Dunia maya dan media sosial merupakan satu kesatuan yang tidak akan pernah terpisahkan. Kehadirannya mampu memberikan warna tersendiri di dunia percintaan para penduduk bumi...
Percintaan di era digital memang terbilang unik, kehadirannya tidak hanya "sekedar" sebagai media komunikasi saja.
Berbagai macam cara dilakukan melalui perantara dunia maya untuk menarik perhatian seseorang yang disukai, salah satunya dengan berselancar pada media sosial.Â
Kehadiran media sosial sudah terbilang lama menemani hari-hari para penduduk bumi. Sebuah petualangan di dunia virtual tanpa adanya batasan dimensi.Â
Salah satu jejaring sosial yang berhasil menarik perhatian pada tahun 2002 silam adalah friendster, yang dilanjutkan dengan munculnya myspace.
Tidak berhenti di kedua jejaring sosial ini saja, pada tahun 2006 silam munculah facebook dengan berbagai macam fitur yang lebih menarik dari pendahulunya.
Jejaring sosial sukses mengibarkan sayapnya di muka bumi ini, kehadirannya sangat membantu dalam dunia komunikasi.Â
Berbagai macam jenis media sosial satu persatu mulai eksis merajai dunia maya. Semakin berkembangnya suatu zaman, semakin berkembang pula jejaring sosial ini.Â
Terlebih lagi dengan keadaan dunia yang telah memasuki fase modern, bisa dikatakan, para penduduk planet ini sudah tidak asing lagi dengan yang namanya media sosial.Â
Para pengguna media sosial bisa dengan mudahnya berselancar secara virtual. Baik untuk mencari informasi, ngepoin hidup orang lain, hingga melancarkan kode bertubi-tubi kepada orang yang ditaksir.
Memberikan kode di media sosial terbilang cukup mudah, yakni, dengan cara memposting sesuatu hal yang bisa di "respon"Â oleh seseorang yang telah diincar sebelumnya.
Perilaku memberikan kode lewat media sosial ini sering hadir di dunia percintaan kawula muda modern dan dikenal dengan istilah gatsbying.Â
Dilansir dari metro.us bahwa nama gatsbying itu sendiri diambil dari nama jutawan West Egg yang kaya raya Jay Gatsby dari film klasik F. Scott Fitzgerald The Great Gatsby.
Sederhananya, gatsbying mengacu pada pamer untuk sebuah perhatian, alih-alih pesta mewah untuk wanita bernama Daisy, kita malah menggunakan postingan di media sosial untuk menarik perhatian orang yang disukai, tentunya.
Seperti yang ditulis oleh model Australia Matilda Dods untuk lifestyle blog tomboy, bahwa gatsbying berkaitan dengan memposting video, gambar, atau selfie ke media sosial secara publik, dan semata-mata untuk dilihat oleh seseorang yang diminati.Â
Berdasarkan penjelasan di atas, sebelum seseorang memberikan "kode" di dunia maya, dirinya harus lebih dahulu memahami cara bermain yang hadir pada media sosial.Â
Kebijakan dasar harus dipahami terlebih dahulu, seperti, saling berteman pada akun media sosial yang dituju.
Selanjutnya, pastikan tidak di mute dengan cara memperhatikan para viewers di setiap postingan yang kita sajikan pada media sosial. Seperti yang telah saya sampaikan pada artikel mute lebih baik daripada block, bisa diklik disini.Â
Apabila ada nama akun yang kita tuju tampil menjadi salah satu viewers pada setiap postingan kita, sudah terlihat secara jelas bahwa akun kita tidaklah disenyapkannya.Â
Bukti nyata telah terpampang dengan sangat jelas, karena yang bersangkutan telah menjadi penonton setia pada postingan yang kita miliki.Â
Apabila kebijakan dasar telah terpenuhi, para gatsbyer sudah bisa melancarkan aksinya di dunia maya.Â
Perlu diingat. Tidak semua akun media sosial yang berteman dengan kita akan tampil menjadi salah satu viewers, di dalam setiap postingan yang kita sajikan, bisa jadi, akun yang bersangkutan tidak terlalu aktif.
Atau, pemilik akun itu sendiri yang tidak hobi ngepoin hidup orang lain. Oleh karena itu, akun tersebut tidak akan pernah tampil pada viewers.
Perlu ditekankan kembali, bahwa tidak tampilnya akun seseorang pada postingan yang kita miliki, bukan berarti kita telah di-mute.
Penjelasan pada paragraf tujuh belas dan delapan belas di atas, hanya untuk mengetahui cara dasar apakah telah di mute oleh seseorang atau tidak, namun untuk hasilnya sendiri tetap tidaklah mutlak.Â
Mari kita ambil permisalan yang begitu sederhana terkait gatsbying...
Gabriel dan Carissa dipertemukan ketika menempuh pendidikan di Universitas yang sama, dan keduanya berada pada jurusan serta fakultas yang sama.Â
Selama menempuh pendidikan kurang lebih tiga tahun setengah, Gabriel telah memendam perasaan kepada Carissa.Â
Hingga memasuki dunia pekerjaan, perasaan Gabriel kepada Carissa tidaklah pudar. Keyakinan hatinya semakin menjadi-jadi tatkala mengingat Carissa.Â
Namun, Gabriel belum memiliki keberanian untuk mengungkapkan perasaannya dan lebih memilih memberikan kode kepada Carissa melalui sebuah postingan di media sosial.
Gabriel sendiri tahu, bahwa Carissa sangat menyukai laki-laki dengan tampilan yang begitu rapi dan wangi.Â
Sesekali, Gabriel membuat kode dengan memposting gaya penampilannya ketika sedang bekerja.
Tempat bekerja Gabriel memang mengharuskan para pegawainya berpenampilan dengan sebaik mungkin.Â
Jadi tidak mengherankan lagi bila Gabriel selalu tampil dengan gaya yang diinginkan oleh Carissa, yakni, rapi dan wangi.Â
Tidak hanya itu saja, Gabriel sering membagikan postingan kalimat bijak dengan langit biru yang menjadi latarnya, semuanya, ditujukan kepada Carissa.Â
Gabriel yakin memberikan kode kepada Carissa lewat dunia maya, baginya, mengungkapkan perasaan cinta melalui sebuah postingan lebih melegakan hati, ketimbang diutarakan langsung kepada yang bersangkutan, itulah prinsip dari Gabriel.Â
Laki-laki yang memiliki tinggi badan yang sangat ideal ini takut menerima sebuah jawaban penolakan, apabila cintanya kepada Carissa tak terbalas. Maka dari itu, dirinya lebih memilih bermain kode pada dunia maya.Â
Menurut Gabriel, Carissa akan mengerti dan merasakan bahwa rangkaian kata indah dari lubuk hati terdalam tersebut memang diperuntukkan untuk dirinya. Meskipun hanya sebatas pada postingan dunia maya.
Semua itu diperkuat dengan alasan sederhana, karena Carissa merupakan bagian dari penonton setia story media sosial yang dimilikinya (lagi-lagi, ini hanya pendapat dari Gabriel).
Sehingga Gabriel sangat yakin bahwa seluruh story yang dibuatnya untuk Carissa, pasti akan disaksikan dan dirasakan oleh perempuan yang diidamkannya tersebut.Â
Secara langsung dan secara nyata Gabriel telah melancarkan jurus gatsbying dengan menjadi gatsbyer.Â
Namun perlu disadari, terlalu banyak memberikan kode di dunia maya tanpa adanya upaya di dunia nyata bisa memberikan hasil yang nihil, karena tidak adanya aksi dan reaksi diantara keduanya.Â
Seperti halnya, tidak adanya aksi secara nyata dari Gabriel untuk mendekati Carissa ataupun mengungkapkan perasaannya.
Selain itu, tidak adanya reaksi dari Carissa karena dirinya tidak akan pernah tahu bila Gabriel mencintainya.
Tidak hanya itu saja, kemungkinan paling besar dari kode-kode yang ditumpahkan pada media sosial tidak bisa dipahami oleh objek sasarannya.Â
Apakah benar postingan tersebut untuk dirinya, ataukah hanya sekedar terbawa perasaan saja? Seperti tindakan yang dilakukan oleh Gabriel.
Apabila Carissa tidak memahami suatu kode pada postingan Gabriel, itu sangat wajar. Bisa saja, Carissa hanya menganggap angin lalu semua makna dari postingan yang telah di buat oleh Gabriel di media sosial.
Carissa sendiri tidak bisa mengklaim bahwa postingan tersebut memang "diperuntukkan untuknya", karena sepanjang story yang dibuat oleh Gabriel, Carissa sendiri tidak pernah menemukan namanya tampil pada postingan tersebut.Â
Seperti, "Carissa I love you"Â atau Carissa, I'm so lucky to have you". Paling tidak, Gabriel mention nama akun media sosial Carissa di setiap postingannya.
Apabila di setiap rangkaian kalimat bijak yang diposting oleh Gabriel mencantumkan nama Carissa seperti pada kalimat di atas, besar kemungkinan, Carissa akan sangat mengerti dan memahami, bahwa semua itu memang diperuntukkan untuk dirinya.Â
Namun bila sebaliknya, kecil kemungkinan Carissa akan memahami. Jangan salahkan Carissa bila suatu saat nanti dirinya akan memposting kegembiraan bersama orang lain di media sosial, karena Gabriel sendiri tidak memiliki keberanian untuk mengungkapkan perasaannya.Â
Maka dari itu, sangat wajar bila sebagian besar penduduk dunia nyata tidak bisa memahami sebuah kode yang hadir di dunia maya.Â
Terlebih lagi di dalam urusan percintaan, salah dalam menanggapi bisa berakibat pada kebaperan yang tidak berarti.
Lebih baik mengungkapkan perasaan secara nyata kepada objek sasaran yang dituju, daripada memberikan sebuah kode yang tidak jelas maksud dan tujuannya apabila dilihat oleh yang bersangkutan.Â
Tidak masalah bila harus mengungkapkan perasaan terlebih dahulu melalui perantara dunia maya, asalkan, kepastian di dunia nyata juga disampaikan dengan bijak.Â
Agar kepastian yang nyata lebih cepat terbukti, daripada terlalu lama berandai-andai dengan sebuah perandaian.
Lebih parahnya, bila kode tersebut salah sasaran dan dirasakan oleh orang yang bukan menjadi tujuan kita. Kalau sudah seperti ini kan repot jadinya...
Catatan:
Apabila ada kesamaan nama pada ilustrasi di atas, itu hanyalah kebetulan semata. Ilustrasi di atas hanya digunakan untuk menfokuskan pada satu kasus saja.Â
Thanks for reading
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H