"Rachel...", teriak Kelvin dari kejauhan sesaat melihat gadis kecil dengan pita yang menghiasi rambut panjangnya.Â
Seketika itu Rachel pun menoleh mencari sumber suara yang telah menyebut namanya, "oh Kelvin, hai... wah ada Gabriel juga, hai..", sapa Rachel dengan senyuman manis menghiasi wajahnya.Â
Kelvin pun menyenggol pergelangan tangan Gabriel, sebagai isyarat agar sahabatnya ini segera menyampaikan perasaannya kepada Rachel.Â
Gabriel yang seakan-akan tidak peka dengan kode Kelvin hanya bisa menyerngitkan kening ke arah sahabatnya ini.Â
Kelvin yang sudah kesal dengan tingkah laku Gabriel akhirnya membuka suara, "Hel, sepertinya lo sudah mendengar isu yang beredar belakangan ini terkait perasaan Gabriel kepada lo, semua itu benar Hel, Gabriel suka dengan lo seratus persen".
Mendengar ucapan Kelvin secara tiba-tiba itu membuat Gabriel sedikit kaget, namun tetap dalam keadaan tenang.
"Kelvin mau nyari mati apa ya, bisa-bisanya dia bilang begitu didepan Rachel, gue belum siap mengungkapkan perasaan gue Vin...", teriak Gabriel di dalam hati.Â
"Eh apaan sih lo Vin, nggak Hel, itu becandaan doang, maklumlah Kelvin suka begitu, lagian memang dia suka bikin gosip kan, secara Kelvin pinter banget kalo nge-gombal", ucap Gabriel dengan begitu santai, meskipun di dalam hatinya tidaklah sesantai itu.Â
"Apa El? Gue nggak salah denger ini? Itu hanya becandaan doang? Bukannya lo memang suka sama Rachel? Terus waktu itu yang lo bilang apa maksudnya? Eh, semua itukan memang bener El, lo kok nggak mau ngaku sih?", ucap Kelvin.
Mendapati pertanyaan yang menghujani dirinya, Gabriel hanya bisa tersenyum kecut ke arah Rachel, "begini Hel, Kelvin sepertinya sedang putus cinta, jadi otaknya agak sedikit korslet, perihal gosip tentang perasaan gue ke lo itu nggak bener, dan Kevin hanya becanda, okay...".
Mendengar ucapan Gabriel, Rachel hanya menganggukan kepala sambil tersenyum ke arah Gabriel.
