Koneksi Antar Materi Modul 2.1
Desi Araswati, S.Pd.SD
Calon Guru Penggerak Angkatan 7 Kabupaten Tegal
Pembelajaran sesi ke enam modul 2.1 adalah Koneksi Antar Materi. Sesi ini CGP dapat membuat sintesa pemahaman dengan mengkoneksikan semua materi yang telah dipelajari sebelumnya untuk menjelaskan pemahamannya tentang pembelajaran berdiferensiasi dan bagaimana mengimplementasikannya. Implementasi yang dimaksudkan tentunya implementasi dalam konteks nyata serta diskusi dan konsultasi yang sudah CGP lakukan pada pembelajaran sebelumnya.
Modul 2.1 mempelajari tentang Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Murid. Sebagai mana pemikiran Ki Hadjar Dewantara bahwa tujuan pendidikan yaitu: menuntun segala kodrat yang ada  pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang  setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.Â
Oleh  sebab itu, pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak.  Dalam proses "menuntun", anak diberi kebebasan namun pendidik sebagai 'pamong' dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Seorang 'pamong' dapat memberikan 'tuntunan' agar anak .dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar.
Sebagai seorang guru tentulah harus bisa menyadari bahwa setiap anak adalah unik dan memiliki kodratnya masing-masing. Tugas seorang guru adalah menyediakan lingkungan belajar yang memungkinkan setiap anak untuk dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal sesuai dengan kodratnya masing-masing, dan memastikan bahwa dalam prosesnya, anak-anak merasa selamat dan bahagia..Â
Dengan meyakini bahwa setiap anak adalah unik, maka seorang guru akan menjai terbuka akan adanya keberagaman murid-murid di kelas. dengan memiliki keyakinan tersebut maka seorang guru akan tahu dan memikirkan bagaimana cara agar dapat menyediakan layanan pendidikan yang memungkinkan semua murid mempunyai kesempatan layanan dan pilihan untuk mengakses apa yang diajarkannya secara efektif sesuai dengan kebutuhan murid masing-masing, Â memberikan respon akan keberagaman karakteristik dan kebutuhan belajar murid dengan tepat. Jika tidak, maka yang terjadi adalah kesenjangan belajar (learning gap), dimana pencapaian yang belajar murid tidak sesuai dengan potensi pencapaian yang seharusnya dapat ditunjukkan oleh murid tersebut. Salah satu cara yang dapat kita lakukan untuk merespon karakteristik murid-murid yang ini adalah dengan mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi.
 Pada Koneksi Antar Materi modul 2.1 CGP melakukanrefleksi secara individu terhadap perjalanan pembelajaran yang sudah dilaksanakan dengan merespon beberapa pertanyaan dan tugas sebagai berikut :
1. Buatlah kesimpulan tentang apa yang dimaksud dengan pembelajaran berdiferensiasi dan bagaimana hal ini dapat dilakukan di kelas!
Pembelajaran berdiferensiasi adalah adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. (Oscarina Dewi Kusuma, 2022 : 9). Keputusankeputusan yang dibuat tersebut adalah yang terkait dengan:
- Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas. Bukan hanya guru yang perlu jelas dengan tujuan pembelajaran, namun juga murid-muridnya.
- Bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya. Bagaimana guru akan menyesuaikan rencana pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid tersebut. Misalnya, apakah ia perlu menggunakan sumber yang berbeda, cara yang berbeda, dan penugasan serta penilaian yang berbeda.
- Bagaimana guru menciptakan lingkungan belajar yang "mengundang' murid untuk belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi. Bagaimana guru memastikan setiap murid di kelasnya tahu bahwa akan selalu ada dukungan untuk mereka di sepanjang proses belajar mereka.
- Manajemen kelas yang efektif. Bagaimana guru menciptakan prosedur, rutinitas, metode yang memungkinkan adanya fleksibilitas, namun juga struktur yang jelas, sehingga walaupun murid melakukan kegiatan yang mungkin berbeda-beda, namun kelas tetap dapat berjalan secara efektif.
- Penilaian berkelanjutan. Bagaimana guru menggunakan informasi yang didapatkan dari proses penilaian formatif yang telah dilakukan, untuk dapat menentukan murid mana yang masih ketinggalan, atau sebaliknya, murid mana yang sudah lebih dulu mencapai tujuan belajar yang ditetapkan, dan kemudian menyesuaikan rencana dan proses pembelajaran
Pembelajaran berdiferensi dapat dilakukan di kelas manakala guru sudah melakukan identifikasi kebutuhan belajar murid. Identifikasi yang dapat dilakukan seperti : mengamati perilaku murid, mengidentifikasi pengetahuan awal, mereview dan melakukan refleksi terhadap praktik pengajaran, berbicara dengan guru murid sebelumnya, membaca rapor murid dari kelas mereka sebelumnya, menggunakan berbagai penilaian penilaian formatif dan diagnostik. Â Dari hasil identifikasi ini, selanjutnya guru melakukan pemetaan kebutuhan belajar murid-muridnya. Pemetaan dilakukan untuk mengetahui kebutuhan belajar murid.
Dalam melakukan pemetaan kebutuhan murid, perlu memperhatikan 3 aspek. Menurut Tomlinson (2001) dalam Oscarina Dewi Kusuma (2022) dalam tulisannya pada modul Pendidikan Guru Penggerak Modul 2.1 Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Murid halaman  10 menyebutkan bahwa 3 aspek yang harus diperjatikan dalam pemetaan kebutuhan murid adalah :
- Kesiapan belajar murid (readiness). Kesiapan belajar (readiness) adalah kapasitas untuk mempelajari materi, konsep, atau keterampilan baru. Sebuah tugas yang mempertimbangkan tingkat kesiapan murid akan membawa murid keluar dari zona nyaman mereka dan memberikan mereka tantangan, namun dengan lingkungan belajar yang tepat dan dukungan yang memadai, mereka tetap dapat menguasai materi atau keterampilan baru.
- Minat murid . Minat merupakan suatu keadaan mental yang menghasilkan respons terarah kepada suatu situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan diri. Beberapa cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk menarik minat murid diantaranya adalah dengan:menciptakan situasi pembelajaran yang menarik perhatian murid (misalnya dengan humor, menciptakan kejutan-kejutan, dsb); menciptakan konteks pembelajaran yang dikaitkan dengan minat individu murid; mengkomunikasikan nilai manfaat dari apa yang dipelajari murid,menciptakan kesempatan-kesempatan belajar di mana murid dapat memecahkan persoalan (problem-based learning)
- Profil belajar murid. Profil belajar murid terkait dengan banyak faktor. Berikut ini adalah beberapa diantaranya: lingkungan belajar, misalnya terkait dengan suhu ruangan, tingkat kebisingan, jumlah cahaya, apakah lingkungan belajarnya terstruktur/tidak terstruktur, dsb. Contohnya: mungkin ada anak yang tidak dapat belajar di ruangan yang terlalu dingin, terlalu bising, terlalu terang, dsb; Pengaruh Budaya: santai - terstruktur, pendiam - ekspresif, personal -- impersonal; Preferensi gaya belajar. Gaya belajar adalah bagaimana murid memilih, memperoleh, memproses, dan mengingat informasi baru. Secara umum gaya belajar ada tiga, yaitu: visual: belajar dengan melihat (misalnya melalui materi yang berupa gambar, diagram, power point, catatan, peta konsep, graphic organizer, dsb); auditori: belajar dengan mendengar (misalnya mendengarkan penjelasan guru, membaca dengan keras, mendengarkan pendapat saat berdiskusi, mendengarkan musik); Kinestetik: belajar sambil melakukan (misalnya sambil bergerak, melakukan kegiatan hands on, dsb) Preferensi berdasarkan kecerdasan majemuk (multiple intelligences): Teori tentang kecerdasan majemuk menjelaskan bahwa manusia sebenarnya memiliki delapan kecerdasan berbeda yang mencerminkan berbagai cara kita berinteraksi dengan dunia. Kecerdasan tersebut adalah visual-spasial, musical, bodily-kinestetik, interpersonal, intrapersonal, verbal-linguistik, naturalis, logic-matematika.
Setelah dilakukan pemetaan dengan memperhatikan ketiga aspek diatas, maka Langkah guru selanjutnya adalah menetapkan tujuan pembelajaran yang dituangkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dalam penyusunan RPP perlu juga memperhatikan karakteristik dan keberagaman murid, maka RPP yang dimaksud adalah RPP berdiferensiasi yang didalamnya mencakup strategi mendiferensi pembelajaran. Strategi diferensi pembelajaran diantaranya diferensiasi konten/materi, diferensisasi proses/layanan dan diferensiasi produk.
- Diferensi Konten
- Konten adalah materi pengetahuan, konsep, dan keterampilan yang perlu dipelajari murid berdasarkan kurikulum. kita perlu menyesuaikan cara bagaimana murid kita bisa mengakses konten tersebut sesuai dengan kebutuhan belajar mereka namun bukan mengubah atau menurunkan standar kurikulum. Diferensi Konten dapat dilakukan dengan : menyiapkan materi yang akan diajarkan dalam beragam format: buku, poster, video, audio, dsb.; memberikan teks yang lebih mudah untuk dibaca kepada siswa yang memang masih mengalami kesulitan memahami konsep; memecah materi yang banyak menjadi bagian-bagian kecil sehingga lebih mudah dipahami oleh murid yang masih kesulitan;membuat kosakata kunci dan definisinya; memberikan teks bacaan dengan beragam topik
- Diferensi Proses
- Proses merupakan kegiatan yang memungkinkan murid berlatih dan memahami atau memaknai konten. Diferensiasi proses memungkinkan murid-murid kita untuk memaknai lewat beragam cara atau moda, dalam berbagai tingkat kesulitan, waktu, dan tingkat dukungan yang berbeda. Diferensiasi Proses dapat dilakukan dengan:memberikan pendampingan atau tingkat dukungan yang berbeda bagi murid.Misalnya, siswa sangat mampu dapat bekerja hanya dengan pertanyaan pemandu, murid yang cukup mampu dapat bekerja hanya dengan diberikan contoh dan dapat melanjutkan bekerja mandiri, sedangkan untuk murid yang masih kesulitan dapat dibantu secara intensif; membuat kelompok belajar tambahan untuk mengajarkan kembali konten dengan cara yang baru atau lebih terbimbing bagi murid yang mengalami kesulitan; memberikan kesempatan kepada murid untuk memilih apakah ia ingin membaca; materi secara individu atau secara kelompok; memberikan pilihan berdasarkan minat. Misal saat pelajaran sejarah murid diminta untuk menceritakan sosok pahlawan, murid bebas menentukan pahlawan yang ingin mereka eksplorasi; memberikan pilihan murid mau bekerja sambil berdiri atau duduk.
- Diferensi Produk
- Produk merupakan hasil karya dari akhir pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dan murid. Produk pada pembelajaran berdiferensi diharapkan sesuai dengan kemampuan dan capaian murid. Guru dapat memberikan ragam tantangan dan berbagai pilihan bagaimana mereka dapat mengekspresikan pembelajaran yang diinginkan. Sangat penting bagi guru untuk menentukan ekspetasi pada murid, di antaranya menentukan: 1) kualitas pekerjaan apa yang diinginkan; 2) konten apa yang harus ada pada produk; 3) Bagaimana cara mengerjakannya; 4) Sifat dari produk akhir apa yang diharapkan.
2. Jelaskan bagaimana pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid dan membantu mencapai hasil belajar yang optimal. Jelaskan pula bagaimana Anda melihat kaitan antara materi dalam modul ini dengan modul lain di Program Pendidikan Guru Penggerak.
Pembelajaran berdiferensi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid dan membantu hasil belajar yang optimal karena merupakan konsekuensi logis dari keberagaman kebutuhan murid yang  berbeda-beada. Pembelajaran berdiferensi juga merupakan pembelajaran yang berpusat pada murid karena pembelajaran berdiferensi sejalan dengan prinsip-prinsip pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan standar proses. Dengan menerapkan strategi pembelajaran berdiferensiasi guru senantiasa memperhatikan proses, konten dan produk agar dapat sesuai dengan perencanaan dan pelaksanaan serta proses pembelajaran ke dalam semua tahapan untuk dapat memenuhi kebutuhan belajar murid. Pembelajaran berdiferensiasi juga sangat relevan dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara yang menyatakan bahwa Pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, sebagai manusia, dan sebagai masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Pendidikan menciptakan ruang bagi murid untuk bertumbuh secara utuh agar mampu memuliakan dirinya dan orang lain (merdeka batin) dan menjadi mandiri (merdeka lahir). Kekuatan diri (kodrat) yang dimiliki, menuntun murid menjadi cakap mengatur hidupnya dengan tanpa terperintah oleh orang lain.
Pembelajaran berdiferensi merupakan cerminan/ pengejawantahan dari nilai dan peran seorang guru penggerak  (modul 1.2). Salah satu nilai yang harus dimiliki adalah berpusat pada murid dan peran nya adalah menjadi pemimpin pembelajaran.  Pembelajaran berdiferensi merupakan wujud strategi pembelajaran yang berpihak pada murid, karena merupakan perwujudan filosofi Ki Hadjar Dewantara mengenai pendidikan anak yang selaras dengan kodrat alam dan kodrat zaman serta sesuai dengan kepentingan murid. Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, guru juga bukan hanya dapat meningkatkan pemahamannya tentang konsep pembelajaran dan teori-teori yang mendasarinya saja namun juga dalam proses belajar yang berkelanjutan untuk terus melakukan refleksi praktik-praktk pembelajaran di sekolah dan dapat mengambil hikmah dan pengalaman tersebut. Guru Penggerak dalam menjalankan perannya menjadi pembelajaran juga diharapkan dapat mewujudkan model keyakinannya tentang pembelajaran yang berpusat pada murid melalui aksi-aksi dan paradigma yang ia gunakan dalam merespon berbagai situasi di kelas pada khususnya dan sekolah pada umumnya.
Daftar Pustaka
Dharma, Aditya. (2022). Program Pendidikan Guru Penggerak Paket Modul 1.2 Nilai dan peran Guru Penggerak. Jakarta : Kementerian               Pendidikan dan Kebudayaan Riset, dan Teknologi.
Kemendikbudristek. (2021). Diakses pada 22 Februari 2023 dari https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/stategi- Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â pelaksanaan-pembelajaran-berdiferensiasi/
Kusuma, Oscariana Dewi dkk (2022). Program Pendidikan Guru Penggerak Paket Modul 2 Praktik Pembelajaran yang berpihak Pada Murid. Â Â Â Â Â Â Â Â Â Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset, dan Teknologi.
Rafael, Simon Petrus Rafael. (2022). Program Pendidikan Guru Penggerak Paket Modul 1.1 Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional Ki Hadjar           Dewantara. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset, dan Teknologi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H