Humble bragging, salah satu trik pamer secara terselubung. Baikkah tindakan demikian dilakukan? Adakah manfaat yang diperoleh dari kegiatan tersebut?Â
Di era digital seperti sekarang ini memang banyak memberikan manfaat, akses untuk berkomunikasi satu dengan yang lainnya pun akan sangat mudah dilakukan.
Terlebih lagi dengan semakin berkembang pesatnya media sosial di dunia maya. Sehingga mempermudah para penghuninya untuk saling mengetahui berbagai macam aktivitas yang diposting oleh para penggunannya.Â
Untuk melihat aktivitas yang diposting oleh masing-masing pengguna media sosial, tentu saja ada ketentuan dasar yang berlaku.Â
Pertama, apabila pengguna media sosial tersebut menggunakan fitur kunci akun, para penghuni dunia maya harus saling berteman (follow)Â terlebih dahulu, agar bisa melihat berbagai macam aktivitas yang diposting oleh para penggunanya.
Kedua, apabila pengguna media sosial tersebut tidak menggunakan fitur kunci akun, para pengguna media sosial tidak harus berteman terlebih dahulu, karena akan langsung bisa masuk pada profil pengguna yang dituju.
Dengan catatan, sebelum berselancar di dunia maya, para penggunanya harus memiliki akun di setiap media sosial yang dituju.
Nah, kemudahan akses inilah yang sering digunakan oleh para penghuni dunia maya untuk menyampaikan kegembiraannya, kegalauannya, bahkan keluh kesahnya pada media sosial miliknya.Â
Mulai dari aktivitas yang umum dan biasa, hingga aktivitas yang menyombongkan diri secara terselubung, ibaratnya, mau sombong tapi merendahkan diri terlebih dahulu.Â
Ingin menunjukkan apa yang dimilikinya, dan ingin mendapatkan pengakuan dari khalayak namun tetap tampil dengan rendah diri dan ini dikenal dengan istilah humble bragging.
Dilansir dari sehatq.com bahwa humble bragging secara definisi adalah memamerkan sesuatu tanpa disertai dengan rasa bersalah atau malu yang idealnya menyertai. Sederhananya, ini adalah cara untuk pamer dengan bumbu kerendahan hati.
Selain itu, studi yang diterbitkan oleh Journal of Personality and Social Psychology mengatakan bahwa humble bragging dilakukan untuk membuat orang lain terkesan.Â
Sedangkan menurut studi dari Harvard Business School, kebanyakan humble bragging dibungkus dengan kalimat yang bernada keluhan.Â
Seperti halnya ilustrasi dibawah ini.Â
"I'm so tired, tapi nggak apa-apalah, namanya juga baru selesai dari liburan."
Dengan latar belakang postingan serta tag lokasi yang berada di Incheon Airport.Â
"Untung aku sayang, goresan yang terjadi karena kukumu itu bukanlah masalah bagiku."
Dengan postingan sebuah lengan tangan yang tergores sedikit, diikuti dengan foto lucu dari kucing ras bernilai puluhan juta rupiah, beserta gelang mewah asal Prancis.
Dua contoh postingan di atas, bisa katakan memiliki tujuannya tersendiri dibalik caption yang disajikannya.Â
Berikut beberapa alasan yang membuat seseorang berperan sebagai humble bragging, seperti:
Pertama, ingin mendapatkan pengakuan. Sudah terlihat secara jelas bahwa seseorang yang telah berperan sebagai humble bragging dirinya memang sangat butuh pengakuan, bahkan pujian, pastinya.Â
Apa sih yang dicari selain dari pujian, bila yang bersangkutan tidak berniat untuk mendapatkan pujian, lantas untuk apa memamerkan semuanya melalui perantara dunia maya, namun tetap berkesan dengan rendah diri.Â
Mari ambil permisalan pada ilustrasi di atas terkait poin pertama, "I'm so tired, tapi nggak apa-apalah, namanya juga baru selesai dari liburan"
Dengan latar belakang postingan serta tag lokasi yang berada di Incheon Airport.Â
Pada postingan tersebut, tentu saja yang bersangkutan ingin menunjukkan bahwa dirinya telah melakukan liburan sampai ke negeri tetangga, dimana Korea Selatan-lah yang menjadi tujuan utamanya.Â
Apabila ditelaah secara singkat, pada caption yang disajikannya memang terlihat biasa saja.
Namun, dari gambar latar belakang postingan serta tag lokasi yang ditampilkannya, itu sudah menunjukkan bahwa dirinya sedang berada di bandar udara Internasional.Â
Inilah cara yang dilakukannya untuk memancing para penghuni dunia maya, karena tidak jarang, temannya yang berada di dimensi tersebut akan memberikan respon terkait liburannya.
"Wih udah di Korea aja nih, jangan lupa oleh-oleh ya."
"Beda banget kalo duit udah hitungan em-ber, dikit-dikit liburan ke luar negeri ya, sik asik nih."Â
Dua respon permisalan di atas kemungkinan besar akan didapat oleh yang bersangkutan, baik melalui reply story yang disajikannya, maupun direct message yang dimilikinya.Â
Itulah trik yang dilakukannya, demi mendapatkan pengakuan di dunia maya, karena berhasil menjadi salah satu penduduk bumi yang mampu menjelajah di berbagai negara.Â
Kedua, menyombongkan diri dengan cara yang lebih halus. Bisa dikatakan, model pamer di era digital seperti sekarang ini memang dilakukan secara lebih halus.
Secara tidak langsung, kesan sombong yang disajikannya tidak terlalu terlihat. Coba perhatikan contoh kedua dari ilustrasi di atas terkait humble bragging.
"Untung aku sayang, goresan yang terjadi karena kukumu itu bukanlah masalah bagiku."
Dengan postingan sebuah pergelangan tangan yang tergores sedikit, diikuti dengan foto lucu dari kucing ras bernilai puluhan juta rupiah, beserta gelang mewah asal Prancis.Â
Pada dasarnya, seseorang yang memposting tersebut ingin menunjukkan kepada para penghuni dunia maya, bahwa dirinya memiliki seekor kucing ras dengan harga yang fantastis, beserta gelang mewah yang dibelinya dari Prancis.Â
Ketika mendapati postingan demikian, secara kasat mata kamu belum tentu mengatakan bahwa yang bersangkutan itu sedang "pamer", karena fokus utama kamu berpusat pada tangan yang tergores tersebut.Â
Barulah setelahnya, kamu akan langsung berpusat pada perhatian kerlap-kerlip yang berada dipergelangan tangannya, sebuah gelang yang terlihat begitu mewah, "oh ternyata itu toh maksudnya".Â
Itulah trik halus yang dilakukan, yakni pamer secara terselubung. Agar kesan sombong yang dihadirkannya lebih terlihat natural.Â
Meskipun dilakukan secara natural, namun nyatanya, humble bragging seharusnya tidak perlu dilakukan, karena bisa menimbulkan berbagai macam persepsi dari para penduduk dunia maya.Â
Ada beberapa faktor yang menjadi alasan kenapa humble bragging nyatanya harus dihindari, seperti:Â
1. Tidak semua yang kamu miliki harus di publis
Terkadang, menahan diri untuk tidak menunjukkan semua pencapaian yang kamu miliki sangat sulit dilakukan.Â
Hausnya akan pengakuan inilah yang terkadang membuat para penduduk bumi ingin menunjukkan semua keberhasilan yang telah diraihnya, namun tetap ingin berkesan rendah diri dihadapan para penghuni dunia maya.Â
Perlu kamu sadari, terkadang, orang yang melihat tampilanmu dalam wujud humble bragging tidaklah terlalu peduli, karena sebagian besar orang (tidak semua) "hanya sekedar ingin tahu", alias kepo aja.
Maka dari itu, alangkah baiknya bersikap sewajarnya saja terhadap pencapaian yang kamu dapatkan.Â
Tanpa kamu beritahu, nyatanya semua orang akan tahu dan tanpa kamu umbar-umbar semua orang juga akan tahu terkait pencapaian yang kamu dapatkan ataupun kesuksesan yang telah kamu raih.Â
2. Menciptakan kata ilfeel
Ketika kamu berperan sebagai humble bragging di dunia maya, bukan tidak mungkin para penghuni media sosial akan ilfeel melihat semua postingan yang kamu tampilkan.Â
Terlebih lagi bila jurus humble bragging ini telah kamu lancarkan secara berkali-kali, bagaikan amunisi yang terus kamu isi.Â
Dirimu terlalu bangga menunjukkan apa yang kamu punya, sampai lupa bahwa tingkah laku yang kamu lakukan berujung pada kata "ria".Â
Maka dari itu, sebelum bertindak ada baiknya kamu sendiri harus mampu memahami konsep yang terjadi, apakah ada manfaatnya bila berperan sebagai humble bragging atau malah sebaliknya. So, think smart!
Catatan:
Ilustrasi di atas hanya digunakan untuk memfokuskan pada sebuah permisalan terkait humble bragging.Â
Tidak harus berkaitan dengan ilustrasi di atas, karena nyatanya begitu banyak trik yang bisa digunakan untuk berperan sebagai humble bragging.Â
Saya mohon maaf apabila ada salah kata di dalam penulisan artikel ini. Semoga informasi ini bisa bermanfaat.Â
Thanks for reading
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H