Mohon tunggu...
Desi Permata Sari Batee
Desi Permata Sari Batee Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA UNDIRA 121211067 DOSEN Prof.Dr,Apollo, M.Si.Ak

MEMBACA

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Edward Coke: Actus Reus Rea untuk Business Vilains di Indonesia

17 Juni 2024   15:41 Diperbarui: 17 Juni 2024   15:41 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nasionalisasi dan Peran sebagai BUMN

Pada tahun 1966, Bank Bali mengalami nasionalisasi oleh pemerintah Indonesia. Nasionalisasi ini merupakan bagian dari kebijakan yang dilakukan pemerintah pada masa itu untuk mengkonsolidasi sektor perbankan di bawah kendali negara melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dengan statusnya sebagai BUMN, Bank Bali menjadi lebih terintegrasi dalam sistem keuangan nasional dan memiliki tanggung jawab yang lebih besar dalam mendukung pembangunan ekonomi nasional, termasuk membiayai sektor-sektor strategis dan memberikan layanan perbankan kepada masyarakat luas.

Peran dalam Pembangunan Ekonomi Nasional

Sebagai salah satu bank milik negara, Bank Bali memiliki peran krusial dalam mendukung pembangunan ekonomi nasional. Bank ini tidak hanya menyediakan layanan perbankan konvensional seperti tabungan, kredit, dan investasi, tetapi juga berperan dalam menyokong sektor-sektor industri, pertanian, perdagangan, dan infrastruktur melalui pembiayaan dan dukungan keuangan lainnya. Bank Bali juga terlibat dalam mendukung sektor-sektor yang berkembang di seluruh Indonesia, bukan hanya di Bali atau pulau-pulau lainnya.

Transformasi dan Integrasi dengan BII dan BNI

Seiring dengan perkembangan sektor perbankan nasional, Bank Bali mengalami beberapa perubahan signifikan dalam struktur dan kepemilikan. Pada tahun 2002, Bank Bali bergabung dengan Bank Internasional Indonesia (BII), sebuah bank swasta nasional lainnya. Gabungan ini bertujuan untuk memperkuat posisi Bank Bali di pasar dan meningkatkan efisiensi operasional serta layanan kepada nasabah.

Kemudian, pada tahun 2005, Bank Bali akhirnya diintegrasikan ke dalam Bank Negara Indonesia (BNI), salah satu bank terbesar dan tertua di Indonesia. Integrasi ini menjadi langkah strategis dalam konsolidasi sektor perbankan nasional, di mana Bank Bali membawa warisan sejarahnya dan pengalaman sebagai BUMN untuk bersama-sama memperkuat layanan keuangan bagi masyarakat Indonesia.

Prof Apollo/tangkapan layar pribadi
Prof Apollo/tangkapan layar pribadi

Skandal dalam dunia keuangan sering kali mengguncang kepercayaan publik dan menimbulkan konsekuensi hukum yang serius bagi perusahaan yang terlibat. Salah satu kasus yang mencatat sejarah dalam konteks ini adalah skandal Bank Bali di Indonesia. Kasus ini tidak hanya mengungkap praktek keuangan yang tidak etis, tetapi juga menyentuh pada isu-isu hukum yang mendalam. Artikel ini akan mengulas skandal tersebut, mengidentifikasi tindakan kejahatan korporasi yang terjadi, menganalisis kekuatan hukum yang diterapkan, serta mengeksplorasi dampaknya terhadap pihak-pihak terkait.

Latar Belakang Kasus Bank Bali

Pada tahun 1999, Bank Bali terlibat dalam skandal besar yang melibatkan transaksi kredit fiktif senilai puluhan juta dolar AS. Kasus ini melibatkan perusahaan pemasaran PT Era Giat Prima (EGP), yang dianggap terlibat dalam penyelewengan dana Bank Bali melalui praktik transfer dana yang tidak sah. Praktik ini melibatkan transfer dana besar dari Bank Bali ke rekening EGP tanpa dasar hukum yang jelas, dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau korporatif tanpa izin yang sah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun