Mohon tunggu...
Desi Sagita Ronauli
Desi Sagita Ronauli Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas HKBP Nommensen Medan

Saya Seorang Mahasiswi dari Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tren Bahasa Gaul sebagai Komunikasi di Tengah Generasi Milenial Kota Medan

7 Mei 2022   15:28 Diperbarui: 12 Mei 2022   10:36 650
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bahasa Gaul itu sendiri mempengaruhi dalam mereka berkomunikasi dengan bahasa Indonesia sehingga lebih meemilih berkomunikasi dengan bahasa gaul karena pratis dan terlihat kekinian. Seperti misalnya "Emang Gue Pikirin" pernah sekali populer.

Bahasa Gaul Anak Medan

Tidak di pungkiri anak-anak bahkan remaja khususnya didaerah kota Medan mempunyai bahasa Gaul sendiri seperti:

  • Awak mengartikan Aku
  • Kedan mengartikan Teman Akrab
  • Cemana mengartikan Gimana 
  • Cemen mengartikan Tidak Ada Keberanian
  • Kelen mengartikan Kalian
  • Conggok mengartikan Rakus 
  • Getek mengartikan Genit
  • Celit mengartikan Pelit 
  • Angek mengartikan Iri atau Cemburu
  • Angkot mengartikan Angkutan Umum
  • Eskete mengartikan Tidak Berteman Lagi
  • Betumbuk mengartikan Berantem/Berkelahi
  • Koyak mengartikan Sobek
  • Raun-raun mengartikan Keliling
  • Recok mengartikan Ribut
  • Tarok mengartikan Letakkan
  • Palak mengartikan Kesal 
  • Pere mengartikan Libur
  • Mentiko mengartikan Belagu 
  • Hajab mengartikan Hancur

Pengaruh Bahasa Gaul terhadap Eksistensi Bahasa Indonesia 

Pengunaan bahasa gaul dalam berkomunikasi baik dunia nyata dan dunia maya dapat mengakibatkan beberapa dampak yang dapat penulis sampaikan yaitu:

1. Bahaasa gaul dapat mempersulit pengguna nya dalam berkomunikasi dengan orang lain dalam acara formal.

2. Bahasa gaul dapat menyebabkan buruknya penggunaan bahasa indonesia di kalangan remaja yang akan mendatang. 

3. Eksistensi dari bahasa nasional iu sendiri bakal terasing dan bahkan tidak dipakai dalam berkomuniakasi di kalangan mereka.

4. Bahkan resiko tersebut mengakibatakan punahnya Bahasa Indonesia itu sendiri. 

Dengan adanya bahasa gaul akan menyampingkan bahasa nasional kita yakni bahasa indonesia sebagai bahasa pemersatu baik dikalangan anak-anak, remaja bahkan dewasa sehingga akan memperlambat pertumbuhan bahasa indonesia itu sendiri dari semua kalangan di Indonesia.

Untuk mencapai keiingianan pencapaian penggunaan Bahasa Indonesia itu sendiri kita dapat memulai nya baik di lingkungan sekolah, masyarakat dan lingkungan pergaulan kita sendiri dengan menggunakan bahasa indoensia yang baik dan benar sesuai dengan ketentuan penggunaan bahasa di dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia).

Untuk itu kita harus menjunjung tinggi bahasa persatuan kita yaitu Bahasa Indonesia yang sudah kita dengar pada Sumpah Pemuda.

Sekian dan Terima Kasih 

Salam Penulis:

Nama : Desi Sagita Ronauli Sianipar

Npm : 21110018

Universitas HKBP Nommensen Medan 

Sumatera Utara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun