Pemakaman Kucing Tama diadakan di Stasiun Kishi pada tahun 2015 lalu, dan acaranya digelar sesuai dengan agama Shinto. Dilakukannya pemakaman dengan tata cara agama ini, karena seekor kucing dianggap sebagai hewan spiritual alias suci.
Shinto merupakan agama etnis yang dipercaya oleh masyarakat Jepang sejak zaman dahulu hingga zaman sekarang, dan masih sangat melekat di kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang.
Setelah kepergiaanya, kucing Tama juga dianugerahi gelar kehormatan sebagai Kepala Stasiun Abadi. Selain itu, perusahaan kereta listrik Wakayama juga mendirikan kuil khusus, dan museum kecil bagi sang kucing pembawa keberuntungan di Stasiun Kishi ini.Â
Ternyata, dan ternyata kenangan tentang kucing Tama belum selesai. Begitu banyak kesan baik yang diterima Stasiun Kishi dari kehadiran kucing kecil ini.
Hingga akhirnya perusahaan kereta listrik Wakayama meluncurkan sebuah kereta yang bertemakan tentang kucing, dan dikenal dengan nama Tama Den.
Meskipun kucing Tama telah pergi, stasiun ini tetap menghadirkan cerita tentang seekor kucing. Tugas Tama yang selalu memberikan sapaan hangat kepada para pengunjung kereta, telah digantikan oleh seekor kucing bernama Nitama.
Perjalanan hidup seekor kucing bernama Tama memang mampu memberikan cerita tersendiri bagi para ailurophile.
Tidak hanya kucing Tama saja yang memiliki keistimewaan. Cerita hidup seekor kucing yang sangat menarik, dan bersejarah pun sudah banyak terjadi di berbagai belahan dunia.
Salah satunya Kucing Gli dari Hagia Sophia, Kucing Felicette dari Prancis, Kucing Tombili dari Kadikoy, Kucing Towser dari Skotlandia, hingga Kucing Oren dari Indonesia.
Selamat Jalan Kucing Tama dan Selamat Datang Kucing Nitama di Stasiun Kishi Jepang.Â