Mohon tunggu...
Desy Hani
Desy Hani Mohon Tunggu... Lainnya - Happy reading

Hi, you can call me Desy - The Headliners 2021 - Best in Opinion Kompasiana Awards 2023 - Books Enthusiast - Allahumma Baarik Alaih

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cerita Fabel: Botam Si Kucing Hitam dan Botih Si Kucing Putih

7 Januari 2021   19:45 Diperbarui: 7 Januari 2021   19:51 2690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : thepetshop4u.com - Ilustrasi yang dilakukan oleh Botam si kucing hitam dan Botih si kucing putih

Mendengar ucapan demi ucapan yang di katakan oleh Botam, Botih pun tidak kuasa menahan air mata.

"Aku sayang dengan dirimu Botam, kamu tidak berbeda, kamu sama denganku Botam. Jangan bersedih lagi, aku akan selalu ada untukmu, jangan hiraukan perkataan para hooman".

Kali ini Botih memeluk dengan sangat erat tubuh Botam, seraya menjilatinya dengan menggunakan lidahnya yang kecil nan panjang sebagai tanda sayang.

"Botam, jangan hiraukan perkataan para hooman lagi, kita berdua harus terus hidup bahagia. Kesedihan tidak akan mampu merubah segalanya, kesedihan hanya akan membuat kita semakin jatuh dalam keterpurukan. Dirimu adalah kucing yang istimewa Botam" ucap Botih seraya memberikan senyuman yang dimilikinya.

Sesaat itu, Botam langsung menghapus air matanya dengan menggunakan paw-paw kecil yang dimilikinya.

"Kamu benar Botih, aku adalah kucing yang istimewa. Hanya warna bulu sepertiku yang memiliki kekuatan di malam hari" balas Botam dengan senyuman indah ke arah Botih.

Kali ini air matanya telah terhapus dengan sempurna, hanya mata merahlah yang sekarang menghiasi wajahnya.

"Karena di saat kegelapan datang, aku mampu menghilang Botih, warna buluku yang hitam pekat langsung bisa menyatu dengan kegelapan malam" lanjut Botam sambil tertawa.

Botih pun terkejut mendengar apa yang dikatakan Botam. Kali ini Botam lebih terlihat bahagia.

"Itulah keistimewaan dirimu Botam. Jangan pernah bersedih lagi ya, jangan hiraukan perkataan para hooman".

Botam pun mengangguk setelah mendengar ucapan dari Botih. Hingga akhirnya, mereka berdua duduk bersama di tepian kolam menyaksikan pergantian matahari dan bulan yang mulai bekerja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun