Mohon tunggu...
Desi Listiyani
Desi Listiyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

S1 Program Studi Manajemen Universitas Paramadina

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mudahnya Transaksi Digital QRIS di ASEAN untuk Para Traveller

20 Juni 2023   00:32 Diperbarui: 20 Juni 2023   00:45 999
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses transaksi tap kartu debet contactless di stasiun MRT Singapura (foto diambil oleh: Iim Zaimah)

Dua tahun berlalu sudah dunia diterpa pandemi COVID19, semua orang dipaksa untuk berdiam diri dirumah, aktivitaspun menjadi sangat terbatas, hampir semua kegiatan dilakukan secara daring/remote dari rumah. Ekonomi dunia pun ikut terpengaruh terutama di sektor pariwisata. Semua tempat wisata ditutup dengan menerapkan sistem lockdown. Namun seiring berlalunya waktu, kondisi tersebut mulai berangsur membaik. Sudah banyak negara-negara di dunia melakukan open border dan mulai melonggarkan persyaratan perjalanan untuk memperbaiki perekonomiannya, tempat-tempat wisata sudah di buka kembali.

Rasanya dua tahun berdiam diri dirumah sungguh melelahkan, secara mental terutama. Ingin sekali me-refresh pikiran dengan travelling. Karena saya sangat suka sekali travelling, explore tempat-tempat baru, mencoba makanan yang unik yang tidak ditemui disini. Akhirnya saya memutuskan untuk pergi travelling pada pertengahan Mei 2023 lalu bersama 2 orang teman. Saya melakukan perjalanan ke 3 kota di ASEAN, yakni Singapura, Bangkok dan Chiang Mai.

Pemberhentian pertama adalah Singapura. Awalnya, saya dan teman-teman tidak ada rencana untuk explore Singapura, namun dikarenakan waktu transit pesawat yang cukup lama sekitar 18 jam akhirnya saya memutuskan untuk explore kota ini sebentar.

Lama tidak berkunjung ke Singapura, rupanya banyak tempat-tempat baru, seru dan aesthetic yang belum saya kunjungi. Hari itu saya mengunjungi MICA building, Fort Canning Tunnel, dan yang terakhir adalah Jewel Changi Airport. Siapa yang tidak tahu tempat hits dan keren satu ini. Air terjunnya yang sangat iconic menjadi daya tarik para turis.

Perjalanan satu hari di Singapura itu saya explore menggunakan MRT. Jujur saya terkejut dengan sistem pembayaran MRTnya sekarang. Ya, moda transportasi satu ini mengalami banyak perubahan di sisi pembayarannya. Sudah tidak ada lagi transaksi single dan multiple trip card disana, semua dialihkan dengan menggunakan EZ LINK, kartu multifungsi yang bisa digunakan untuk moda transportasi. Selain EZ Link, penggunaan MRT di Singapura kini bisa menggunakan kartu debet dan kartu kredit Bank Indonesia dengan berlogokan contactless. 

Tinggal tap and go saja. Sebagai informasi tambahan, sistem pembayaran MRT dengan contactless ini berbeda setiap bank, lebih baik cari informasinya terlebih dahulu pada bank terkait, saya sendiri menggunakan kartu debet BCA dan bisa langsung di pakai, sempat mencoba kartu debet Jenius milik BTPN, namun tidak bisa terkoneksi karena harus konversi mata uang terlebih dahulu.

Tak hanya MRT, transportasi publik lainnya seperti bus serta di toko-toko atau supermarket yang sudah memiliki mesin contactless bisa menggunakan fasilitas ini.

Sistem pembayaran contactless ini sama sekali tidak perlu menginput PIN. Oleh karenanya, saya menyarankan untuk lebih berhati-hati dalam menggunakannya, jangan sampai hilang atau berpindah tangan. Jikapun hal tersebut terjadi disarankan langsung melakukan pemblokiran transkasi international contactless melalui mobile banking di masing-masing bank.  

Perjalanan saya selanjutnya adalah Bangkok, salah satu kota metropolitan yang sibuk dan padat namun tidak sedikit tempat-tempat eksotis tersembunyi yang wajib explore.

Travelling tidak seru jika tidak mencoba publik transportasinya. Saya menggunakan BTS Skytrain sebagai moda transportasi ke beberapa destinasi di Bangkok. Lagi-lagi saya terkejut dengan sistem pembayaran disini disulap menjadi sangat cepat dan mudah, yakni bisa menggunakan QR Code Bank Indonesia. Selain transportasi, pembayaran menggunakan QR Code di negeri gajah putih ini sudah terintegrasi juga di restaurant, toko-toko, merchant di bandara, tempat wisata, supermarket, serta pelaku UMKM di night market maupun di market besar seperti Chatuchak Weekend Market.

Fasilitas ini sangat memudahkan saya sebagai traveller untuk bertransaksi selama di Bangkok, karena tidak perlu membawa banyak uang tunai, selain itu tarif kurs yang dikenakan pun real-time yakni hari dimana kita bertransaksi, sangat efisien dan lebih murah dibandingkan jika kita menukar uang terlebih dahulu di money changer atau tarik tunai di ATM. Sebagai komparasi saja di money changer dikenakan kurs 1 Bath = Rp 455 (ini tarif kurs saat saya menukar mata uang Bath), sementara jika menggunakan layanan QR Code dikenakan kurs real-time perbankan sebesar Rp 443 (saya menggunakan bank BCA), lumayan signifikan selisihnya. Penggunaan transaksi QR Code ini sangat mudah, aman, cepat dan efisien.

Transkasi QR Code di BTS Skytrain Thailand (sumber : dokumen pribadi)
Transkasi QR Code di BTS Skytrain Thailand (sumber : dokumen pribadi)

Perjalanan saya lanjutkan ke salah satu kota yang cukup besar di Thailand Utara, kota tersebut adalah Chiang Mai. Karena kerterbatasan waktu, saya hanya melakukan city tour saja. Mulai dari berkunjung ke tempat agrowisata, temple-temple yang iconic sampai menjelajahi tempat hidden gems yang sangat artsy. Travelling ke suatu tempat kurang rasanya jika tidak mampir ke night market dan mencoba kuliner khas kota tersebut. Khao Soi adalah makanan berbahan dasar daging ayam atau daging sapi dipadukan dengan kuah kari khas Chiang Mai. Di kota ini juga banyak warga muslim sehingga mudah untuk menemukan makanan halal. Tak kalah dengan Bangkok, di kota ini pun sudah terintegrasi sistem pembayaran QR Code Bank Indonesia.

Khao Soi (sumber : dokumen pribadi)
Khao Soi (sumber : dokumen pribadi)

Travelling kali ini sungguh menyajikan pengalaman yang berbeda dari sebelumnya. Saya sangat terkesan sekali dengan dukungan cross border payment yang dikembangkan oleh Bank Indonesia dengan bank sentral negara-negara ASEAN. Diharapkan bisa segera memulihkan perekonomian masing-masing negara ASEAN pasca pandemic COVID19, pun pertumbuhan ekonomi menjadi lebih dinamis dan kuat. Dasar penggunaan mata uang lokal dalam fasilitas cross border payment ini pun diharapkan dapat memperkuat mata uang masing-masing negara.  

Kedepannya semoga negara ASEAN lainnya seperti Vietnam, Kamboja, Laos dan Brunei dapat segera ikut bekerja sama. Singapura sendiri sudah ikut berpartisipasi namun baru diimplementasikan diparuh kedua tahun 2023. Tak hanya ASEAN, diharapkan Bank Indonesia dapat terus mengembangkan cross border payment ini dengan negara-negara dunia lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun