Dalam diam kulantunkan asa pada-Mu
tautkan renungan di keheningan fajar
hayalku tak lagi semu menjelma nyata
Mengalir bersama lantunan dzikir untuk-Mu
Aku kerdil tanpa uluran jemari-Mu
Tertatih menyusuri jagat semsta iniÂ
Bagai bongkahan batu terkikis mendebu
Menapaki lembah tanpa alas, berdarah
Nadiku mendesir renungkan karunia-Mu
Berbuih-buih serupa ombak tepian pantai
Gemerlap indah serupa gemintang langit malam
Nafas ini untaian takdir-Mu, dan aku mencintai-Mu
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!