Ketika dinikmati secara langsung, akan terasa sangat gurih, karena roti ini tergolong roti kering. Meskipun tawar, namun rasanya tetap enak ketika masuk di dalam mulut.
Roti koing ini selalu menjadi pelengkap di atas meja makan ketika akan berbuka puasa. Sebelum dikonsumsi, roti kecil ini direndam terlebih dahulu menggunakan air hangat.
Bisa juga direndam dengan menggunakan air gula, karena setelah direndam, roti ini akan menjadi lebih lembut dan berasa.Â
Apabila hanya direndam menggunakan air hangat saja, biasanya, roti yang satu ini selalu menjadi pendamping dari minuman manis seperti susu, kopi, ataupun teh.Â
Semua itu bisa disesuaikan dengan selera kalian masing-masing, ibaratnya, kalian bebas memilih sendiri rasa tambahan dari roti koing ini.
Lebih uniknya lagi, ketika sudah direndam, roti koing ini akan mengembang dan menjadi lembut. Meskipun demikian, roti ini tidak akan pecah ketika diangkat menggunakan sendok alias tetap utuh.Â
Bentuknya tidak akan berubah sebelum menyentuh gigi dan dikunyah. Ketika berhasil masuk ke dalam mulut, kalian akan langsung merasakan betapa nikmatnya makanan khas bulan Ramadan ini.
Nah, bila ingin menikmati roti koing ini ketika berbuka puasa. Kalian harus merendamnya terlebih dahulu, sekitar 5 sampai 10 menit, agar rotinya menjadi lebih lembut. Setelah itu, roti koing siap menemani waktu berbuka puasa kalian.
Harga roti yang satu ini terbilang sangat ramah dikantong, sehingga tidak perlu merogoh kocek terlalu dalam, karena kalian sudah bisa langsung membawanya pulang ke rumah untuk disantap ketika berbuka puasa.
Ternyata, ada sebuah alasan kenapa roti koing hadir dengan rasa yang tawar. Roti mungil yang satu ini termasuk makanan yang dibuat tanpa sengaja. Pada saat itu, gula termasuk sulit untuk didapatkan.Â
Hal inilah yang membuat masyarakat dari kota pempek membuat roti gandum tanpa menggunakan gula.Â