Mohon tunggu...
Desi Permata Sari Batee
Desi Permata Sari Batee Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA UNDIRA 121211067 DOSEN Prof.Dr,Apollo, M.Si.Ak

MEMBACA

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Analisis Jaringan Inferensi Investigasi Kategori Alat Asosiatif dan Alat Temporal

17 Juli 2024   12:04 Diperbarui: 17 Juli 2024   12:09 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kasus ini menggarisbawahi pentingnya transparansi dan kerjasama antara lembaga penegak hukum dengan masyarakat. Ketika kasus penggelapan barang bukti narkoba terungkap, ini bukan hanya menodai reputasi individu atau institusi terkait, tetapi juga merusak kepercayaan masyarakat terhadap keadilan dan penegakan hukum. Masyarakat harus dapat yakin bahwa barang bukti yang disita akan diolah dan digunakan dengan benar dalam proses peradilan, tanpa adanya intervensi yang tidak sah. 

Untuk memastikan bahwa sistem penegakan hukum dapat berjalan dengan adil dan efektif, serta memenuhi kepentingan seluruh masyarakat, beberapa langkah perbaikan dan penguatan sistem dapat dipertimbangkan:

  1. Penegakan Standar Etika dan Integritas: Implementasi dan penegakan standar etika yang tinggi di antara anggota penegak hukum sangat penting. Hal ini meliputi pelatihan rutin tentang etika profesional, penegakan kode etik, dan penerapan sanksi yang tegas bagi pelanggar. Institusi penegak hukum harus memberikan contoh yang baik dalam menjaga integritas dan menghindari perilaku koruptif atau melanggar hukum.

  2. Peningkatan Pengawasan dan Pengendalian Internal: Menguatkan mekanisme pengawasan internal dalam manajemen barang bukti merupakan langkah krusial. Sistem pengelolaan barang bukti harus dilengkapi dengan audit rutin, pengecekan independen, dan teknologi canggih untuk memantau pergerakan barang bukti dari penyitaan hingga penyimpanan dan penggunaan di pengadilan. Keamanan fisik dan elektronik juga perlu diperkuat untuk mencegah manipulasi atau penggelapan.

  3. Transparansi dan Akuntabilitas: Membangun transparansi dalam proses penanganan kasus kriminal dan penggunaan barang bukti sangat penting untuk membangun kepercayaan masyarakat. Informasi mengenai proses penyelidikan, status barang bukti, dan hasil pengadilan harus tersedia secara terbuka dan dapat diakses oleh publik, selama tidak mengganggu proses penyelidikan atau privasi individu yang terlibat.

  4. Penguatan Kerjasama Antarlembaga dan Masyarakat: Meningkatkan kerjasama antara lembaga penegak hukum, pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan masyarakat umum merupakan kunci untuk mendukung upaya pemberantasan kejahatan. Program pendidikan dan sosialisasi tentang pentingnya kepatuhan terhadap hukum serta peran aktif masyarakat dalam melaporkan aktivitas mencurigakan dapat meningkatkan efektivitas penegakan hukum.

  5. Investasi dalam Teknologi dan Infrastruktur: Penggunaan teknologi informasi yang canggih, seperti sistem manajemen kasus berbasis digital, analisis data yang terintegrasi, dan teknologi keamanan yang tinggi, dapat membantu meningkatkan efisiensi dan kecepatan dalam menangani kasus kriminal. Investasi dalam infrastruktur fisik dan teknologi juga penting untuk mendukung operasional harian lembaga penegak hukum.

  6. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia: Melakukan pelatihan berkelanjutan bagi personel penegak hukum, termasuk dalam hal teknik investigasi, analisis data forensik, dan manajemen risiko, dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk menangani kejahatan yang semakin kompleks.

Desi Bate'e
Desi Bate'e

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun