Terapi yang dikembangkan oleh Lawrence (1989) ini menjadi salah satu psikoterapi yang sering diterapkan .Tujuan terapi ini adalah untuk meminimalkan kecemasan,meredakan kecemasan,berfokus pada harga diri,ketrampilan adaptif dan fungsi psikologis dengan memberikan dorongan,pujian serta saran.Pada terapi ini,terapis hanya memberikan tindakan netralitas sebanyak yang dibutuhkan
Luborksy mengembangkan beberapa teknik penerapan terapi kelompok diantaranya:
1) Eksternalisasi perhatian, usaha yang dilakukan terapis untuk mengalihkan perhatian
subjek dari kecemasan;
 2) Bimbingan, terapis memberikan interpretasi fakta sesuai
masalah yang dihadapi subjek;
 3) Manipulasi Lingkungan, usaha penyelesaian masalah
dengan mengubah unsur lingkungan yang tidak memberikan keuntungan;
 4) Persuasi, usaha untuk memberikan keyakinan pada diri subjek (Hana, 2021).
Berdasarkan penelitian terbaru menunjukkan bahwa terapi kelompok suportif memberikan rentang masalah mental menjadi normal yang sebelumnya menunjukkan rentang masalah emosional berada dalam rentang tidak stabil (bonderline).Sehingga, dapat disimpulkan bahwa terapi kelompok suportif memiliki pengaruh signifikan terhadap masalah emosional (Fitri et al., 2022). Dalam penelitian lain juga menunjukkan hubungan yang signifikan, penelitian yang dilakukan untuk meningkatkan harga diri kepada narapidana menunjukkan adanya peningkatan harga diri setelah diberikan terapi kelompok suportif meskipun hasilnya  berbeda setiap subjeknya karena dipengaruhi oleh beberapa faktor lain, seperti pengalaman, usia, dan penilaian diri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H