Mohon tunggu...
Desy Hani
Desy Hani Mohon Tunggu... Lainnya - Happy reading

Hi, you can call me Desy - The Headliners 2021 - Best in Opinion Kompasiana Awards 2023 - Books Enthusiast - Allahumma Baarik Alaih

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Perhatikan 4 Hal Ini Sebelum Mengadopsi Kucing

26 Februari 2021   18:47 Diperbarui: 26 Februari 2021   22:12 1051
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memelihara seekor kucing tentu saja sangat menyenangkan, terlebih lagi di saat tingkah lakunya sedang terlihat lucu nan menggemaskan

Kucing, salah satu hewan kecil berbulu yang sangat mudah kita jumpai di belahan dunia manapun.

Percaya atau tidak, ada seekor kucing oranye yang mampu hidup di suatu tempat yang terlarang bagi hewan, alias tidak diizinkan untuk tinggal disana.

Dilansir dari rbth.com bahwa di kepulauan Spitsbergen, rumah bagi orang Norwegia dan Rusia, tidak ada hewan peliharaan yang diizinkan untuk berada di sana.

Namun, Seekor kucing bernama Kesha berhasil menghindari larangan tersebut. Kesha dikenal sebagai rubah kutub. Ada sekitar 3.000 orang yang tinggal di kepulauan Norwegia, Spitsbergen di Samudra Arktik.

Meskipun demikian, untuk melihat hewan kecil berbulu ini kalian tidak perlu jauh-jauh sampai pergi ke negeri tetangga. 

Di Tanah Air sendiri, kita akan dengan mudahnya menemukan hewan kecil ini dengan berbagai macam corak yang menghiasi bulu halusnya.

Kalian akan dengan mudahnya bertemu dengan seekor kucing di sekitaran jalan perumahan, jalan raya, rumah makan, hingga di pasar tradisional. Komplotan dari hewan berbulu ini selalu eksis menghiasi lingkungan yang dihuni oleh kaum manusia.

Bagi para ailurophile, sesaat berjumpa dengan seekor kucing, dirinya secara spontanitas akan memanggil hewan kecil berbulu tersebut dengan sapaan,"puss...pusss"

Meskipun nyatanya, jawaban dari seekor kucing tidak lain dan tidak bukan hanyalah"meong". Jawaban simpel dan hanya itu saja yang sering diucapkan oleh seekor kucing.

Ilustrasi mengadopsi kucing (sumber : jambi.tribunnews.com)
Ilustrasi mengadopsi kucing (sumber : jambi.tribunnews.com)

Hewan kecil berbulu yang menyerupai seekor harimau ini telah berbaur di kehidupan manusia paling tidak sejak 6.000 tahun SM, dari kerangka kucing di Pulau Siprus.

Selain itu, orang Mesir Kuno dari 3.500 SM telah menggunakan kucing untuk menjauhkan tikus atau hewan pengerat lain dari lumbung yang menyimpan hasil panen.

Meskipun demikian, hewan kecil yang memiliki taring yang tajam ini termasuk ke dalam salah satu hewan peliharaan terpopuler di dunia. Keren sekali bukan, seekor kucing mampu eksis menarik perhatian para kaum manusia.

Namun ternyata, sebagian besar ailurophile lebih memilih untuk mengadopsi seekor kucing yang dijumpainya, ketimbang harus membeli seekor kucing.

Apabila memutuskan untuk membeli seekor kucing, kalian akan merogoh kocek lebih dalam. Harga dari hewan kecil ini tergolong mahal bila telah dijual di pasaran.

Ketentuan dari harga seekor kucing juga disesuaikan dengan jenis dari kucing itu sendiri. Semua itu belum termasuk ke dalam hitungan perawatannya serta biaya makannya.

Banyak? Tentu saja, seekor kucing juga termasuk makhluk hidup, sama seperti manusia yang memiliki berbagai macam kebutuhan yang harus dipenuhi. Seperti kebutuhan primer, kebutuhan sekunder, hingga kebutuhan tersier.

Silahkan dikalkulasi sendiri. Akan tetapi, bagi para ailurophile hal seperti itu bukanlah sebuah masalah. Percayalah, kalau nggak percaya, kalian harus tetap percaya dong hehehe...

Nah, bagi kalian yang ingin mengadopsi seekor kucing, ada baiknya perhatikan hal ini terlebih dahulu, seperti:

Ilustrasi mengadopsi kucing (sumber : niindo.com)
Ilustrasi mengadopsi kucing (sumber : niindo.com)

Pertama, kitten atau bukan

Hal pertama yang harus diperhatikan bila ingin mengadopsi seekor kucing adalah dengan memperhatikan bentuk dari kucing itu sendiri, apakah termasuk kitten atau sudah termasuk kucing dewasa.

Kenapa saya menyarankan untuk memperhatikan hal tersebut, karena jauh lebih enak memulai dengan mengadopsi seekor kitten (anak kucing) bila dibandingkan dengan kucing dewasa.

Seekor kitten jauh lebih mudah mendidiknya sesuai dengan arah yang kalian inginkan, bila dibandingkan dengan seekor kucing dewasa.

Ingatnya, mendidik seekor kucing bukan hanya sekedar memberitahukan dimana tempat makanannya saja.

Kalian harus mulai mengajarinya dimana harus membuat semua kotorannya, dimana tempat tidurnya, hingga tempat-tempat yang tidak boleh dikunjunginya, seperti duduk di atas meja, misalnya.

Mungkin sebagian besar orang akan bertanya, emang kucing bisa didik? Kucing kan nakal?

Eh siapa bilang, kalian belum punya kucing kali jadi bilangnya begitu, kalau enggak, ya... kalian sendiri bersikap kasar kepada kucing tersebut. Udah-udah jangan berdebat hihihi... kan lebih baik berdamai.

Meskipun demikian, akan tetap ada orang yang mengadopsi kucing dewasa. Semuanya kembali lagi kepada penilaian masing-masing orang.

Kedua, jenis kucing tersebut

Sebelum mengadopsi seekor kucing, hal selanjutnya yang harus diperhatikan adalah jenis kucing itu sendiri. 

Apakah kucing tersebut jantan atau betina. Kenapa hal ini sangat penting diperhatikan? Tentu saja sangat dan sangat penting demi kalian sendiri.

Kenapa bisa? kan tinggal dikasih makan saja kucingnya, jangan sampai kelaparan, masalah terselesaikan. Tidak seperti ini juga konsepnya.

Begini, apabila kalian memutuskan mengadopsi seekor kucing jantan, kalian tidak akan memperoleh resiko dalam jangka panjang, karena kucing jantan tidak akan hamil dan melahirkan, bukan? 

Sehingga kalian sudah terbebas dari kalimat, "harus melakukan sterilisasi kucing tersebut, karena terus menerus berkembang biak".

Selanjutnya, kalian yang memutuskan untuk mengadopsi seekor kucing betina, kalian sendiri akan tahu konsekuensi dalam jangka panjangnya, bahwa kucing betina apabila tidak disterilisasi akan hamil dan melahirkan.

Sehingga dalam jangka panjang, kucing yang awalnya hanya ada satu ekor ketika kalian adopsi akan mampu beranak pinak di kemudian hari (kucing betina).

Maka dari itu, sangat penting memperhatikan jenis kucing itu sendiri. Akan tetapi, bukan berarti hal ini melarang kalian untuk mengadopsi kucing betina, apabila mau, silahkan, tidak ada unsur pemaksaan.

Logikanya seperti ini, apabila kalian hanya sanggup merawat dan memelihara satu ekor kucing saja, lebih baik pilihlah yang jantan.

Memelihara seekor kucing bukan hanya sekedar dikasih makan lalu selesai, kalian sendiri harus siap dengan perlengkapannya.

Seperti kandangnya, peralatan grooming (sisir bulu, pemotong kuku hingga sikat gigi), peralatan mandi (shampo, parfum, dll), mainan khusus kucing, obat khusus kucing (obat telinga, obat cacing, vitamin) hingga vaksinasinya. Hal ini dilakukan demi kesehatan dari kucing itu sendiri.

Banyak? Tentu saja. Maka dari itu, sebelum mengadopsi seekor kucing ada baiknya dipikirkan terlebih dahulu. Sanggupnya memelihara berapa kucing.

Karena sebagian besar kucing betina yang pada awalnya diadopsi dan dipelihara oleh seseorang, ketika sering melahirkan malah dibuang kembali oleh orang yang bersangkutan.

Kucing yang sebelumnya pernah dipelihara oleh manusia sangat berbeda dengan kucing yang sedari awal hidup di alam bebas. 

Bisa dikatakan, kucing tersebut akan sulit mencari makan dan akan sulit menghadapi musuhnya, karena terbiasa dengan keadaan yang serba ada.

Tidak menutup kemungkinan bila kucing tersebut akan mati, karena dirinya sangat takut berinteraksi dengan dunia luar.

Ketiga, first impression

First impression ternyata tidak hanya sekedar untuk menilai kaum manusia saja. Ternyata seekor kucing pun bisa dinilai melalui pertemuan pertama.

Ketika memutuskan untuk mengadopsi seekor kucing, tidak jarang, sebagian besar orang akan memperhatikan sifat dari kucing itu sendiri. Apakah dirinya akan ramah dengan kehadiran manusia di sisinya atau malah sebaliknya?

Kucing yang terbilang ramah ketika pertama kali bertemu dengan manusia tentu saja tidak akan mendesis apalagi menggigit.

Hewan kecil berbulu ini malah akan bertingkah laku manja, mulai dari rela dibelai kepalanya, bersedia duduk di sekitar manusia yang menghampirinya, hingga menggulingkan perutnya, yang menandakan bahwa dirinya ingin dibelai.

Melihat tingkah lakunya yang ramah nan lucu inilah mampu membuat seseorang untuk mengangkutnya dibawa pulang (adopsi kucing).

Keempat, kebersihan dari kucing tersebut

Hal seperti ini bukanlah sebuah rahasia lagi. Sebelum mengadopsi seekor kucing, tentunya kalian harus memperhatikan kebersihan dari tubuh kucing itu sendiri.

Kalian bisa melakukannya secara mandiri. Mulai dari melihat bulunya, apakah memiliki kutu atau tidak, biasanya, di bulu kucing yang memiliki kutu akan terlihat butiran-butiran halus berwarna putih.

Selanjutnya, scabies atau tidak. Caranya sangatlah mudah, yaitu dengan memperhatikan sekujur tubuh kucing tersebut, apabila terdapat sebuah kerak besar kemungkinan kucing kecil tersebut terjangkit scabies.

Nah, apabila kalian tetap ingin mengadopsi kucing tersebut karena terlihat lucu dan tidak tega dengan keadaanya.

Maka dari itu, kalian tidak boleh langsung membawanya pulang kerumah, karena kucing yang terjangkit kutu ataupun scabies harus segera ditangani. Salah satunya harus segera dibawa ke dokter hewan terdekat, demi melakukan perawatan.

Kelima hal di atas, hanya sebagian kecil dari sekian banyak cara yang harus diperhatikan sebelum memutuskan untuk mengadopsi seekor kucing.

Setiap orang tentunya memiliki prinsipnya masing-masing. Apabila menurut kalian baik, maka lakukanlah, apabila sebaliknya, lebih baik dihentikan saja.

Demikianlah pembahasan saya pada hari ini. Saya mohon maaf apabila ada salah kata di dalam setiap penulisan artikel ini.

Semoga informasi ini bisa bermanfaat

Note: ailurophile merupakan istilah bagi para pecinta kucing.

Thanks for reading

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun