Mohon tunggu...
Desi Fitri wahyuni
Desi Fitri wahyuni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Antropologi Sosial, Universitas Indonesia

Merangkai kata menuai bait sejuta asa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bersama Santri Wujudkan Generasi Sadar Sanitasi Berlandaskan Qurani: Perjalanan Tim Tangkas UI di Desa Kalibeber, Wonosobo

7 Oktober 2024   20:15 Diperbarui: 7 Oktober 2024   23:56 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tim Tangkas" begitulah sebutan untuk sekumpulan mahasiswa/i yang  beranggotakan enam orang, dari kampus yang mendapat julukan "kampus kuning" itu . "Tangkas" merupakan kepanjangan dari "Tangan Bersih, Generasi Cakap dan Sehat" judul program sekaligus tagline yang kami inisiasi bersama-sama. Siapa sangka pilar-pilar masjid tempat kita dipertemukan, mulanya dalam menjalankan amanah pada suatu organisasi, berlanjut lebih dalam untuk membahas mengenai keikutsertaan kami dalam program hibah kepedulian terhadap masyarakat yang diusung oleh kemahasiswaan Universitas Indonesia tahun 2024. Ini adalah gerbang awal perjalanan penuh makna, sekaligus menjadi pengalaman manis dimasa muda kami. Setelah melalui proses panjang mulai dari pengkajian masalah, penyusunan proposal, diskusi bersama dosen pembimbing, presentasi kepada dosen penguji, pengumuman kelolosan pendanaan, hingga pelatihan sebelum keberangkatan, dan serangkaian proses lain dibalik layar yang telah kita lalui sebelum turun ke lapangan. Gelar "mahasiswa" yang tersematkan dipundak kami menjadi landasan kuat akan tumbuhnya kesadaran untuk mengamalkan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni pengabdian masyarakat. Langkah kecil ini adalah harapan besar yang hendak kami tumbuhkan untuk turut membantu kemajuan bagi ibu pertiwi. 

Sebagai bagian dari agent of change, kami memfokuskan pengabdian kali ini untuk mengaet kesadaran generasi penerus bangsa melalui edukasi dan pelatihan pemberdayaan.  Isu sanitasi lingkungan menjadi tantangan umum yang dihadapi oleh pondok pesantren di Indonesia, utamanya perhatian khusus di pondok  pesantren Salafiyah atau pondok pesantren beraliran tradisional. Secara spesifik kami merancang program pengabdian masyarakat melalui gerakan sadar sanitasi pada santri di Pondok Pesantren Al-Qur'an Safiinatunnaja, yang berlokasi di Desa Kalibeber, Wonosobo. Pada program pengabdian ini terdiri atas tiga agenda utama. Pertama adalah penyuluhan personal hygiene dan penyakit menular. Kedua, Kami juga melihat perlunya perhatian akan sosialisasi pemilihan sampah dalam kehidupan sehari-hari yang masih menjadi masalah lingkungan di pondok pesantren sasaran kami. Ketiga program ini turut memberikan edukasi melalui pemanfaatan limbah organik dengan pelatihan pembuatan pupuk kompos yang nantinya dapat dilakukan sebagai pemberdayaan santri untuk menghasilkan produk kompos yang bernilai jual.  Lalu seperti bagaimanakah perjalanan kami dalam program kepedulian terhadap masyarakat disini? Mari melihat keseruan tim Tangkas dibawah ini, selamat berkelana pada tuaian cerita-cerita petualangan dibawah kami! 

Foto Tim Tangkas Setelah Melaksanakan Uji Coba Pembuatan Kompos. Dari Kiri ke Kanan: Desi, Alya, Naufan, Diyah, Aufa, Wildan. Sumber Foto: Tim Tangkas
Foto Tim Tangkas Setelah Melaksanakan Uji Coba Pembuatan Kompos. Dari Kiri ke Kanan: Desi, Alya, Naufan, Diyah, Aufa, Wildan. Sumber Foto: Tim Tangkas

Menginjakkan kaki tepat disebuah desa yang menjadi titik tengah nya provinsi Jawa Tengah adalah kesempatan luar biasa  yang kami syukuri. Kalibeber adalah salah satu Desa yang berada di Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah. Lokasi inilah yang menjadi tempat berlabuh kami menuju tenmpat pengabdian masyarakat di pondok pesantren Al-Qur'an Safiinatunnaja. Sungguh menakjubkan tempat yang dijuluki "Desa Pecinta Al-Qur'an Sepanjang Hayat" ini. Kalibeber memberikan nuansa islami yang kental dalam kehidupan sehari-hari menjadi motto penggerak masyarakat terciptanya masyarakat madani. Menurut penuturan salah satu masyarakat yang kami temui, Kalibeber memiliki kurang lebih tiga puluh pondok pesantren yang diperuntukkan bagi santri dari tingkat Sekolah Dasar  hingga Perguruan Tinggi. Tak mengherankan jika julukan itu di berikan kepada Desa Kalibeber. 

Keberangkatan kami dimulai pada Senin 22 Juli, mulanya setengah anggota tim berangkat pada Senin Sore menaiki travel. Perjalanan kami tempuh selama kurang lebih enam jam dari Universitas Indonesia. Setelah melalui perjalanan malam yang cukup panjang kami tiba pada Selasa pagi tanggal 23 Juli. Sementara itu, anggota lainnya berangkat dari berbagai daerah asal mereka hal ini dikarenakan saat itu bertepatan pada waktu libur kuliah, oleh karena itu sebagian anggota telah singgah dikampung halaman masing-masing terlebih dahulu seperti Naufan yang berangkat dari Tegal dan Aufa yang berangkat dari Kediri. 

Rona pagi kalibeber menyambut kedatangan kami, suhu dingin menembus kuat pori-pori kulit ini, tak mengherankan jika tubuh kami menggigil, hingga gigi ini saling berketuk. Namun, perasaan itu teralihkan, mata kami terpana pada suguhan jajaran pengunungan, persawahan, dan bunyi kemercik aliran air yang sangat jernih di got-got jalanan Kalibeber. Jauh sebelum menjejaki tempat ini banyak ketakutan yang kami pikirkan mengenai penerimaan masyarakat akan program yang hendak kami jalankan disini. Namun, siapa sangka sapaan hangat masyarakat setempat, senyum ramah yang mengalir pada setiap langkah disini, menjadi pemantik semangat bagi kami. Kehangatan ini sangat melenakan, yah, hitung-hitung sembari meletakkan fokus pada progran pengabdian, keberadaan kami ditempat yang asri, dan kental akan nuansa Jawa menjadi sarana untuk hengkang sejenak dari kehidupan serba cepat yang identik dengan kota tempat kami menimba ilmu. 

Foto Anggota Tim Melakukan Survei Lokasi  Setibanya di Desa Kalibeber. Sumber Foto: Tim Tangkas
Foto Anggota Tim Melakukan Survei Lokasi  Setibanya di Desa Kalibeber. Sumber Foto: Tim Tangkas

Di balik kelancaran perjalanan kami sampai pada titik ini, tidak lepas dari uluran tangan yang diberikan oleh ustadz Yahya. Beliau merupakan lurah pondok pesantren tempat kami melakukan pengabdian. Ustadz Yahya yang membantu kami memenuhi kelengkapan administrasi sebelum kami memutuskan melaksanakan pengabdian disini. Beliau pula yang selalu kami repotkan selama di sini. Ustadz Yahya membantu kami mencarikan hunian untuk kami tinggali selama satu minggu kedepan. Setibanya kami disini beliau mengantarkan kami menuju rumah kosong milik salah satu warga disana yakni Pak Unan. Hari pertama, kami isi dengan melakukan bersih-bersih tempat yang hendak kami tinggali. Bersyukurnya kami dibantu oleh Pak Unan dalam mengurus sarana yang kami butuhkan disini, memastikan kecukupan karpet, kasur, bantal, seprai, hingga air untuk kami. Tak cukup sampai Pak Unan juga membantu kami menyediakan alat dapur seperti panci, piring, sendok, kompor gas, hingga memberikan kami pinjaman motor untuk mobilitas kami. Rasa terima kasih selalu terkenang kepada Ustadz Yahya dan Pak Unan yang telah membukakan pintu dan berbesar hati menerima kami disini.

Diskusi Hal Teknis Bersama Ustadz Yahya di Pandu oleh Alya (Ketua Tim Tangkas) Sumber Foto: Tim Tangkas
Diskusi Hal Teknis Bersama Ustadz Yahya di Pandu oleh Alya (Ketua Tim Tangkas) Sumber Foto: Tim Tangkas

Usai  mengurusi kebutuhan fasilitas tempat tinggal, kami lanjutkan dengan makan siang pertama kali di Kalibeber, santapan nasi warteg yang harganya tentu lebih murah dari yang biasa kami beli di  Depok. Tak ketinggalan kami juga mencicipi gorengan khas Wonosobo yaitu tempe kemul, balutan tempe yang digoreng bersama dengan pati singkong basah  ditambah irisan daun kucai dalam adonan tepung serta warna kuning mencolok dari kunyit alami menambah cita rasa asin gurih yang layak dipadukan dengan santapan siang kali ini. Setelah makan siang bersama, kami lanjut berdiskusi mengenai agenda pengabdian bersama anggota tim, mulai dari pengecekan kelengkapan barang penyuluhan dan pelatihan kompos, pemasangan poster dan spanduk edukasi, hingga memperjelas jobdesk yang harus dikerjakan masing-masing dari kami, dan diskusi lain mengenai hal-hal teknis untuk keberlangsungan acara. Malam pertama di Kalibeber dengan suhu sekitar 20-17 derajat celcius, kami lewati dengan persiapan materi, dan pengadaan barang-barang penyuluhan. 

Agenda Malam Pertama di Kalibeber Saat Melakukan Penggarapan Materi Penyuluhan. Sumber Foto: Tim Tangkas
Agenda Malam Pertama di Kalibeber Saat Melakukan Penggarapan Materi Penyuluhan. Sumber Foto: Tim Tangkas

Rabu,  24 Juli kiat kami terus berlanjut, agenda hari ini adalah melakukan diskusi bersama anggota tim dan mengkoordinasikan tugas yang harus dilaksanakan pada hari ini. Sebagian dari kami  bertugas membeli ember untuk pelatihan pembuatan pupuk kompos, dan dilanjutkan untuk melubangi bagian bawah ember berukuran 30 liter dengan tujuan agar air sisa bahan organik dapat terbuang untuk memaksimalkan pengomposan.  Alat-alat lain yang dibutuhkan untuk pembuatan kompos seperti pisau, gunting, sarung tangan, molase, dan EM4 telah kami bawa dari Depok.  Sementara sebagian lagi bertugas mengurus perizinan tinggal kepada kepala RT setempat, yang belum sempat kami urus pada hari pertama.

Pembelian Ember dan Pelubangan Ember untuk Pelatihan Pembuatan Kompos.  Sumber Foto: Tim Tangkas
Pembelian Ember dan Pelubangan Ember untuk Pelatihan Pembuatan Kompos.  Sumber Foto: Tim Tangkas

Sebelumnya, kami telah melakukan diskusi bersama ustadz Yahya untuk menanyakan berbagai kebutuhan teknis selama program ini berlangsung. Beliau mengarahkan kepada kami untuk mempersilahkan sowan (mengunjungi) ke pondok pesantren Al-Qur'an Safiinatunnaja sekaligus meminta izin kegiatan secara langsung kepada pimpinan pondok pesantren, yakni Abah K.H Ngarifin Shidiq & Ibu Hj Luthfiati. Ustadz Yahya meminta kami untuk melakukan sowan pada Rabu malam, tepat di hari kedua kami.

Jarak dari tempat tinggal kami menuju pondok pesantren tersebut cukup dekat hanya membutuhkan kurang lebih 3-5 menit dengan mengendarai motor. Pada malam itu kami berangkat ba'da Isya, waktu yang telah disarankan oleh ustadz Yahya. Sesampainya di pondok, kami disambut oleh ustadz Yahya dan para pengurus pondok pesantren. Suguhan teh hangat yang diberikan oleh mbak-mbak pengurus pondok, cukup meringankan dinginnya malam di Kalibeber. Sembari menunggu pimpinan pondok dapat ditemui, kami dipertemukan dengan pengurus bidang kebersihan dan kesehatan di pondok pesantren ini yang nantinya akan membantu kami untuk menjalankan program pengabdian di pondok pesantren. Perbincangan kami mulai dengan memperkenalkan diri dan menyuguhkan hard copy proposal kegiatan tim Tangkas kepada pengurus. Tak berselang lama, pimpinan pondok pesantren yakni Abah K.H Ngarifin dan Ibu Hj. Luthfiati menemui kami di ruang tamu. Kami menyampaikan maksud dan tujuan kami mengadakan kegiatan disini dilanjut permohonan izin kegiatan. Syukur, Alhamdulilah, secara resmi kami telah diberi izin mengadakan kegiatan pengabdian disini respons positif kami terima selama kunjungan malam itu. 

Foto Bersama Pimpinan dan Pengasuh Pondok Pesantren Al-Qur'an Safiinatunnaja. Sumber Foto: Tim Tangkas
Foto Bersama Pimpinan dan Pengasuh Pondok Pesantren Al-Qur'an Safiinatunnaja. Sumber Foto: Tim Tangkas

Usai melaksanakan sowan, kami diantar oleh pengurus untuk meninjau kondisi lingkungan pondok pesantren. Dalam samar malam kami melihat aktivitas santri yang tengah mengaji suasana pesantren yang kental akan religi. Langkah kami berlanjut dengan peninjauan ruangan untuk proses penyuluhan, dan kami diajak melihat halaman belakang yang telah diberi izin untuk kami manfaatkan dalam mencukupi kebutuhan pada pelatihan pupuk kompos, seperti pengambilan daun kering hingga tanah sebagai salah satu komponen kompos. 

Kemudian langkah beranjak menuju ruang kantor pondok pesantren. Di sinilah kami mulai berdiskusi bersama pengurus pondok pesantren secara lebih detail menanyakan langsung kondisi pesantren, seperti jumlah santri, jam belajar santri, dan sarana yang dapat kami pinjam untuk menunjang kegiatan, serta izin penempelan poster di mading santriwan dan santriwati. Tak ketinggalan kami turut menanyakan relevansi isu yang kami angkat dengan kondisi di pondok pesantren Al-Qur'an Safiinatunnaja. Tanggapan dari pengurus pondok berbuah manis, mereka turut menyadari bahwa isu sanitasi lingkungan menjadi masalah yang dihadapi oleh pondok pesantren ini,pengurus mempersilahkan dan membuka akses untuk melaksanakan program pengabdian ini. Mereka menyampaikan ucapan terima kasih atas perhatian yang diberikan kepada pondok pesantren ini dengan harapan penyuluhan dapat memberikan impact positif pada peningkatan kesadaran sanitasi santriwan dan santriwati disini. Berbagai keputusan mengenai teknis acara seperti penentuan waktu, dan rundown acara telah dilakukan pada malam itu. Pengurus juga terbuka kepada kami untuk kemudahan komunikasi, mereka mempersilahkan adanya Whatsapp grup yang di isi oleh pengurus dan tim Tangkas untuk mempermudah koordinasi. 

Foto Tim Tangkas Bersama Pengurus Bidang Kebersihan dan Kesehatan di Pondok Pesantren. Sumber Foto: Tim Tangkas
Foto Tim Tangkas Bersama Pengurus Bidang Kebersihan dan Kesehatan di Pondok Pesantren. Sumber Foto: Tim Tangkas

Keesokan harinya yakni hari ketiga, Kamis 25 Juli, kami kembali mengunjungi pondok pesantren Al-Qur'an Safiinatunnaja untuk untuk memastikan kebutuhan sampah organik sisa sampah dapur pondok agar dapat ditampung dan diolah pada pelatihan pembuatan pupuk kompos. Sebagian anggota tim juga melakukan pemasangan poster CTPS(cuci tangan pakai sabun) dan poster terkait informasi acara penyuluhan pada mading santri, serta pemasangan spanduk acara, tak ketinggalan pula pengecekan kelengkapan sarana prasarana seperti ruangan, proyektor, maupun microphone. Sebagian lainnya berkemas untuk mempersiapkan proses berbagai perkakas lisan yang kita sebut materi presentasi. Mulai dari diskusi fokus materi hingga melakukan revisi. 

Penempelan poster CTPS dan Infromasi Kegiatan Penyuluhan pada Mading Santri. Sumber Foto: Tim Tangkas
Penempelan poster CTPS dan Infromasi Kegiatan Penyuluhan pada Mading Santri. Sumber Foto: Tim Tangkas

Hari selanjutnya Jumat 26 Juli, setelah langkah demi langkah kita lalui, tibalah kita pada hari ke-4 di Kalibeber. Pada hari ini agenda yang kami lakukan adalah melakukan briefing di pagi hari untuk pembagian tugas selama satu hari kedepan. Acara puncak yang akan kami lakukan pada hari ini adalah penyuluhan edukasi personal hygiene dan penyakit menular ke santri Pondok Pesantren Al-Qur’an Safinatunnaja.  Pembagian tugas kami lakukan dengan membagi menjadi dua kelompok. Anggota yang bertugas untuk menyampaikan materi malam nanti yakni Alya dan Naufan sebagai pemateri dan Aufa sebagai MC dipersilahkan melakukan pematangan materi, review materi, dan melakukan gladi kotor. Di satu sisi, anggota lain yang bertugas memastikan kelengkapan fasilitas bersama pengurus pondok pesantren. Wildan membantu pihak pesantren untuk meminjam proyektor  di salah satu instansi lain di sini, dan mengecek ulang keamanan tempat dan fasilitas lain. 

Pemasangan Banner Kegiatan Pada Ruangan untuk Penyuluhan. Sumber Foto: Tim Tangkas
Pemasangan Banner Kegiatan Pada Ruangan untuk Penyuluhan. Sumber Foto: Tim Tangkas

Nah, hal menarik di luar rancangan utama tim Tangkas, yang akan kami lakukan hari ini adalah membahas mengenai aspirasi dari Ketua RT setempat. Setelah sebelumnya kita melakukan pelaporan izin tinggal dan menjelaskan tujuan dari kedatangan kami dan isu utama yang kami angkat mengenai edukasi sanitasi lingkungan. Respons positif kami dapati kala itu, mereka meminta kami untuk turut memberikan pelatihan ke warga setempat, terlebih beliau menjelaskan isu sanitasi lingkungan juga menjadi tantangan yang dihadapi warga setempat di tengah kondisi masyarakat Kalibeber yang memiliki pola pemukiman padat. 

Walhasil, Diyah dan Desi melakukan diskusi ulang dengan melakukan pertemuan bersama Pak RT dan Bu RT setempat untuk menanyakan lebih detail kondisi masyarakat agar kami dapat memetakan dengan baik hal yang dapat kami tindak lanjuti untuk membuat program penyuluhan di warga setempat. Pertemuan ini membuahkan inti topik yang akan kita realisasikan menjadi kegiatan diluar garis besar Tangkas, yakni penyuluhan pengelolaan limbah minyak jelantah menjadi lilin aroma terapi yang sasaran pesertanya adalah ibu PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga) di RT setempat. menindaklanjuti program baru ini, kami bergegas merumuskan penetapan hal teknis dan utamanya terkait pembelian bahan kebutuhan penyuluhan, dan paling penting berkoordinasi kepada Bu RT untuk meminta warga setempat mengumpulkan limbah minyak jelantah agar dapat diolah bersama nantinya.  Begitulah gambaran yang kami dapatkan apabila menjadi peneliti maupun seorang pekerja sosial untuk membantu masyarakat, aktif menganalisis dan menghadapi secara tanggap dan tepat pada dinamika di lapangan

Foto Saat Diskusi Bersama RT Setempat mebahasa Rancangan Program Penyuluhan.Sumber Foto: Tim Tangkas
Foto Saat Diskusi Bersama RT Setempat mebahasa Rancangan Program Penyuluhan.Sumber Foto: Tim Tangkas

Di Jumat sore, kami melaksanakan gladi bersih dan bersiap-siap untuk melaksanakan agenda penyuluhan pertama kepada para santri pada materi personal hygiene dan penyakit menular. Kegiatan penyuluhan terjadwalkan pada malam hari yakni ba’da isya. Para pengurus mempersilahkan kita untuk menggunakan jam ngaji malam para santri untuk edukasi penyuluhan sanitasi. Kami beranjak dari tempat singgah, kurang lebih pukul 19.20 dengan mengendarai motor. Tak ketinggalan X-banner edukasi personal hygiene dan pengelolaan sampah kami pasang saat acara berlangsung untuk. Agenda malam ini diawali mobilisasi para santri menuju tempat penyuluhan yakni di dalam masjid pondok pesantren. Kemudian dilanjut dengan pembukaan acara yang diresmikan oleh Ustadz Yahya, tak ketinggalan pula para pengurus pondok yang turut membersamai kami. Selanjutnya sampai pada acara inti yakni pemaparan materi yang di pandu oleh MC. Mulanya kami melakukan sesi pengisian pre-test di awal sebelum materi, dilanjut penyampaian materi, penyampaian sesi tanya jawab, dan ditutup dengan pengisian post-test. Syukur Alhamdulilah, kegiatan penyuluhan pertama berjalan dengan lancar. Ketertiban acara tergambarkan melalui sikap santri yang memerhatikan materi dengan seksama. Respons positif para santri, adalah pemantik senyum sumringah penyeka lelah kami malam ini. 

Poster Terkait Personal Hygiene dan penyakit menular serta Pengelolaan Limbah Organik Menjadi Kompos. Sumber Foto: Tim Tangkas
Poster Terkait Personal Hygiene dan penyakit menular serta Pengelolaan Limbah Organik Menjadi Kompos. Sumber Foto: Tim Tangkas

Pembukaan Program Penyuluhan di Resmikan oleh Ustadz Yahya selaku Lurah Pondok. Sumber Foto: Tim Tangkas.
Pembukaan Program Penyuluhan di Resmikan oleh Ustadz Yahya selaku Lurah Pondok. Sumber Foto: Tim Tangkas.

Penyampaian Mateei oleh Alya dan Naufan Mengenai Edukasi Personal Hygiene dan Penyakit Menular. Sumber Foto: Tim Tangkas.
Penyampaian Mateei oleh Alya dan Naufan Mengenai Edukasi Personal Hygiene dan Penyakit Menular. Sumber Foto: Tim Tangkas.

Sabtu, 27 Juli dingin udara Kalibeber membuat kami cukup hemat air, bagaimana tidak mandi sehari sekali kami rasa sudah lebih dari cukup dan susah payah untuk meberanikan diri menyentuh air yang amat dingin di sana. Pagi itu kami buka dengan sarapan sate ayam yang kami beli di pasar Jawar, dipadu dengan menyeduh minuman hangat, cukup meromantisasi pagi hari kami. Agenda pagi menuju siang hari ini adalah finalisasi dan gladi kotor penyuluhan ke dua kami yakni pengelolaan limbah dan penjelasan pembuatan kompos. Anggota yang bertugas yakni Desi dan Wildan sebagai pemateri dan Diyah sebagai MC memanfaatkan waktu untuk berlatih agar dapat memaksimalkan acara pada malam hari nanti. Sementara, anggota kelompok lainnya yakni Alya, Aufa, dan Naufan berganti tugas, yakni bertanggung jawab mengkoordinasikan dan memastikan kesiapan fasilitas untuk acara penyuluhan bersama pengurus pondok. Sore hari ba’da Ashar, kami melakukan gladi bersih di ruang bawah bersama seluruh anggota tim dilanjut dengan bersiap-siap menuju jam acara di malam nanti. 

Acara penyuluhan ke-2 malam ini, dimulai setelah para santri makan malam. Tak berbeda dengan susunan acara pada penyuluhan ke-1, hanya saja pembukaan seremonial acara tidak lagi dilangsungkan yang artinya para pengurus telah mempersilahkan kami menjalankan rangkaian program ini. Malam ini semangat para santri tidak luntur dimakan waktu, sama seperti hari pertama para generasi penerus bangsa yang amat menjunjung tinggi adab sopan santun tercermin dari sikap mereka selama acara berlangsung. Kami turut senang dengan antusias para santri saat sesi tanya jawab, keaktifan mereka menunjukan adanya keingintahuan mendalam terhadap materi yang telah disampaikan. Sebagai apresiasi kami memberikan hadiah kecil kepada peserta yang bertanya.Tak mengherankan pondok pesantren menjadi tempat menimba ilmu yang diselaraskan dengan pembentukan karakter peserta didik yang unggul dan seimbang untuk menuntut ilmu dunia dan landasan ilmu agama. Penyuluhan bersama para santri berlangsung mulai pukul 20.00 sampai 21.15 WIB. Usai melaksanakan penyuluhan kedua kami meminta perwakilan beberapa santri untuk menyampaikan kesan dan pesan selama acara penyuluhan. Hal ini kami lakukan, sebagai salah satu saran evaluasi dan pencapaian indikator keberhasilan program. Setelah melaksanakan rangkaian acara penyuluhan, kami lanjut berkoordinasi terkait hal teknis dengan para pengurus untuk acara pelatihan pembuatan pupuk kompos di esok hari. Diskusi singkat tersebut mengakhiri acara penyuluhan, mengingat malam telah menyapa kami bergegas pamit agar segera memberikan waktu istirahat pada tubuh ini. 

Penyampaian Materi Penyuluhan Terkait Pengelolaan Limbah Oleh Wildan dan Desi. Sumber Foto: Tim Tangkas.
Penyampaian Materi Penyuluhan Terkait Pengelolaan Limbah Oleh Wildan dan Desi. Sumber Foto: Tim Tangkas.

Pemberian Hadiah Untuk Santri yang Aktif Bertanya. Sumber Foto: Tim Tangkas.
Pemberian Hadiah Untuk Santri yang Aktif Bertanya. Sumber Foto: Tim Tangkas.

Adzan Subuh telah berkumandang, kami bergegas menunaikan sholat subuh berjamaah. Kemudian kami lanjutkan dengan briefing kegiatan sekaligus melaksanakan evaluasi untuk peningkatan acara selanjutnya. Kami bergegas untuk bersiap-siap dan memastikan kelengkapan alat dan bahan untuk kompos. Pelatihan pembuatan kompos dilaksanakan sekitar pukul 10.00 WIB, tepat setelah para santri melakukan kegiatan kerja bakti untuk membersihkan lingkungan. Setibanya kami di pondok pesantren, kami menyaksikan kerjasama para santri untuk membersihkan lingkungan, pemandangan yang membuat kami ikut bernostalgia ketika berada di usia mereka tentu kami pernah melaksanakan kerja bakti dengan sistem gotong-royong yang menjadi salah satu ciri bagian dari budaya masyarakat Indonesia.

Sembari menunggu kegiatan mereka selesai, kami menyiapkan peralatan dan bahan pengomposan yang kami sediakan menjadi empat bagian di halaman yang cukup luas berada tepat di depan masjid. Setelah cukup melakukan kerja bakti, pengurus mengajak para santri untuk berkumpul di halaman yang tepat berada di depan masjid. Kegiatan kali ini dibuka dengan mengumpulkan para santri dan membagi menjadi empat kelompok yang terdiri atas dua kelompok santriwati dan dua kelompok santriwan. Selanjutnya penyampaian mengenai tata cara melakukan pengomposan dan memperlihatkan sampel hasil uji coba pengomposan yang kami lakukan sebelumnya. kepada para santri. Selanjutnya setiap anggota telah memiliki tanggung jawab masing-masing menjadi koordinator pada setiap kelompok. Pembuatan pembuatan pupuk kompos dimulai, para santri sangat aktif dan tanggap dalam melaksanakan pelatihan. Usai melaksanakan acara kami mengumpulkan para santri untuk mengucapkan hal teknis selanjutnya untuk memantau pengomposan dalam beberapa waktu kedepan. Turut kami ucapkan terima kasih atas dan apresiasi terhadap partisipasi aktif para santri selama program penyuluhan hingga pelatihan kompos hari ini.  Acara pelatihan pembuatan pupuk kompos telah selesai pada pukul 12.00 WIB. 

Praktik Pembuatan Kompos kepada Para Santri. Sumber Foto: Tim Tangkas.
Praktik Pembuatan Kompos kepada Para Santri. Sumber Foto: Tim Tangkas.

Setelah melaksanakan pelatihan, kami berdiskusi bersama para pengurus pondok terkait kegiatan penutupan acara. Hasil diskusi menetapkan beberapa keputusan diantaranya kami melaksanakan acara penutupan pada pukul 20.00 WIB dengan susunan acara yang telah disepakati bersama. Selain berdiskusi terkait konsep acara penutupan, kami sempat berbincang bersama pengurus mengenai pondok pesantren. Mereka menuturkan bahwa pondok pesantren Al-Qur’an Safiinatunnaja telah memiliki badan usaha sebagai salah satu bentuk kegiatan untuk memberdayakan santri. Terdapat beberapa kegiatan usaha yang telah digarap seperti produksi kasur tidur, budidaya ikan tawar, dan cucian motor sebagai jembatan pelatihan santri. Mendengar ungkapan mereka tentu membuat kami sangat berkesan akan nilai kemandirian dan wirausaha yang ditanamkan kepada para santri. Kesempatan diskusi ini kami manfaatkan untuk menawarkan hasil pembuatan pupuk kompos para santri agar dapat dijual di pasaran dan menjadi salah satu bidang komoditi tambahan untuk pengembangan usaha santri. Apalagi jika dipertimbangkan pondok pesantren ini memiliki limbah organik dari dapur yang cukup banyak. Alangkah baik apabila dapat dimanfaatkan menjadi barang yang ramah lingkungan, bernilai jual, dan berguna bagi budidaya tanaman. Mengingat lokasi pondok pesantren yang cukup strategis untuk memasarkan pupuk kompos kepada para petani setempat. 

Malam hari telah tiba, acara penutupan sebagai penanda berakhirnya rangkaian program pengabdian dari tim Tangkas di pondok pesantren Al-Qur’an Safiinatunnaja. Acara penutupan diawali dengan kata sambutan sekaligus ucapan terima kasih, permohonan pamit, dan permohonan maaf yang disampaikan oleh ketua tim yakni Alya. Acara selanjutnya mendengarkan sambutan dari Ustadz Yahya selaku pengasuh pondok pesantren, beliau menghimbau kepada kami semua khususnya generasi muda untuk terus aware mengenai isu sanitasi lingkungan baik personal hygiene dan pengelolaan limbah, agar ilmu yang telah disampaikan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi habit positif untuk diteruskan ke anak cucu kelak, dalam rangka membangun lingkungan negeri yang lebih sehat dan sejahtera. Acara berlanjut dengan mendengarkan kesan dan pesan dari perwakilan santriwan dan santriwati. Hal yang dapat di highlight dari penyampaian keduanya adalah kebermanfaatan yang mereka rasakan dengan penambahan wawasan baru terkait edukasi penerapan personal hygiene dan pemahaman penanganan terkait penyakit menular yang biasa terjadi di lingkungan pondok pesantren dan pentingnya menerapkan kebiasaan pemilahan limbah, serta manfaat pelatihan pembuatan pupuk kompos. Acara berlanjut dengan penayangan video edukasi pentingnya pengelolaan limbah dan dampak negatif yang terjadi pada bumi akan pengaruh pengelolaan sampah yang tidak tepat. Kemudian kami menayangkan video aftermovie yang menayangkan kumpulan visualisasi rangkaian kegiatan program penyuluhan sanitasi. Acara penutupan diakhiri dengan pembacaan doa oleh ustadz Yahya dan ditutup oleh MC.

Acara Penutupan Program Pengabdian. Sumber Foto: Tim Tangkas
Acara Penutupan Program Pengabdian. Sumber Foto: Tim Tangkas

Setelah melaksanakan acara penutupan, kami melaksanakan serah terima alat-alat penunjang keberlanjutan program sanitasi untuk pondok pesantren. Kami memberikan dua buah tong sampah yang terdiri atas tiga tempat pemilah sampah yakni organik, anorganik dan B3, hal ini ditunjukkan agar para santri dapat mengelola sampah dengan baik sesuai dengan jenisnya untuk mempermudah daur ulang sampah. Selain itu, terdapat sabun cuci tangan untuk mendukung program CTPS (cuci tangan pakai sabun), serta handuk tangan. Untuk mendukung keberlanjutan program pembuatan pupuk kompos, kami juga memberikan alat-alat dan bahan penunjang seperti ember, pisau, EM4, dan molase. 

Penyerahan Barang-Barang untuk Keberlanjutan Program Sanitasi Lingkungan pada Santri. Sumber Foto: Tim Tangkas
Penyerahan Barang-Barang untuk Keberlanjutan Program Sanitasi Lingkungan pada Santri. Sumber Foto: Tim Tangkas

Keesokan paginya, yang menjadi hari terakhir pengabdian masyarakat tim Tangkas di Kalibeber. Hari Sabtu, 28 Juli kami memfokuskan pada acara penyuluhan pengelolaan limbah minyak jelantah dengan sasaran ibu PKK di RT.01/RW.08 yang akan dilaksanakan mulai pukul 16.30 WIB bertepatan dengan agenda bulanan pertemuan ibu PKK. Mulai dari pagi hingga siang hari kami mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan seperti parafin wak, minyak aroma terapi, wadah kue basah sebagai cetakan, benang jagung sebagai sumbu. Setelah memastikan kelengkapan acara kami lanjut melakukan uji coba pembuatan lilin aroma terapi. Pada percobaan pertama, benang yang kami pakai ternyata kekecilan, sehingga mengharuskan kami mencari benang yang berukuran lebih besar. Puas mengitari toko-toko yang ada di sekitar Kalibeber namun, sayang kita tak jua menemukan benang yang tepat. Alhasil atas usul dari salah satu anggota akhirnya kami menggunakan cotton bud, yang dipotong menjadi dua bagian kemudian dijadikan sebagai alternatif pengganti sumbu. Kepusingan kami kini usai, akhirnya lilin buatan dapat menyala dengan sumbu baru itu. 

Uji Coba Pembuatan Lilin ARoma Terapi dari Minyak Jelantah. Sumber Foto: Tim Tangkas.
Uji Coba Pembuatan Lilin ARoma Terapi dari Minyak Jelantah. Sumber Foto: Tim Tangkas.

Tak terasa waktu telah menunjukkan pukul 16.00 WIB, kami bergegas menuju rumah salah satu warga yang menjadi tempat berlangsungnya kegiatan penyuluhan. Setibanya kami di lokasi tepat ketika para ibu PKK tengah menyanyikan mars PKK dan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Lantunan yang syarat akan makna dikumandangkan untuk mempertegas harapan dan tujuan dari perkumpulan ibu PKK. Acara dibuka dengan sambutan dari Bu RT, kemudian dilanjut dengan pelaksanaan agenda internal. Selanjutnya Bu RT mempersilahkan kami untuk melaksanakan penyuluhan. Sosialisasi dimulai dengan penyampaian materi dari Diyah terkait dampak minyak jelantah yang dibuang sembarangan dan penyampaian terkait tata kelola yang baik pada limbah minyak jelantah. Selanjutnya masuk kepada tata cara pembuatan lilin aroma terapi dari minyak jelantah, dan demo pembuatan lilin bersama ibu-ibu PKK. Acara berlangsung dengan lancar, ibu-ibu PKK juga aktif bertanya terkait materi penyuluhan maupun pembuatan lilin aroma terapi. Di akhir acara Bu RT mengapresiasi acara pada hari ini dan mengusulkan agar lilin dari minyak jelantah ini dapat dijadikan produk untuk menunjang kebutuhan rumah tangga. Di akhir acara kami suguhkan dengan santapan siomay dan dibungkuskan oleh-oleh berupa cemilan puding, dan kerupuk khas Wonosobo yang merupakan olahan homemade hasil tangan ibu-ibu setempat. Sungguh sangat beruntung bukan. 

Pelatihan Pembuatan Lilin Aroma Terapi dari Minyak Jelantah. Sumber Foto: Tim Tangkas.
Pelatihan Pembuatan Lilin Aroma Terapi dari Minyak Jelantah. Sumber Foto: Tim Tangkas.

Foto Bersama Ibu-ibu PKK Setelah Melaksanakan Demo Pembuatan Lilin Aroma Terapi dari Minyak Jelantah. Sumber Foto: Tim Tangkas
Foto Bersama Ibu-ibu PKK Setelah Melaksanakan Demo Pembuatan Lilin Aroma Terapi dari Minyak Jelantah. Sumber Foto: Tim Tangkas

Sekian perjalanan tim Tangkas UI, berjelajah sekaligus melaksanakan program pengabdian masyarakat di Kalibeber, Wonosobo. Pengalaman yang sangat berkesan bagi kami atas kesempatan menyampaikan edukasi sanitasi lingkungan yang menjadi fokus program Tangkas kepada para santri di Pondok Pesantren Al-Qur’an Safiinatunnaja. Suatu kehormatan pula atas kesempatan dan keterbukaan dari warga setempat pada program penyuluhan sanitasi lingkungan yang turut menjadi fokus bersama masyarakat setempat. Santri merupakan generasi penerus bangsa sebagai tonggak pembangunan kehidupan bangsa dan perbaikan menuju tatanan yang lebih baik, dan kesadaran penuh akan pentingnya penjagaan lingkungan. Besar harapan kami agar kontribusi kecil yang kami berikan, dapat memberikan manfaat dan keberlanjutan pelestarian lingkungan bagi sasaran masyarakat di Kalibeber. 

Anggota Tim Tangkas UI saat Pelaksanaan Program Penyuluhan Sanitasi Lingkungan Pesantren. Sumber Foto: Tim Tangkas.
Anggota Tim Tangkas UI saat Pelaksanaan Program Penyuluhan Sanitasi Lingkungan Pesantren. Sumber Foto: Tim Tangkas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun