Cats bring good fortune
Jepang dengan segudang masa depan merupakan sebuah negara yang terletak di Kawasan Asia Timur. Negeri Sakura ini telah lama menganggap kucing sebagai simbol pembawa keberuntungan.
Begitu dekatnya masyarakat Jepang dengan kehadiran hewan kecil yang satu ini. Semua cerita tentang hewan kecil pembawa keberuntungan ini pun sudah diabadikan dalam sebuah serial animasi berjudul Doraemon.
Serial animasi asal Jepang yang sangat terkenal ini, menceritakan tentang robot kucing yang berasal dari abad ke-22.Â
Robot kucing yang memiliki warna biru, dan putih ini ditugaskan untuk membantu seorang remaja laki-laki bernama Nobita.
Setelah bertemu dengan Doraemon, hidup Nobita menjadi lebih beruntung. Apa pun yang diinginkannya, Doraemon mampu mengabulkannya.
Dimana kisah ini telah mengambarkan secara nyata, bahwasanya seekor kucing mampu membawakan keberuntungan.
Ternyata, cerita kucing pembawa keberuntungan bukanlah sebuah isapan jempol belaka, dan cerita ini tidak hanya sebatas terjadi di dalam dunia animasi saja.
Hal ini telah dibuktikan dengan kehadiran seekor kucing yang mampu memberikan keberuntungan bagi salah satu stasiun kereta listrik di Jepang.
Kucing pembawa keberuntungan tersebut bernama Tama, yang dilahirkan pada tanggal 29 April 1999 di Kinokawa, Prefektur Wakayama, Jepang. Kucing dari Generasi Z ini merupakan kucing betina yang memiliki tiga warna pada bulunya.Â
Hewan kecil pembawa keberuntungan ini datang, dan menjadi penyelamat. Disaat Nankai Electric Railway mengumumkan untuk menutup jalur kereta lokal Kishigawa yang terus mengalami kerugian pada tahun 2004.
Kemudian jalur tersebut diambil alih oleh perusahaan transportasi Ryobi Group, dan akhirnya mendirikan perusahaan kereta listrik yang baru yaitu Wakayama Electric Railway.
Sebagai anak perusahaan dari Okayama Electric Tramway, jalur Kishigawa yang beroperasi hanya sepanjang 13,4 km.
Pertanyaanya. Bagaimana bisa seekor kucing membawa keberuntungan, dan menjadi penolong di saat stasiun ini terus mengalami kerugiaan ?.
Mari kita bahas bersama. Kisah Stasiun Kishi, dan seekor kucing bernama Tama.
Semuanya bermula saat kucing bernama Tama ini di lantik sebagai kepala stasiun Kishi pada tanggal 05 Januari 2007 lalu.Â
Pelantikkannya sebagai kepala stasiun menjadi sorotan dari berbagai program berita televisi, dan surat kabar di Jepang.Â
Kucing kecil yang mendapatkan julukan Tama Ekicho ini, pada saat dilantik telah berusia 10 tahun atau 56 tahun usia manusia. Hal inilah yang menyebabkan kucing Tama menjadi maskotnya Stasiun Kishi di Jepang.
Saat dilantik Tama tidak sendirian, melainkan ada dua kucing lainnya yang ikut serta dalam pelantikan ini. Kucing-kucing kecil tersebut bernama Chibi, dan Miiko yang menjabat sebagai asistennya.
Tugas dari ketiga kucing ini sangatlah penting, yaitu memikat para pengguna jasa kereta. Selama bekerja di Stasiun Kishi, kucing-kucing ini mendapatkan perlakuan yang sangat istimewa.
Pertama mereka berhak atas pekerjaan seumur hidupnya, dan kedua mereka mendapatkan gaji tahunan dari perusahaan kereta api berupa makanan kucing selama satu tahun. Sebuah pencapaian yang sangat fantastis bagi seekor kucing.
Setelah bekerja selama satu tahun lamannya, kucing Tama mengalami kenaikkan jabatan lagi pada tanggal 05 Januari 2008 sebagai super kepala stasiun.
Kenaikan jabatan kucing Tama terus berlanjut. Hingga akhirnya pengangkatan resmi dilakukan pada tanggal 03 Januari 2010 oleh Wakayama Electric Railway sebagai pejabat eksekutif.
Sehingga kucing Tama memiliki jabatan khusus, yaitu sebagai kepala stasiun sekaligus sebagai pejabat eksekutif Wakayama Electric Railway di Stasiun Kishi, Kinokawa, Prefektur Wakayama, Jepang.
Kejadian yang sungguh luar biasa ini merupakan pencapaian terbaik, yang mengukirkan sejarah bagi peradaban kucing-kucing di seluruh dunia.Â
Selain itu, kucing Tama pun menjadi kucing pertama yang mengukir sejarah di Jepang yang menjabat sebagai kepala stasiun.
Tidak hanya sebatas pengakuan jabatan saja. Kucing Tama yang memiliki pangkat sebagai kepala stasiun ini juga mendapatkan atribut resmi. Seperti topi khusus kepala stasiun, dan papan nama berwarna emas yang digantungkan di lehernya.
Topi yang digunakan oleh kucing pembawa keberuntungan ini bukanlah sekedar topi biasa. Topi ini sengaja di buat khusus, serupa dengan para pegawai Wakayama Electric Railway. Akan tetapi, topi yang digunakan oleh kucing Tama ini berukuran lebih kecil dari biasanya.Â
Bagi para pencinta hewan lucu yang satu ini. Bertemu, dan bersapa hangat dengannya merupakan suatu kegiatan yang sangat menyenangkan.Â
Sehingga tidak mengherankan, bila kucing Tama mampu menarik minat para ailurophile untuk berkunjung, dan bertemu dengannya di Stasiun Kishi.
Konstribusi kucing Tama yang luar biasa dianggap sangat berjasa bagi perusahaan kereta listrik di Jepang. Sebelum kucing kecil ini diangkat sebagai kepala stasiun, pengguna jasa Stasiun Kishi hanya berkisar 700 orang dalam seharinya.
Akan tetapi, semua berubah setelah kucing Tama dilantik, dan diangkat sebagai kepala stasiun pada tahun 2007. Dimana jumlah pengguna jasa stasiun ini meningkat sebanyak 17 persen.
Hal ini telah dibuktikan dari penelitian Katsuhiro Miyamoto, oleh dosen pascasarjana ekonomi Universitas Kansai, dan hasilnya sangat mengejutkan.
Setelah kucing Tama diangkat sebagai kepala stasiun, Prefektur Wakayama memperoleh nilai ekonomi sebesar 1,1 miliar yen atau sekitar Rp 149 miliar karena peningkatan penjalanan ke Jalur Kishigawa.Â
Namun sayang seribu sayang. Kucing Tama pembawa keberuntungan ini telah meninggal pada tanggal 22 Juni 2015 lalu, dalam usia 16 tahun atau 80 tahun usia manusia.
Cara menghitung usia seekor kucing bisa dilihat pada artikel Kucing Gli.
Kepergian Tama Ekicho memberikan duka yang mendalam bagi semua orang yang menyayanginya. Termasuk Gubernur Wakayama, Yoshinobu Nisaka.
Gubernur ini juga sempat mengucapkan duka citanya atas kepergian kucing Tama sebagai Kepala Stasiun Kishi.
Tama telah memenangkan hati banyak orang di dalam, dan di luar negeri sebagai seorang bintang dalam pariwisata. Seiring berita kehilangan dia, saya menyatakan duka cita sedalam-dalamnya
Pemakaman Kucing Tama diadakan di Stasiun Kishi pada tahun 2015 lalu, dan acaranya digelar sesuai dengan agama Shinto. Dilakukannya pemakaman dengan tata cara agama ini, karena seekor kucing dianggap sebagai hewan spiritual alias suci.
Shinto merupakan agama etnis yang dipercaya oleh masyarakat Jepang sejak zaman dahulu hingga zaman sekarang, dan masih sangat melekat di kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang.
Setelah kepergiaanya, kucing Tama juga dianugerahi gelar kehormatan sebagai Kepala Stasiun Abadi. Selain itu, perusahaan kereta listrik Wakayama juga mendirikan kuil khusus, dan museum kecil bagi sang kucing pembawa keberuntungan di Stasiun Kishi ini.Â
Ternyata, dan ternyata kenangan tentang kucing Tama belum selesai. Begitu banyak kesan baik yang diterima Stasiun Kishi dari kehadiran kucing kecil ini.
Hingga akhirnya perusahaan kereta listrik Wakayama meluncurkan sebuah kereta yang bertemakan tentang kucing, dan dikenal dengan nama Tama Den.
Meskipun kucing Tama telah pergi, stasiun ini tetap menghadirkan cerita tentang seekor kucing. Tugas Tama yang selalu memberikan sapaan hangat kepada para pengunjung kereta, telah digantikan oleh seekor kucing bernama Nitama.
Perjalanan hidup seekor kucing bernama Tama memang mampu memberikan cerita tersendiri bagi para ailurophile.
Tidak hanya kucing Tama saja yang memiliki keistimewaan. Cerita hidup seekor kucing yang sangat menarik, dan bersejarah pun sudah banyak terjadi di berbagai belahan dunia.
Salah satunya Kucing Gli dari Hagia Sophia, Kucing Felicette dari Prancis, Kucing Tombili dari Kadikoy, Kucing Towser dari Skotlandia, hingga Kucing Oren dari Indonesia.
Selamat Jalan Kucing Tama dan Selamat Datang Kucing Nitama di Stasiun Kishi Jepang.Â
Demikianlah cerita saya pada hari ini tentang kehidupan dari seekor kucing yang banyak menyimpan sejarah.
Saya mohon maaf apabila ada salah kata dalam setiap penulisan artikel ini. Semoga informasi ini bisa bermanfaat.
Thanks for reading
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI