Inilah poin pertama yang bisa menyebabkan seseorang menjadi baper setelah lama berkomunikasi dengan yang bersangkutan.
Mulai dari rangkaian kata, gombalan maut, hingga kode yang terkadang ambigu mampu menarik objek sasarannya masuk ke dalam perangkap yang telah disiapkan.Â
Untuk mengantisipasinya adalah dengan tidak mempercayai semua kalimatnya, anggap saja sebagai angin lalu. Apabila di balik komunikasi tersebut tidak ada kejelasan yang nyata.
Kedua, anggap saja sebagai komunikasi biasa. Ini merupakan kelanjutan dari poin pertama. Tanamkanlah di dalam diri untuk bersikap biasa saja ketika sedang berkomunikasi dengan seseorang.
Jangan terlalu menganggap serius semua rangkaian kata yang disampaikannya, terlebih lagi bila tidak ada pergerakan seperti halnya "tindakan" dari yang bersangkutan untuk membuktikan semua rayuan gombalnya.Â
Ketiga, berilah pembatas antara dunia maya dan dunia nyata. Komunikasi yang dilakukan melalui sebuah aplikasi juga termasuk ke dalam dunia maya.Â
Maka dari itu, jangan mudah terbawa akan perasaan ketika sedang berselancar di dunia maya.Â
Yakinkan diri bahwa faktanya, seluruh masyarakat di planet ini hidup di dunia nyata. Sehingga lakukanlah secara nyata-nyata saja, begitu pula ketika menempatkan sebuah perasaan.
Ketika mendapati sebuah kalimat yang menghanyutkan pada sebuah perasaan, terlebih lagi hanya sebatas pada komunikasi semata, maka, bentengilah diri dan batasilah diri.Â
Pada dasarnya, pengendalian sebuah perasaan hanya akan terkontrol apabila yang bersangkutan mampu mengendalikannya dengan sebaik mungkin...
Dan pada intinya, semuanya ada pada diri sendiri...