Mohon tunggu...
Desi Anggrahini
Desi Anggrahini Mohon Tunggu... Lainnya - Long life learner

Hallo, perkenalkan aku Desi Anggrahini, seorang fresh graduate dari Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, IPB University. Saat ini aku bekerja sebagai Research Assistant di CRC990/EFForTS dengan fokus penelitian identifikasi laba-laba. Masih belajar dan akan terus belajar, semoga kita semua bisa menjadi pembelajar yang handal yaa^^

Selanjutnya

Tutup

Diary

Perjalanan Menuju Bumi Allah Lainnya

17 Desember 2021   22:56 Diperbarui: 17 Desember 2021   23:11 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

        Perjalanan kali ini, terasa begitu berbeda. Ada getar yang lebih hebat. Ada cemas yang lebih tajam. Perjalanan menembus teritorial, dengan durasi perjalanan sekitar 13 jam. Perjalanan menuju negara 2 benua. Tak terbayangkan sebelumnya, bahwa impian tersebut bisa jadi nyata. Impian yang selama ini hanya bergelantungan di kepala dan menghiasi setiap jengkal kertas harapan yang ditulis. Maha Baik Allah atas setiap skenario-Nya.

        Kamis, 25 Maret 2021 ada sebuah email masuk. Email tersebut berisi ucapan selamat karena saya terpilih sebagai salah satu delegasi Future Leader Exchange di Istanbul, Turki yang akan berlangsung dari tanggal 8 -- 16 April 2021. Alhamdulillah, begitu bersyukur kepada Allah yang telah memberi kesempatan itu. Badan sedikit bergetar dan air mata berlinang. Tak lama, segera berkabar kepada Mamah. Mamah pun ikut senang dan bersyukur karena diri ini mendapat kesempatan yang begitu langka. Siapa kira seorang Desi Anggrahini mendapat kesempatan tersebut? Lalu, pertanyaan Mamah pun berubah. Mamah bertanya mengenai berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk mengikuti kegiatan tersebut. Setelah menyebutkan besaran biaya yang harus dikeluarkan, raut muka Mamah berubah. Antara sedih dan senang yang bercampur. Mamah pasti menyimpan itu sendiri, karena saat ini Mamah menjadi kepala rumah tangga dan aku yakin hal tersebut bukan perkara mudah.

        Sejak saat itu, diri ini berkomitmen untuk dapat sumber pendanaan lainnya. Bersama dengan kawan yang lain, mencoba menghubungi beberapa target calon donator. Karena batas akhir waktu pembayaran yang cukup singkat, hanya beberapa hari. Tidak adanya dukungan dari departemen tempat saya menimba ilmu, cukup membuat hati menjadi goyah. Singkat cerita, karena tetap belum mendapatkan calon donatur dan batas akhir pelunasan semakin dekat, diri ini memutuskan untuk mengundurkan diri. Tak mudah memang membuat keputusan seperti itu, tapi apa boleh buat? Karena aku tidak mau membebankan hal tersebut kepada Mamah. Selalu berprasangka baik atas setiap takdir yang Allah tetapkan, adalah jurus jitu untuk cepat move on. Beberapa hari dirundung sedih, mungkin itu adalah hal yang wajar.

        Beberapa bulan berlalu, seorang teman memberitahu bahwa akan dibuka lagi pendaftaran Future Leader Exchange batch 2. Diri ini tidak sabar untuk mendaftar program tersebut kembali. Sabtu, 10 Juli 2021 publikasi mengenai kegiatan Future leader Exchange batch 2 pun resmi diluncurkan. Berbekal semangat yang tinggi untuk menggapai mimpi, diri ini mantap mendaftarkan diri kembali pada program tersebut. Pada saat itu, kegiatan akademik, organisasi, serta kepanitiaan cukup padat. Diri ini harus pandai dalam mengatur waktu dan menentukan skala prioritas. Sempat beberapa kali ingin mengundurkan diri karena satu dan lain hal, namun tak jadi untuk dilakukan. Alhamdulillah, beruntungnya Allah titipkan teman-teman yang baik yang bersedia membantu, mendoakan, dan mengingatkan jika diri ini mulai hilang kendali dari tujuan awal mengikuti program tersebut.

        Tahapan seleksi hampir sama dengan program-program lainnya, mulai dari tahap seleksi berkas, seleksi essay dan motivation letter, serta seleksi wawancara dan proyek video. Minggu, 5 September 2021 merupakan pengumuman kelolosan program Future Leader Exchange batch 2. Saat itu, diri ini sedang mengikuti rangkaian kegiatan Pemilihan Raya (Pemira) KM IPB. Dengan rasa was-was, diri ini membuka email yang masuk. Alhamdulillah, haru rasanya menyelimuti diri ini. Diri ini dinyatakan lolos untuk mengikuti kegiatan Future leader Exchange batch 2 dengan skema fully funded (dibiayai 100%). Karena saat itu sedang bertugas, maka diri ini mencoba untuk kembali focus kepada acara tersebut. Tak berselang lama, ada teman yang menanyakan perihal hasil pengumumannya. Alhamdulillah, Maha Baik Allah atas setiap skenario-Nya.

        Keesokan harinya, aku mengabarkan kepada Mamah mengenai hasil tersebut. Mamah bersyukur atas karunia yang Allah berikan. Karena persiapan menuju keberangkatan masih terbilang lama, diri ini mempunyai cukup waktu untuk mempersiapkan segala hal yang diperlukan, mulai dari barang bawaan hingga latihan presentasi untuk ditampilkan pada Conference di Tugva (Trkiye Genlik Vakf) atau bisa disebut Turkey Youth Foundation.

        Singkat cerita, tibalah aku pada hari keberangkatan. Aku berangkat menuju bandara Soekarno Hatta didampingi oleh Mamah, Kakak, dan Sepupu. Kami menaiki salah satu aplikasi mobil online. Cukup lama menunggu di sana, karena keberangkatan jam 01.20 WIB. Mamah, Kakak, dan Sepupu memutuskan untuk pulang sekitar jam 19.00 WIB. Kami menaiki pesawat Etihad Airways dan akan transit di bandara Abu Dhabi. Ini adalah pengalaman pertamaku naik pesawat dan cukup membuat pusing dan mual hingga muntah. Terkesan norak, tapi memang begitulah :D

        Setelah tiba di bandara Abu Dhabi, kami harus menunggu sekitar 5 jam untuk melanjutkan ke perjalanan selanjutnya. Alhamdulillah, Maha Kuasa Allah karena diri ini dapat menginjakkan kaki di bagian belahan bumi lain ciptaan-Nya. Sungguh pengalaman luar biasa yang semoga dari pengalaman ini, semakin yakin atas kuasa Allah.

        Perjalanan akhirnya dilanjutkan. Perjalanan yang cukup singkat bila dibandingkan perjalanan dari Indonesia ke Abu Dhabi. Sesampainya di bandara Turki, kami harus melewati berbagai macam screening tentang ke-imigrasi-an. Dengan pemandangan yang tak lagi sama, dengan bahasa yang tak biasa didengar, ah betapa luar biasanya hal tersebut. Ujian untuk menundukkan kepala sangat terasa ketika di sana. Ingin rasanya selalu melihat dengan jelas setiap wajah orang-orang di sana, dan terkadang terselip keinginan agar berjodoh dengan salah satu dari mereka, wkwk (wajar bukan?). Masalah hati memang perkara yang sensitive, kawan.

        Kami meneruskan perjalanan menggunakan bus yang telah disewa oleh panitia dan bergegas menuju apartemen. Saat itu aku duduk sebelahan dengan Dina, tapi kami masih saling diam :D Setelah perjalanan kurang lebih 1 jam, kami harus berjalan beberapa meter untuk sampai ke apartemen dengan membawa barang yang cukup banyak dengan keadaan yang cukup berisik (kasus: kami menyeret koper kami seperti layaknya di bandara. Bisa dibayangkan riuh suaranya?). Setelah itu, diadakan pembagian kamar. Aku, Dina, Nuris, Kak Baas, Cayus, Rani, Yhuli, Anggun, dan Amirah berada di satu kamar. Kami berada di kamar 504 yang berada di lantai 4. Fasilitas yang ada di apartemen cukup baik, ada kasur, sofa, kompor, water heater, shower, dll. Namun, yang menjadi masalah adalah, tidak adanya heater --  atau hanya kami yang tak paham cara memakainya?

        Keesokan harinya, kami pergi ke Glhane Park untuk mengadakan sesi Leadership Project. Menurut Wikepedia, Taman Glhane adalah taman kota bersejarah di distrik Eminn di Istanbul, Turki; yang bersebelahan dengan halaman Istana Topkap. Taman Glhane adalah taman umum tertua dan salah satu yang paling luas di Istanbul. Kami melakukan diskusi, adu yel yel, presentasi hasil diskusi, dan bersua foto di sana.

        Kamis 11 November 2021, kami pergi ke Bosphorus, Rumelihisar, dan Galata Tower. Menurut Wikipedia, Bosphorus adalah selat alami yang sempit dan jalur air yang signifikan secara internasional yang terletak di barat laut Turki. Bosphorus merupakan bagian dari batas benua antara Eropa dan Asia, dan membagi Turki dengan memisahkan Anatolia dari Thrace. Bosphorus menghubungkan Laut Hitam dengan Laut Marmara. Sedangkan, menurut Wikipedia, Rumelihisari adalah sebuah benteng abad pertengahan yang terletak di Istanbul, Turki, di atas serangkaian perbukitan, di tepi Selat Bosphorus. Rumelihisari dibangun atas perintah Sultan Ottoman Mehmed II, kompleks ini ditugaskan untuk persiapan pengepungan Ottoman yang direncanakan di kota Konstantinopel yang saat itu berada di Bizantium. Galata Tower adalah menara batu abad pertengahan di kawasan Galata/Karaky di Istanbul, Turki, Bangunan ini menawarkan pemandangan panorama semenanjung bersejarah Istanbul dan sekitarnya.

        Jumat, 12 November 2021 kami diberi agenda bebas untuk membeli buah tangan khas Turki. Aku membeli beberapa buah tangan seperti cokelat, sajadah, pulpen, buku, totebag, gantungan kunci, namun tidak dalam jumlah yang banyak. Saranku, untuk teman-teman yang ingin ke sana, diusahakan menabung terlebih dahulu, sehingga bisa membeli oleh-oleh untuk keluarga dan teman-teman lainnya.

        Sabtu, 13 November 2021 kami melakukan presentasi di Tugva. Dilansir dari salto-youth.net, Trkiye Genlik Vakf adalah yayasan pemuda generasi baru, yang bertujuan untuk meningkatkan generasi yang akan selalu berada di sisi keadilan, membela segala sesuatu yang baik dan indah di dunia. Untuk berkontribusi pada generasi muda negara ini dengan mendukung pembangunan sosial, fisik, mental, psikologis, dan spiritual mereka, dan mengajari mereka bagaimana menjadi produktif, progresif, inovatif, dan berharga bagi negara ini. Yayasan ini memiliki nilai-nilai berupa keadilan, moralitas, persatuan, dan kebaikan.

        Minggu, 14 November 2021 kami melakukan kunjungan ke Bursa. Menurut Wikipedia, Bursa adalah sebuah kota di barat laut Turki dan pusat administrasi Provinsi Bursa. Kota terpadat keempat di Turki dan terpadat kedua di Wilayah Marmara, Bursa adalah salah satu pusat industri negara Turki. Sebagian besar produksi otomotif Turki berlangsung di Bursa. Ketika masih di Indonesia, kami sangat berharap Ketika mengunjungi Bursa, di sana sudah turun salju. Ternyata, ketika kami berkunjung ke sana, salju yang turun masih sangat tipis, namun suhu sudah mencapai sekitar 2OC.

        Senin, 15 November 2021 kami berkunjung ke Masjid Sultan Muhammad Al-Fatih, Topkapi Palace, dan melaksanakan Farewell Party. Menurut Wikipedia, Masjid Fatih adalah sebuah masjid Ottoman di distrik Fatih, Istanbul, Turki. Masjid asli di situs ini dibangun antara 1463 dan 1470. Topkap Palace, menurut Wikipedia, adalah sebuah museum besar di sebelah timur distrik Fatih, Istanbul, Turki. Pada abad ke-15 dan ke-16 itu berfungsi sebagai tempat tinggal utama dan markas administrasi sultan Ottoman.

        Selasa, 16 November 2021 merupakan hari kepulangan kami ke Indonesia. Kami menaiki pesawat yang sama, yaitu Etihad Airways dengan keberangkatan jam 14.10. perjalanan yang cukup melelahkan karena kondisi badan yang tidak begitu fit. Rasa tidak nyaman juga hadir karena harus duduk bersebelahan dengan laki-laki. Kami pun transit kembali di bandara Abu Dhabi dan melanjutkan perjalanan ke Indonesia setelah menunggu sekitar 5 jam.

        Dari perjalanan tersebut, semakin membuat hatiku bergetar. Sungguh kuasa Allah begitu luar biasa. Bumi dengan segala isinya diciptakan dengan sesempurna mungkin dan tanpa celah. Dari bagian bumi lainnya, aku belajar makna kebersamaan, makna toleransi, makna saling membantu, serta mengubur rasa egois. Rasa takjub ketika dapat menyaksikan secara langsung Hagia Sophia, bangunan yang menjadi saksi bisa transformasi Islam selama bertahun-tahun di negara 2 benua tersebut. Semakin menjelajah, semoga semakin mendekatkan diri ini kepada Sang Maha Pencipta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun