Bismillahirrahmaanirrahiim,Â
Allahuma Shalli 'Alaa Muhammad Wa 'Alaa Alii Muhammad
Telah sekian bulan berlalu, sejak covid 19 menghujam sendi-sendi kehidupan kami. sebagai seorang tenaga kesehatan, seorang ibu, seorang istri dan seorang mahasiswa MKM STIKES Bina Husada Palembang kami menyesuaikan kondisi sekarang dengan optimalisasi kemampuan yang ada.
Pembelajaran Daring adalah alternatif yang mau tak mau kami laksanakan, suntikan semangat dari para dosen dan keluarga demi kelancaran proses belajar alhamdulillah menjadi suplemen luar biasa ditengah-tengah pandemi ini. Hingga pada satu situasi yang tak terrelakkan, kami akhirnya melaksanakan seminar virtual untuk kali pertama. Tak terbayang rasanya menjadi pelaksana seminar virtual dibawah bimbingan Dosen kami yg dedikasinya terhadap dunia pendidikan ini sungguh membuat saya kadang merasa malu, malu untuk semangat mendidiknya yang tak berbatas.
Penentuan Tema
Walau seminar virtual ini dibawah asuhan mata kuliah Pencemaran Lingkungan, namun kami juga masih berfikir untuk mempersempit pokok pembahasan nanti, hingga suatu ketika salah seorang rekan satu kelompok, Pak Ansori mempelopori untuk membahas pencemaran sampah, dan kami akhirnya sepakat untuk menciutkannya lagi kepembahasan tentang meng ZERO kan sampah dengan menghadirkan pembicara yang memang menjalani kehidupan ZERO WASTE yang nanti akan berpasangan dengan Prof Supli menjadir narasumber di Seminar kami.
Undangan Narasumber
Tak nyana, kebingungan akan siapa yang akan menjadi narasumber sejenak menghabiskan energi kami untuk sedikit telepon kesana kemari mencari siapa yang bisa menjadi orang yang berbagi pengalaman tentang hal yang dimaksud, akhirnya kami berkat pertolongan Allah kami dipertemukan dengan ibu Lena Karolina, seorang ibu yang jg pelaku hidup Zero waste yang biasa mempromosikan hal ini, dibalik tubuh mungilnya ada semangat besar disetiap untaian kalimatnya ketika kali pertama saya bertegur sapa melalui telepon, Alhamdulillah.
IklanÂ
Pembuatan Iklan yang disebar ke media sosial membutuhkan waktu sekitar 2 hari, dan ini setiap saat di edit disesuaikan kebutuhan dan menurut masukan dari beberapa sumber termasuk bimbingan dari dosen kami. sungguh proses ini kami lalui tahap demi tahap dan dari sini pembelajaran berharga dipetik bahwasanya ilmu itu bukan hanya didapat dari teori yang termaktub cantik dalam diktat kuliah melainkan didapat dari pengalaman menjalaninya dengan ikhlas dan semangat.
H-1
Perencanaan H-1, membayangkan bagiamana seminar virtual VS seminar life adalah dua hal yang membutuhkan kemampuan bangun ruang, kemampuan abstrak tingkat tinggi, sementara peserta mulai membanjiri list kehadiran di Grup WA. hingga jelang 5 hari sebelum seminar virtual diadakan full kuota di grup seminar. setiap hari peserta diberikan pengumuman dan semangat untuk memperuncing rasa penasarannya terhadap materi seminar nanti hingga mereka mau bertahan dan tidak meninggalkan grup.Â
Hadiah/Door Prize
bermacam kreatifitas kami usahakan demi kesuskesan seminar ini, kelompok kami berjumlah 9 orang, terdiri dari Ansori, Febrianto K, Febrianto, Riza A, Vima E, Siti N, Aprilia A, Syaiful A, dan saya sendiri Desi A. sambil jalan menuju hari H kami memantau mempelajari kegiatan seminar yang telah dilaksanakan teman-teman kelompok lain, dan ini menjadi pelajaran berharga buat kami. desain-desain sudah kami usaha lakukan termasuk membangun sebuah virtual ruang yang akan digunakan pada hari H dan menyiapkan door prize buat para peserta nanti dan ini kami umumkan di grup Wa sebagai salah satu taktik mempertahankan peserta untuk istiqomah dan bertahan di grup sampai tiba harinya nanti.
Hari H
Tibalah hari yang dinanti, hari H kami sepakat untuk berkumpul disuatu tempat demi memperlancar koordinasi diantara kami, dan tempatnya adalah Pusmesmas salah satu anggota kelompok yang telah di desain seperti ruang seminar dengan membentangkan layar infokus dan menyiapakan LCD seoalah-olah kita sedang seminar Life.
Tepat ketika akan dimulai, saya selaku moderator telah mengontak narasumber kami Prof. Supli dan Ibu Lena untuk sedikit bermain peran nanti ketika namanya dipanggil untuk melakukan prosesi masuk ke ruang seminar layaknya seminar Life. keseruan yang kami rasakan karena kami melakukannya bersama-sama di satu tempat yang sama, hingga ketika komando untuk mengeluarkan emoticon-emoticon penyemangat, serentak kami akan melakukannya, seperti emoticon tunjuk tangan atau emo tangan melambai ketika narasumber masuk kedalam ruang seminar. Â Tak terelakkan kadang mucul sendau gurau dan tawa diantara kami panitia, masyaAllah seminar virtual ini mempererat silaturahim kami selaku mahasiswa, alhamdulillah.
Sepanjang seminar, banyak hal yang terjadi, walau dapat dikatakan seminar berlangsung lancar, namun saya membuat sedikit catatan :
1. Peserta yang telah mengirimkan pertanyaan dan telah dijawab pertanyaannya beberapa hari sebelum hari H wajib dihadirkan pada hari H supaya terjadi dialog antara narasumber dan peserta.
2. Pemilihan pertanyaan yang bernada sama tidak perlu di upload semua satu persatu, namun bisa di jadikan satu untuk dijawab serempak oleh narassumber hingga tidak menghabiskan waktu narasumber menjawab pertanyaan yang sama berulang-ulang.
3. Tindak lanjut seminar, baiknya dibentuk grup baru untuk membentuk suatu komunitas pelaku ZERO Waste hingga nanti dapat melahirkan pelaku-pelaku baru yang menghidupkan dan mempromosikan gerakan ini demi keselamatan bumi.
4. Kurang efisiennya waktu, jadwal seminar virtual yang tadinya 90 menit jadi memanjang yaitu 180 menit, hal ini seharusnya menjadi evaluasi kedepan untuk lebih memperhatikan ketepatan waktu.
Semangat Belajar
Seminar virtual menjadikan semangat belajar bangkit kembali, saya pribadi merasakan hal itu, dapat dibuktikan dengan banyaknya jumlah mahasiswa yang hadir pada pembelajaran daring berikutkan paska seminar virtual, Alhamdulillaah.
Closing Experience
Adab dulu baru ilmu, ilmu dapat dicari dan didapat dimana-mana tempat, namun bangunan adab adalah hal yang harus di lilit ikatannya sedemikian kuatnya hingga tak mudah putus oleh apapun. Seminar virtual mungkin hanya sekedar seminar via WAG yang bisa siapa saja melaksanakanannya, namun dengan kegiatan ini ada tantangan yang sudah dijawab, ada ujian yang terlewati dan ada senyum bahagia karena ternyata kita bisa.. Alhamdulillah.Â
Ummi Nafisah
May. 5th 2020
Baturaja SUMSEL
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H