Selain itu, contoh dari male intitlement adalah honour killing. Honour killing ini sering terjadi di Asia Selatan, negara Timur Tengah, dan ditempat-tempat yang culture partiarkinya masih sangat kental. Honour killing adalah tindakan criminal yang dilakukan terhadap anggota keluarga karena dianggap berlaku tidak pantas secara kultur atau agama, dan dianggap sudah memperlakukan keluarga. Lagi-lagi, perempuan menjadi korban utama berdasarkan data dari United Nations, 5000 perempuan dan anak perempuan menjadi korban honour killings setiap tahunnya.
Mengapa honour killing menjadi contoh utama dari male intitlement?Â
Karena pelakunya hampir semua yaitu laki-laki, entah itu kakak,adik, paman, sepupu, atau bahkan ayah korban itu sendiri. Mereka sebagai laki-laki merasa tidak dihargai oleh perempuan yang menjadi korban tersebut, dan dengan waktu yang bersamaan toxic masculinity mereka merasa berhak untuk mengambil nyawa perempuan tersebut.
Ternyata toxic masculinity itu sangat berbahaya, bahkan walaupun mereka menganggap hal itu sepele tetapi hal itu hingga sampai menyebabkan fenomena yang serius. Yang harus kita lakukan agar tidak terjadi lagi male intitlement yaitu, kita semua harus belajar mengenai kesetaraan gender dan patriarki. Kedua, kita harus tanya pada diri sendiri apa arti maskulin dan feminin untuk diri kita, dalam konteks gender, bukan seks atau alat kelamin. Hal ini juga perlu didukung oleh kita yang berhenti untuk mendorong culture yang merugikan tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H