Mohon tunggu...
Desy Hani
Desy Hani Mohon Tunggu... Lainnya - Happy reading

Hi, you can call me Desy - The Headliners 2021 - Best in Opinion Kompasiana Awards 2023 - Books Enthusiast - Allahumma Baarik Alaih

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Hentikan "Social Comparison", Niscaya Dirimu akan Tertawa Bahagia

26 Desember 2020   21:39 Diperbarui: 26 Desember 2020   23:01 1744
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Coba saja tanya seorang anak kecil tentang cita-cita mereka. Jawaban yang diberikan sangat cepat tanpa berpikir lagi apakah jawaban tersebut akan tepat atau tidak.

Namun apa yang terjadi, mimpi mereka di masa depan sangatlah mulia. Ada saja yang menyebutkan kalau dirinya di masa depan akan menjadi seorang polisi, dokter, tentara, guru bahkan presiden.

Bila dilihat kembali, jawaban dari seorang anak kecil tentang cita-citanya di masa depan merupakan jawaban yang klasik. Mereka semua memberi jawaban seperti itu berdasarkan dari pengamatan mata kecil mereka, bahwa apa yang mereka lihat itulah pekerjaan yang mulia. 

Sudah terlihat secara jelas kalau seorang anak kecil memang memiliki gaya hidup yang bahagia.

Namun setelah beranjak remaja serta dewasa, cerita hidup akan lebih berbeda. Mulai ada rasa serta pikiran tentang lika-liku perjalanan hidup yang mulai berputar-putar menghiasi isi kepala.

Terkadang pertanyaan pun sering timbul secara sendirinya, Kenapa ya hidupku seperti ini?". Secara tidak langsung kita sudah mengeluh. 

Seakan-akan hidup ini tidak ada yang mampu menyenangkan. Bahkan untuk menghasilkan gelak tawa serta senyum bahagia pun terlihat sulit, karena jiwa serta perasaan kita sudah merasa terbebani dengan hidup. Rasanya ingin tertawa lepas menyaksikan hidup di dunia yang indah ini, namun yang terjadi malah sebaliknya.

Ada beberapa alasan yang menjadi penyebab sebagian orang merasa terbebani dengan hidupnya, salah satunya kepanikan terhadap hidup di masa depan. 

Wajar saja bila seseorang takut dengan cerita hidupnya di masa depan. Namun jangan dijadikan beban, jadikan lah ini sebagai motivasi hidup untuk terus berjuang dan bersemangat. 

Agar apa yang kita inginkan bisa terwujud dengan sempurna. Pada fase ini, tanpa kita sadari kita sering membandingkan diri kita sendiri dengan orang lain.

Misalnya saja, pada saat ini kita masih berada di bangku perkuliahan, semua mahasiswa atau pun mahasiswi ingin lulus dengan tepat waktu bahkan memperoleh gelar cumlaude. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun