Bukan tidak mungkin, bila ketidaknyaman serta perseteruan bisa hadir dan menyapa ketika berhadap dengan manusia toxic.
Sudah terlihat secara jelas, bahwa toxic people dan toxic positivity bisa menghadirkan aura negatif dari setiap sikap yang disajikan oleh para pelakunya.Â
Mari kita ambil permisalan yang begitu sederhana, terkait hubungan toxic antara toxic people dan toxic positivity, dua hubungan toxic yang bergabung menjadi satu.Â
Perkenalan Michelle dan Laura melalui perantara sebuah universitas, keduanya berasal dari kota yang berbeda.Â
Seiring dengan berjalannya waktu, Michelle telah menganggap Laura sebagai teman baiknya, apapun yang dialami Michelle selalu diceritakannya kepada Laura.
Hingga suatu ketika, Michelle sangat galau dengan laporan akhirnya yang tergantung-gantung tanpa kejelasan. Dan Michelle pun memutuskan untuk menceritakan ke galaunya ini kepada Laura.
"Ra... gue bingung mau ngambil mata kuliah apa? Susah banget ya mikirnya, mau ngambil manajemen, sama akuntansi tapi nggak sinkron dengan penelitian yang dilakukan, gue bingung Ra?"
Mendengar ucapan Michelle, Laura hanya bisa memandangnya secara sinis, "ya ampun Chel? Kalo nggak bisa ngambil manajemen sama akuntansi, yowes cari yang lain, ngapain repot-repot mikir..."Â
"Tapi Ra... manajemen dan akuntansi adalah mata kuliah favorit gue Ra, gue lebih pede kalo ngebahas dua MK tersebut", ucap Michelle dengan raut wajah yang terlihat sedih, ditambah lagi dengan ucapan Laura tadi yang sedikit menyayat hatinya.
"Yah... kok nyerah gitu sih Chel, semangat dong, lho mestinya bisa mengambil MK lain, nggak harus manajemen ataupun akuntansi aja, dunia ini luas Chel, jangan terlalu larut dalam kesedihan, slow but sure..."