bersangkutan itu sedang "pamer", karena fokus utama kamu berpusat pada tangan yang tergores tersebut.Â
Barulah setelahnya, kamu akan langsung berpusat pada perhatian kerlap-kerlip yang berada dipergelangan tangannya, sebuah gelang yang terlihat begitu mewah, "oh ternyata itu toh maksudnya".Â
Itulah trik halus yang dilakukan, yakni pamer secara terselubung. Agar kesan sombong yang dihadirkannya lebih terlihat natural.Â