Kelvin mendapatkan tugas di bagian timur Indonesia, sedangkan Sania mendapatkan tugas di bagian barat Indonesia.Â
Meskipun sangat-sangat jarang, komunikasi di antara keduanya tetap berjalan, namun hanya "sebatas teman", tidak lebih dari itu.Â
Namun siapa sangka, ternyata Kelvin telah lama memendam perasaan kepada Sania. Hingga akhirnya, Kelvin mencoba menyapa kembali Sania melalui perantara media komunikasi.Â
"Hai Sania, apa kabarnya? Semoga selalu baik-baik saja ya", sapa Kelvin melalui aplikasi pesan. Tanda pesan terkirim pun sudah menghiasi layar handphone Kelvin.Â
Menit demi menit berlalu, jam demi jam pun berlalu, hingga hari mulai berganti, namun Kelvin belum menerima pesan balasan dari Sania.Â
Setelah waktu menyentuh angka 2 kali 24 jam, tiba-tiba Kelvin menerima pesan balasan dari Sania. "Hai juga Kelvin, kabarku disini baik, bagaimana dengan kabarmu disana?".Â
Respon yang diberikan oleh Sania kepada Kelvin bisa dikatakan baik, namun waktu yang digunakannya untuk membalas pesan kepada Kelvin tidaklah baik.Â
Secara, di era digital seperti sekarang ini, handphone bagaikan sebuah kebutuhan mutlak yang tidak bisa jauh dari para penggunannya. Coba buktikan saja, kemana-mana pasti membawa alat komunikasi nan mungil ini.Â
Sebelum menuduh Sania yang telah menjadi seorang cricketer, ada baiknya, kita cari kemungkinannya terlebih dulu.Â
Suatu kemungkinan akan memiliki dua hasil, bisa saja dugaan tersebut benar, dan bisa juga dugaan tersebut tidak benar, karena ini hanya sebatas pada kemungkinan.Â