Mohon tunggu...
Desy Hani
Desy Hani Mohon Tunggu... Lainnya - Happy reading

Hi, you can call me Desy - The Headliners 2021 - Best in Opinion Kompasiana Awards 2023 - Books Enthusiast - Allahumma Baarik Alaih

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Ikhlas dalam Memberikan Maaf

13 Mei 2021   22:25 Diperbarui: 13 Mei 2021   22:28 870
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi maaf (sumber: idntimes.com)

Maaf, salah satu kata ajaib dengan kekuatan yang tidak tertandingi. Kenapa hal tersebut bisa terjadi? Pada dasarnya, jawaban tersebut ada pada diri kalian masing-masing

Tidak terasa, pelaksanaan ibadah puasa wajib di bulan Ramadan 1442 Hijriah telah dilalui oleh seluruh umat muslim di seluruh dunia. 

Semoga amalan ibadah puasa kita semua diterima oleh Allah SWT dan semoga setelah ini, kita semua bisa menjadi manusia yang lebih baik lagi kedepannya, yang selalu taat beribadah kepada-Nya. 

Taqabbalallahu minna wa minkum. Mohon maaf lahir batin untuk seluruh sahabat Kompasiana. Selamat Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah. 

Ketika Hari Kemenangan menyapa seluruh umat muslim di seluruh dunia, tentunya saja kebahagiaan akan hadir dan singgah. 

Tidak jarang, kita semua akan sering mendapatkan pesan dengan kalimat seperti yang saya sebutkan pada paragraf ketiga di atas. 

Terlebih lagi dengan kalimat, "mohon maaf lahir batin". Sesaat mendengar dan membaca kata "maaf", seketika itu langsung mengingatkan kita pada untaian kata yang berkaitan dengan perkataan yang tulus. 

Kenapa bisa demikian? Karena tidak mudah untuk mengucapkan kata maaf, dan kata ini telah masuk ke dalam salah satu dari tiga kata ajaib setelah kata tolong dan terima kasih. 

Terlebih lagi dengan kata "maaf", yang sudah termasuk ke dalam jajaran kata yang tidak mudah diucapkan oleh seseorang. 

Ilustrasi maaf (sumber: tangkapan layar akun facebook Chocolicious Indonesia)
Ilustrasi maaf (sumber: tangkapan layar akun facebook Chocolicious Indonesia)

Dari sekian juta orang di dunia ini, mungkin hanya beberapa persen saja yang mudah dan ikhlas mengucapkan kata maaf ketika dirinya merasa bersalah terhadap orang lain. 

Karena nyatanya, masih saja banyak orang yang bersikap acuh tak acuh bahkan tidak peduli dengan sikapnya terhadap orang lain, apakah menyakiti perasaannya atau malah sebaliknya. 

Tidak bisa dipungkiri, terkadang gengsi yang menyelimuti diri serta ego yang terlalu tinggi membuat seseorang sulit mengucapkan permintaan maaf kepada orang lain, meskipun nyatanya dirinya bisa dikatakan salah.

Maka dari itu, sangat penting untuk mengintropeksi pada diri. Dengan begitu, kita semua bisa lebih memahami, bahwa masih ada perasaan orang lain yang sangat berhak untuk kita hargai keberadaannya, setelah perasaan yang kita miliki. 

Tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini dan tidak ada pula manusia yang tidak luput dari kesalahan di dunia ini.

Maka dari itu, jangan merasa berat hati untuk mengucapkan kata maaf dan jangan merasa selalu benar terhadap setiap keadaan. 

Perlu di garis bawahi, dengan mengucapkan kata maaf tidak akan membuat diri kalian merasa direndahkan ataupun kalian merasa kalah di dalam suatu keadaan. 

Namun, dengan ikhlas memaafkan nyatanya kalian mampu memberikan ketenangan pada diri kalian sendiri, karena pikiran negatif yang selalu melayang-layang di pikiran akan sirna dan menghilang. 

Rasulullah SAW bersabda, barangsiapa memaafkan saat dia mampu membalas maka Allah memberinya maaf pada hari kesulitan

(HR Ath- Thabrani)

Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin Allah mengampunimu? Dan Allah adalah maha pengampun lagi maha penyayang 

(QS An-Nuur:22)

Meskipun demikian, memaafkan atau dimaafkan adalah dua kata yang memiliki satu tujuan, namun dengan makna yang berbeda.

Bila kita uraikan secara sederhana, memaafkan sama halnya dengan memberikan maaf kepada seseorang. Sedangkan dimaafkan sama halnya dengan menerima maaf dari seseorang. 

Sudah terlihat secara jelas bahwa keduanya memang berpaku pada tujuan awal yang sama. Disadari atau tidak, perkataan maaf sering muncul karena sesuatu hal, salah satunya problem yang terjadi di antara kedua belah pihak. 

Bila sudah seperti ini, solusi terbaiknya adalah dengan permintaan maaf. Kenapa bisa demikian? Bila hanya sekedar memaafkan tanpa ada unsur keikhlas di dalamnya itu sama saja dengan ucapan kosong belaka, bukankah begitu? 

Ibaratnya, apa yang dirasakan oleh hati tidak sama dengan apa yang diucapkan oleh mulut, alias tidak saling berkesinambungan. 

Untuk menenangkan suatu keadaan, tidak jarang kedua belah pihak harus meruntuhkan ego masing-masing, agar terciptanya perdamaian.

Thanks for reading

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun